Carmel's Daily (1)

9.6K 87 3
                                    

Melalui hari-hari terakhir di kantor memang cukup melelahkan bagi Carmel tapi ia tetap harus menyelesaikan tanggung jawabnya. Saat ini Carmel masih sibuk dengan laptopnya untuk menyelesaikan seleksi program Management Training untuk kandidat freshgraduate IT yang diselenggarakan oleh perusahaannya. Sehingga ia masih sibuk memilih-milih kandidat yang mana yang akan ia hubungi besok pagi untuk mengikuti serangkaian tes yang akan diberikan. Sejauh ini sudah ada sekitar 15 kandidat yang lolos seleksi dan ia hanya perlu mencari 5 kandidat lagi sebelum akhirnya program tersebut akan dijalankan di minggu depan, tepat dua minggu sebelum hari terakhirnya bekerja.

"Lu belom balik Li?" tanya Dara yang sudah siap untuk pulang, waktu jam kerja memang sudah selesai sejak 5 jam lalu. Sejak menjadi anak magang sudah menjadi hal yang biasa jika ia pulang malam, bahkan Carmel pernah baru meninggalkan kantor ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam, tentu saja ia mendapatkan teguran dari Dave karena ia melewatkan jam malamnya, begitupula malam ini, ia baru tenang lembur ketika Dave sudah memberikannya ijin.

"Dikit lagi nih, gue masih bikin offering letter buat kandidat yang lolos karena mereka akan join minggu depan dan gue masih kurang lima kandidat lagi." jawab Carmel dengan suara yang lelah.

"Mau gue temenin gak?" tanya Dara dan duduk di sebelah Carmel. Tanpa menjawab pertanyaannya Carmel tahu bahwa Dara akan menemaninya. Carmel hanya menganggung menanggapi tawaran Dara yang memang tidak mungkin ia tolak, ia senang jika ada yang menemani setidaknya ia tahu bahwa ia tidak akan sendirian di kantor.

"Tumben udah balik Dar. Mas Farhan udah balik?" tanya Carmel yang masih fokus dengan laptopnya.

"Mas Farhan mah kalau bisa gak pulang gak bakalan pulang dia Li." jawab Dara santai, seisi timnya tahu bahwa Mas Farhan memang punya dedikasi tinggi bahkan tidak jarang Dara dan Carmel mendapat email dari Mas Farhan bahkan ketika waktu menunjukkan pukul satu dini hari. Aku hanya tertawa mendengar jawaban Dara sambil tetap fokus dengan segala kerjaanku yang memang harus ku selesaikan malam ini.

Bekerja di divisi people development atau yang lebih dikenal sebagai HRD memang sulit, banyak hal yang harus diselesaikan dengan cepat namun selalu tertunda karena meeting sana sini dengan atasan, tim, maupun user. Bagi Carmel dan Dara pulang tepat waktu adalah sebuah keajaiban karena hal tersebut jarang terjadi.

Setelah tiga puluh menit berkutat dengan berkas-berkas untuk melakukan offering, Carmel membuka catatannya dan menuliskan nama-nama kandidat yang akan ia hubungi besok pagi. Tidak butuh waktu lama untuk melakukannya, setelah itu ia menuliskan reminder disebuah postit dan menempelkannya di mejanya, hal ini ia lakukan agar ketika ia tiba di kantor ia tahu apa yang harus ia lakukan pertama kali.

"Yuk balik." ajak Carmel setelah selesai dengan barang-barang dan menyimpat laptopnya. Dara menyimpan ponselnya yang sedari tadi ia gunakan untuk menghabiskan waktu sambil menunggu Carmel selesai. Keduanya meninggalkan ruangan dan menuju ke lobi kantor.

"Makan malem dulu gak Li?" tanya Dara setelah mereka keluar dari lift. Carmel melihat jam tangannya sebelum memutuskan apakah ia masih bisa untuk makan malam dengan Dara atau tidak.

"Gue makan di apart aja deh Dar, udah malem." jawab Carmel kemudian, alasan sesungguhnya adalah kalau ia makan malam ia akan melewatkan jam yang sudah disepakati oleh Dave, setengah jam lagi sudah jam 10 malam dan Dave hanya memberikan waktu sampai jam 10 untuk Carmel sampai di apartemennya.

Dara menyetujui kemauan Carmel karena ia juga harus segera pulang mengingat sudah hampir jam 10 malam, mereka berdua meninggalkan lobi kantor setelah masing-masing memesan transportasi online yang akan mengatar keduanya pulang ke tujuan masing-masing.

***

Hi, dad. Aku sudah di apart.

Aku akan bebersih dulu, dan akan away from phone.

Carmel mengirimkan pesan kepada Dave setelah mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Tidak menunggu balasan Dave ia kembali beranjak dari duduknya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tidak butuh waktu lama untuk Carmel membersihkan diri, ia hanya butuh 15 menit karena enggan berlama-lama di kamar mandi kalau sudah malam. Carmel mengecek ponselnya dengan masih berbalut handuk. Ada satu pesan dari Dave.

Still naked. Hubungi aku ketika sudah selesai.

Carmel melepaskan handuk yang melekat pada tubuhnya dan meletakkannya di tempatnya.

Aku sudah selesai, dad.

Balas Carmel ketika tubuhnya sudah tidak terbalut apapun. Tidak sampai semenit ponselnya bergetar menandakan panggilan video masuk. Carmel menekan tombol hijau untuk menerima panggilan tersebu.

"Hi, baby." sapa Dave ketika Carmel sudah terlihat di layar ponselnya dengan tubuh polos.

"Hi, dad." balas Carmel dengan senyum termanisnya, walaupun lelah sudah menjadi kesepakatan bahwa Carmel akan menuruti keinginan Dave, bahkan jika Dave memintanya untuk datang.

"Dengar, aku tahu kau lelah, baby. Jadi ini tidak akan lama dan kau bisa langsung istirahat. Aku mau kau menyiapkan collar dan nipple clampsmu." mendengar hal tersebut Carmel meletakkan ponselnya dengan posisi yang dapat dilihat oleh Dave, ia mengambil kunci yang ada di tasnya dan berjalan menuju lemari di samping tempat tidurnya. Mengambil semua yang disebutkan Dave tadi.

Carmel kembali menuju meja dimana ponselnya ia letakan dan menunjukkan semua tools yang sudah ia ambil dari lemarin kepada Dave.

"This is your task tonight. Still naked, put your collar on your neck and nipple clamps on your nipple." ujar Dave memberikan perintahnya. Carmel melakukan semua yang diperintahkan kepadanya. Ia memasangkan collar polos berwarna hitam di lehernya dan merangsang sedikit nipplenya sebelum memasangkan nipple clamps yang sudah ia siapkan. Terdengar sedikit desahan karena Carmel menahan stimulus yang diberikan oleh nipple clamps yang menjepit putingnya tersebut. Dave hanya sedikit memunculkan smirknya melihat reaksi Carmel.

"Good girl." puji Dave ketika Carmel selesai melakukan tugasnya. "Kau akan tidur seperti ini. Don't touch yourself!" tambah Dave lagi. Dave sangat tahu bahwa Carmel sudah sangat ingin menyentuh dirinya sendiri memainkan payudaranya yang sudah terjepit dan sedikit memainkan clitnya, namun semua keinginan Carmel harus diurungkan karena ia tidak mau berada dalam masalah mengingat bongkahan pantatnya masih nyeri karena hukumannya kemarin.

"Yes, daddy." jawab Carmel

"Aku akan mematikan teleponnya dan kau harus tidur setelah sambungan teleponnya terputus." mendengar hal tersebut Carmel berjalan menuju tempat tidurnya dan merebahkan dirinya. Setelah memastikan Carmel akan beristirahat dan memberikan sedikit rangsangan melalui sambungan telepon Dave memutuskan untuk menyudahinya.

"Good night, baby. Sleep well." sebelum Carmel sempar membalas sambungan teleponnya sudah terputus. Carmel mencari kabel charger disamping tempat tidur dan mengisi baterai ponselnya lalu meletakkannya di meja samping tempat tidurnya.

Carmel berusaha mati-matian untuk menahan keinginannya menyentuh dirinya sendiri, rasa nyeri pada nipplenya mulai terasa dan semakin menaikkan gairahnya namun dengan segala cara Carmel menahan hasratnya dan memejamkan mata berusaha untuk tertidur.

Hal seperti ini sering dilakukan oleh Dave,namun biasanya ia akan membiarkan Carmel menuntaskan hasratnya walaupun hanyamelalui telepon. Malam ini cukup sulit bagi Carmel untuk dapat terlelap.Berulang kali ia mencari posisi terenak agar segera terlelap dan membiasakan dirinya.Sesekali ia menyentuh payudaranya memberikan sedikit sentuhan lembut agarmengurangi rasa nyerinya, sampai matanya lelah dan akhirnya ia tertidur.

--------------------------------------------------------------------------

Hai all my friends,

Really sorry for late update, aku masih menyusun draft dulu nih untuk part-part berikut nya,

Semoga setelah semua kesibukan ini selesai, aku bisa rutin update lagi yaaa.

terima kasih untuk semua yang sudah selalu menunggu setiap Partnya

Love,

Vie 

TO(GET)HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang