32. -||PCADA||-

247 22 0
                                    

"Ayra..."

"Ayraa...."

Tunggu! Suara itu. Suara itu berhasil membuat Ayra terbangun dari tidurnya. Suara itu tidaklah asing. Ayra yang terkejut karena ada yang memanggil namanya ia langsung beranjak dari sofa kemudian cuci muka sebentar agar penglihatannya tidak buram.

Selepas keluar dari kamar mandi, betapa terkejutnya Ayra melihat Akhtar yang sedang duduk di tempat tidur.

"Mas?"

"Kamu habis darimana?"

"Toilet,"

Perlahan Ayra berjalan mendekati Akhtar. Kemudian duduk tepat dihadapan suaminya, mulai dari mata, hidung, bibir, dan semuanya yang ada ditubuh Akhtar Ayra teliti satu persatu. Tidak ada yang berubah. Batinnya.

"Hey, sayang?"

"Ah iya mas kenapa?"

"Kok ngelamun sih? Dan ini aku dimana Ay?"

"Mas nggak ingat?"

"Ingat apa?"

Bom.

Untung saja Akhtar tidak lupa akan dirinya dan keluarganya. Ayra yang terkejut bisa apa? Ia hanya terdiam sembari menatap lekat suaminya.

Ayra yang sudah berniat menceritakan semua kejadian yang dialami oleh Akhtar, namun saat itu juga ia ingat pesan dokter yang selama ini merawat dan mengontrol Akhtar. Akhtar tidak boleh berpikir terlalu keras, itu akan menyebabkan kepala sakit luar biasa.

"Ini di rumah sakit. Mas kemarin pingsan karena kelelahan,"

"Tapi kenapa aku merasa, aku tertidur sangat lama?"

Ayra tersenyum. Ia terpaksa membohongi Akhtar saat ini tetapi ketika nanti kondisi Akhtar sudah benar-benar pulih ia akan menceritakan semuanya. "Itu hanya perasaan mas saja. Ya sudah karena mas sudah sadar, aku panggil dokter dulu ya?"

"Iya sayang," jawab Akhtar disusul oleh anggukan kepalanya. 

Lalu Ayra pun keluar dengan penuh senyuman. Ia berjalan menuju ruangan dokter yang biasa menangani Akhtar, walaupun sebelumnya Ayra sudah mengetahui Akhtar sudah sadar tetapi tidak afdol rasanya kalau Akhtar tidak diperiksa kembali kondisinya.

Kali ini ia tidak boleh jalan tergesa-gesa. Perlahan tapi pasti! Dari kejauhan ruangan dokter itu sudah terlihat, namun sepertinya ada orang yang memasuki ruangannya. Ah, mungkin itu keluarga dari pasien lain yang berurusan dengan dokter itu. Kemudian Ayra memelankan kembali langkahnya agar tidak terlalu cepat sampai ke ruangannya.

Walaupun berjalan sudah sangat pelan, tetap saja ia cepat sampai. Lihat lah Ayra sudah berdiri tepat didepan pintu ruangannya. Tetapi ada yang aneh, dokter itu berbincang dengan seseorang yang misterius. Ia memakai hoodie hitam, masker hitam, dan kacamata hitam. Ayra yakin kalau itu seorang laki-laki, wajahnya tidak terlihat sama sekali. Penampilannya yang serba hitam membuat Ayra sedikit curiga. Gerak-geriknya pun agak aneh.

Ketika Ayra mengalihkan pandangannya kearah lain, laki-laki itu sudah tidak ada di ruangan dokter itu. Cepat sekali pergerakannya. Seperti ninja penyusup. Alih-alih teringat tujuannya datang kesini, ia langsung menepis pikiran yang buruk tentang laki-laki tadi dan langsung masuk kedalam ruangan itu.

Sedikit ada perbincangan diantara mereka didalam sana, mungkin mereka membicarakan tentang Akhtar. Biarlah mereka saja yang tau.

Sudah sekitar 15 menit Ayra tidak kunjung kembali, walaupun Akhtar hanya terbaring ditempat tidur ia juga sangat khawatir. Akhtar takut kalau Ayra diculik lagi seperti kejadian yang lalu sebelum mereka melangsungkan pernikahan.

Perjalanan Cinta Akhtar dan Ayra (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang