Chapter 19 - Let it Burn

98 15 8
                                    


.

"When this four spirit are gathered into one, and good and evil are sealed inside the chaos, then it's possible for a sacred jewel to be created," -Izumo/Gyu Oh-  Inuyasha anime eposide #94.

.

BSOF

.

Angin kencang membelai seluruh tubuhnya yang lunglai bagai boneka tak bernyawa, pemandangan sekelilingnya hanyalah bagaikan potret buram saat ia terjun dalam kecepatan tinggi. Kagome memejamkan mata, menanti benturan yang akan menyelesaikan cerita tentangnya di dunia ini. Senyum tipis menghiasi wajahnya, sensasi terjun bebas sama persis seperti perasaan yang dimilikinya untuk Sesshoumaru, terasa bebas, sangat cepat, tak terkendali, dan tak dapat dihentikan oleh apapun kecuali hantaman kenyataan yang menghancurkan dirinya. Saat Kagome tersadar untuk berhenti memberikan hatinya untuk Sesshoumaru disaat itulah ia terlambat.

Melalui mata yang terpejam ia dapat merasakannya, sebentar lagi tulang-tulangnya akan berderak patah, tengkorak kepalanya yang selama ini menjadi bagian yang paling kuat diantara seluruh anggota tubuhnya akhirnya akan hancur pula seperti hatinya. Tubuh bagian belakang Kagome menghantam lebih dulu, tapi bukan tanah melainkan sungai Kiso yang berada tak jauh dari istana Inuyama. Berat air tidak lama menahan beban tubuhnya, dengan cepat Kagome membentur Dasar sungai yang berlumpur.

Lumpur tebal meminimalisasi efek benturan ke tubuhnya, ia tidak terluka seperti yang diharapkannya saat menghantam tanah, tidak ada tulang yang patah dan otak yang berceceran seperti yang ia harapkan. Air dengan cepat menyerbu masuk ke rongga hidung dan mulutnya, sangat menyengat. Kagome muncul ke permukaan air, tak lama mengambang tubuhnya diseret seseorang ke tepi sungai. Kagome terbatuk-batuk hebat karena tersedak air, rongga hidung dan saluran tenggorokannya terasa pedih. Rambut hitam legamnya yang panjang awut-awutan menutupi wajahnya.

"Kagome-sama" pekik seorang wanita yang menolongnya.

Dengan segera beberapa pelayan wanita lain yang secara kebetulan berada di tepi sungai Kiso juga berdatangan untuk menolong Kagome. Susah payah mereka menggotong tubuh lemahnya dari tepi sungai, beberapa kali para wanita itu tersungkur saat mendaki bukit untuk mencapai istana Inuyama. Setelah sampai, mereka membaringkannya di sebuah kamar di lantai bawah. Kimono basah Kagome telah diganti dengan yang baru, lumpur sungai telah dibersihkan dari tubuhnya. Selama dirawat oleh para pelayan wanita yang ada, Kagome tergeletak bagai mati. Hanya gerakan naik turun perlahan dadanya yang dapat menandakan ia masih hidup.

Tenaganya berangsur-angsur pulih dalam hitungan beberapa puluh menit, tapi tidak dengan hatinya. Kagome telah sepenuhnya sadar, tapi ia masih tidak bergerak. Tak lama, Jaken datang bukan untuk menanyakan keadaannya tapi untuk menyerbu Kagome dengan pertanyaan secara beruntun tentang keberadaan tuannya. Karena tidak ada jawaban Jaken berlalu pergi. Kagome menutup erat mata, telinga, dan mulutnya. Ia menolak kembali melihat kenyataan yang kembali dijejalkan dengan paksa untuknya akibat kata-kata Jaken, tapi tangannya yang tanpa sadar bergerak ke atas perutnya mengkhianati dirinya.

Untuk beberapa lama tangan Kagome bersemayam disana, air mata mengalir dari kedua sudut matanya yang terpejam, betapa ia merindukan tangan besar hangat yang tadi pagi menyentuh perutnya. Kagome merindukannya, Sesshoumaru. Ia merindukan satu-satunya Dai youkai penguasa wilayah, pasangannya, yang ternyata adalah kakaknya, dan Sesshoumaru juga salah satu pembunuh ibunya. Anak yang dikandungnya saat ini adalah anak dari orang yang sangat dicintai sekaligus dibenci olehnya. Getir itu sungguh tak terperi.

Black String of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang