SC 01 - Labil

1.4K 125 11
                                    

Selamat membaca ^_^

Pernikahan Lee Donghyuck dan Jehan sudah memasuki bulan ketiga. Sudah satu bulan ini pula Haechan berada di Korea.

Selama Haechan di Korea, Alea seolah memanfaatkan kesempatan. Setiap akhir pekan ia mengajak Jehan keluar. Katanya "Kalau ada laki lu gue gak enak ngajaknya, jadi mumpung gak ada laki lu ayo kita main sepuasnya." Selama itu bukan hal yang aneh, Jehan menurut saja.

Hari ini, mereka sedang berjalan-jalan di salah satu mall tak jauh dari rumah Jehan. Tidak ada kegiatan khusus, mereka hanya berkeliling mall sambil melihat-lihat. Masuk ke satu toko, melihat-lihat tanpa membeli, lalu keluar. Masuk ke toko yang lain dan melakukan hal yang sama.

"Je, gue pingin sashimi deh." ujar Alea saat melihat restoran khas makanan Jepang.

Jehan menoleh ke arah yang ditunjuk Alea, lalu mengangguk dengan ragu. Alea menarik tangan Jehan dengan sumringah.

Jehan menahan tangan Alea saat jarak mereka dari pintu restoran sekitar satu meter lagi. Alea menoleh, menatap Jehan bingung.

"Le, amis." ujar Jehan dengan wajah pucat.

"Amis? Biasa lo nelen sushi aja gak bilang amis, lah ini belum masuk aja udah bilang amis." Alea heran. "Gak usah ngerjain gue lo."

"Le, sumpah! Amis." Jehan menarik Alea menjauh dari restoran tersebut.

"Je, seriusan??" tatapan Alea berubah khawatir pada Jehan.

Jehan mengangguk. "Mual Le..."

"Mual? Jangan muntah di sini! Aduh, toilet dimana sih toilet? Ini kita di mana sih?!" Alea malah panik.

Jehan menatap sahabatnya malas. "Itu depan lo belok kiri." lirih Jehan sambil menahan mual.

"Oh iya, sorry lupa." Alea lalu menuntun Jehan ke toilet.

Jehan berusaha mengeluarkan isi perutnya, tapi nihil.

"Le, hidung gue amis. Amisnya nempel." Jehan mulai meneteskan air mata.

"Hah? Nih aromatheraphy." Alea menyodorkan minyak aromatheraphy dengan aroma bubble gum yang selalu ia bawa di tasnya.

Jehan menghirupnya, tapi ia justru merasa semakin mual dengan baunya. Jehan kembali muntah-muntah, tapi tetap tidak ada yang keluar.

"Aduh gimana ni??" Alea kembali panik, ia lalu mendapat ide untuk menelepon Wanda. "Gak diangkat lagi! Yaudah Je, kita ke rumah sakitnya Wanda ya."

Jehan tidak menjawab, tubuhnya sudah lemas, ia membiarkan Alea membawanya keluar dari mall.

Mereka menuju rumah sakit tempat Wanda bekerja menggunakan taksi. Sepanjang perjalanan Alea terus mencoba menghubungi Wanda.

"Lama banget si angkatnya!!" seru Alea begitu panggilan tersambung.

"Ada pasien Le, hp gue di tas."

"Terus sekarang?"

"Udah abis jam praktek gue. Kenapa si?"

"Ini, Jeje mual-mual dari tadi tapi pas dimuntahin gak keluar apa-apa."

"Lo dimana sekarang?"

"Otw rumah sakit lo. Bentar lagi nyampe."

"Keadaan Jeje gimana, parah gak?"

"Enggak sih, cuma dia merem aja dari tadi nahan mual."

"Yaudah. Gue ke lobby sekarang, kalian turun situ aja."

[1] So I Married My Idol ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang