Chapter 5.2

110 1 0
                                    

Gerakan geladak kapal membuyarkan lamunannya dan guncangan tongkang itu menandakan bahwa kapal berganti arah. Beberapa penumpang mengerumuni sisi kanan kapal. Kapten Boatbug meneriaki anak buahnya dari kemudi kapal; tongkang itu secara perlahan dan susah payah berbelok menuju pantai Temeria, meninggalkan jalurnya dan menyerahkan sisi kanan pada dua kapal yang muncul dari balik kabut. Sang witcher memperhatikan dengan penasaran.

Yang pertama adalah sebuah kapal dagang raksasa dengan tiga tiang yang panjangnya paling tidak seratus dua puluh delapan meter, membawa bendera merah delima dengan lambang elang perak. Di belakangnya, empat puluh dayungnya bekerja keras seirama, meluncurlah kapal niaga yang lebih kecil dan ramping, dihiasi dengan ukiran hitam dan gerigi emas-merah.

'Oooh, benar-benar seperti naga yang besar,' ujar Boatbug, berdiri di samping sang witcher. 'Mereka menimbulkan gelombang yang tak main-main, dengan cara mereka menyusuri sungai.'

'Menarik,' gumam Geralt. 'Kapal dagang yang besar itu berlayar di bawah bendera Redania, tapi yang kecil itu dari Aedirn.'

'Dari Aedirn, itu benar.' Sang kapten membenarkan. 'Dan membawa umbul-umbul Gubernur Hagge. Tapi perhatikan, kedua kapal ini punya rangka yang tajam, dan dalamnya tiga setengah meter. Artinya mereka tak berlayar menuju Hagge – mereka takkan menyeberangi arus dan sungai yang dangkal. Mereka menuju Foam atau Jembatan Putih. Dan lihat, ada kerumunan prajurit di atas geladak. Mereka bukan pedagang. Mereka adalah kapal perang, Geralt.'

'Ada orang penting di atas kapal besar itu. Mereka mendirikan tenda di atasnya.'

'Itu benar, begitulah cara para bangsawan berkelana.' Boatbug mengangguk, mencungkil giginya dengan serpihan kayu yang dikupas dari sisi tongkang. 'Lebih aman melewati sungai. Komando elf berkeliaran di dalam hutan. Tak ada yang tahu pohon yang mana yang akan jadi arah datangnya anak panah. Tapi di atas air, tak ada ketakutan. Elf, seperti kucing, tak menyukai air. Mereka lebih memilih berdiam di semak-semak...'

'Pastilah orang yang penting. Tenda itu mewah.'

'Benar. Mungkin begitu. Siapa tahu, mungkin Raja Vizimir sendiri yang menganugerahi sungai ini dengan kehadirannya? Segala macam orang bepergian dengan cara ini sekarang... dan mumpung kita sedang membicarakan ini, di Foam kau memintaku untuk membuka telingaku seandainya ada orang yang tertarik padamu. Baiklah, orang lemas itu di sana? Kau melihatnya?'

'Jangan menunjuk, Boatbug. Siapa dia?'

'Darimana aku tahu? Tanyalah sendiri, dia mendekat. Lihatlah dia, terhuyung-huyung! Dan airnya datar seperti cermin, semoga wabah menimpanya; jika beriak sedikit saja mungkin dia akan sampai menungging. Dasar sapi.'

Si 'sapi' ini ternyata seorang pria bertubuh pendek yang umurnya tak dapat diperkirakan. Mengenakan jubah wol yang besar dan tak bersih, tersemat bros tembaga. Penitinya hilang, digantikan dengan paku bengkok yang kepalanya diratakan. Pria itu mendekat, berdehem dan memicingkan matanya yang rabun dekat.

'Hmmmm... apakah aku sedang bicara pada Geralt dari Rivia, sang witcher?'

'Benar, sir.'

'Izinkan aku memperkenalkan diri. Aku adalah Linus Pitt, Guru Besar dan Dosen Sejarah Alam di Akademi Oxenfurt.'

'Senang bertemu denganmu.'

'Hmmm.. pernah diceritakan padaku bahwa kau, sir, berada dalam penugasan dari Perusahaan Malatius dan Grock untuk melindungi transportasi ini. Nampaknya dari bahaya serangan monster. Aku ingin tahu "monster"macam apa ini.'

'Aku sendiri ingin tahu.' Sang witcher bersandar pada dinding kapal, memandangi garis gelap dari padang rumput yang dipenuhi rawa-rawa pada pinggiran sungai Temeria yang terselip di dalam kabut. 'Dan aku menyimpulkan bahwa mungkin saja aku disewa hanya untuk berjaga-jaga seandainya terjadi serangan oleh komando Scoia'tael yang dirumorkan berkeliaran di sekitar sini. Ini adalah perjalanan keenamku di antara Foam dan Novigrad dan tak ada aeschna yang menampakkan diri –'

The Witcher Book 3 - Blood of ElvesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang