"Oh.. (Name)ku, sang malaikat yang tidak pernah berhenti bersinar didalam hatiku ini~. Apakah engkau sudah sarapan atau belum, sayang?"
Seorang pria yang rambutnya dikuncir dan berwarna hitam pekat itu menciptakan sebuah senyuman mematikan yang dapat melelehkan hati para kaum hawa, dan dengan menggunakan ketampanannya. Oh, jangan lupakan juga kedipan mata nakalnya tersebut.
Semua wanita mungkin saja banyak yang meminta perhatian darinya, namun tidak untuk (Name).
"Apa yang kau lakukan, Hiro? Ini masih pagi jadi jangan membuatku dan (Name) merasa jijik melihatmu!" Bukan (Name) yang menjawab, namun teman wanita kerjanya yang mewakili perasaannya.
Hiro yang merasa kesal karena tidak mengharapkan jawaban dari Hiyori, terlebih lagi dirinya merasa tersakiti akan perkataan dari wanita tersebut yang tak lain adalah sepupunya sendiri. Hiyori merupakan sahabat serta teman sepekerja (Name) dari awal mereka masuk begitupula dengan Hiro.
"Hiraukan saja dia, Hiyori. Kalau perlu kita laporkan ke Ketua, bahwa dia selalu menganggur dan proposal yang dia buat belum selesai sampai sekarang." Celetuk (Name) yang tak luput dari pekerjaan mengetiknya. Hiro memelototinya hendak membalas ucapan (Name) sebelum Hiyori akhirnya memotongnya kembali.
"Aku tidak—!"
"Bla, bla, bla... memang itu kenyataannya." Hiyori menyeringai sembari memiringkan kepalanya. Gadis itu bergegas mengambil telepon yang ada di meja, menekan beberapa nomer berniat untuk menghubungi atasannya.
Dengan cepat Hiro menghentikan kegiatannya, memaksa Hiyori untuk menutup telepon tersebut semata-mata guna menyelamatkan hidupnya. Mata yang seperti anak anjing, dan bibir yang sengaja dimanyunkan pun membujuk keduanya.
"Akan kutraktir kalian sepulang kerja—hikss..."
Hiyori dan (Name) melirik satu sama lain seraya menyeringai puas. Nice pass!
***
"Minumlah sepuasnya, bersulang untuk aku yang akan mendapatkan penghargaan atas proposal bisnis kita—Yuhuuu!!"
Pandangan semua orang yang berada di kedai ayam goreng menuju pada mereka bertiga. Akibat teriakan yang dilakukan oleh Hiro membuat aktivitas mereka sedikit terganggu, sepuluh gelas bir sudah mereka habiskan, berakhir dengan Hiro yang sudah mabuk karena terlalu banyak minum dibanding (Name) dan Hiyori. (Name) mencoba meminta maaf kepada para pengunjung lain, berusaha untuk tidak menghiraukan mereka.
Sedangkan Hiyori yang duduk disamping Hiro, membungkam mulutnya dengan paksa seraya menatap tajam pria tersebut. "Aihh, berisik bodoh! Sudah cukup! Jangan meminum lagi. Kau sudah mabuk, Hiro!" Jengkel Hiyori, lalu terkejut ketika Hiro berhasil melepas bungkaman tangan di mulutnya.
"Ayolah, Hiyori~ Biarkan mereka tahu, kalau aku ini sang juara. HOI KALIAN SEMUA, AKU INI ADALAH SANG JUARA, HAHA—ARGHH!"
Hiyori yang terlalu gemas melihat Hiro yang tiba-tiba saja berdiri dan berteriak pun akhirnya menarik pria tersebut dan membenturkan kepala Hiro ke meja tanpa merasa bersalah. (Name) saja sampai terkejut melihat tindakan sahabatnya yang terbilang kejam itu, tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sakit yang timbul jika saja Hiro tidak mabuk. Poor Hiro.
"Kau gila, Hiyori! Aww—" Ringis Hiro.
Dengan cuek, Hiyori meminum bir nya kembali. "Biarin, bikin malu saja."
(Name) terkekeh asal kemudian menatap Hiro dengan cemas. "Kau tidak apa-apa?" Tanyanya yang sedikit peduli dengan keadaan temannya. Hiro mengelus jidatnya yang tadi terbentur seraya menatap binar kearah (Name). "Kau mengkhawatirkanku, (Name)?!"
"Tidak jadi. Syukurlah, kau baik-baik saja." Gadis itu memutarkan bola matanya jengah dan kembali memakan ayam goreng yang sudah mereka pesan. "Kau jahat sekali~" Rengek Hiro mencoba memeluk (Name).
"Berulah, ku tampol lagi nih!" Hiyori mengepalkan tangannya di depan wajah Hiro yang seketika bergidik ngeri.
Suara hujan yang tiba-tiba mengguyur daerah mereka, sejenak menjadi pusat perhatian (Name). Gadis itu menatap dalam kearah luar, tidak lagi memerdulikan kedua temannya yang saling mengadu mulut satu sama lain. Ponselnya berdering menandakan notifikasi masuk, dilihatnya notifikasi yang ada di layar ponselnya, seketika membuat matanya pun berbinar.
"Lucifer!"
Hiro dan Hiyori berhenti sesaat mendengar gumaman keras dari (Name). Keduanya menoleh dan terlihat gadis itu yang sudah sibuk bermain game dari balik ponselnya. "Wah, mulai lagi dia dengan otome gamenya." Helaan nafas sebal keluar dari mulut keduanya.
"Oh iya, kalian sudah tahu, belum? Hik! Gosip yang sekarang sedang dibicarakan oleh pegawai-pegawai lain?" Hiro memecahkan keheningan, walaupun sebenarnya dia berkata pun seraya mabuk. Hiyori hanya menggeleng tak peduli.
"Uhh.. kau benar-benar tidak tahu? Kau memang kudet, Hiyori~ Hik!" Hiro tertawa sembari cegukan yang diakhiri dengan pukulan diperutnya.
"Kubuat pingsan saja kali ya, (Name)?"
"Hmm? Terserah, tapi aku tidak mau mengangkutnya nanti." (Name) mematikan ponselnya lalu kembali menatap Hiro, entah mengapa ia sedikit penasaran pada gosip yang dikatakannya barusan. "Memang gosip apa, Hiro?" Tanyanya.
Hiro menggoyangkan jari telunjuknya di depan wajah (Name) yang memasang wajah masam, pria itu mencoba menipiskan kesabarannya ternyata. "Sstt...! Hik! Mereka bilang kalau CEO tua bangka itu rupanya memiliki 7 cucu berkelamin jantan–" Hiyori memotongnya dengan santai, "Berisik! Semua orang juga tahu kalau Pak Kim mempunyai banyak cucu laki-laki. Kau yang ketinggalan jaman!" Mulutnya sembari mengunyah ayam goreng yang ada di tangannya.
"Tunggu. Aku baru tahu Pak Kim punya cucu sebanyak itu?" Pertanyaan polos (Name) membuat Hiyori memiringkan kepalanya, menatapnya tak percaya. "Heee? Serius? Kau, ternyata lebih gila dari dia, (Name)."
Tawaan keras kembali terdengar dari Hiro yang masih mabuk, gelas beer yang berada di tangannya hampir jatuh jika saja (Name) tidak cepat mengambilnya. Pria itu mendadak mendekat ke (Name) dengan mencondongkan tubuhnya sehingga wajahnya berada dalam jarak dekat pada wajah gadis tersebut. Ia menyeringai. Kalau tidak ingat teman, ingin rasanya (Name) menyemburkan beer itu ke wajahnya.
"Mereka itu sedang tinggal di luar negeri, konon mereka lah yang nantinya akan mengganti Pak Kim. Dengar-dengar juga katanya mereka tampan semua lho, (Name). Tapi tidak setampan diriku yang berwajah rupawan ini, sih." Bisiknya yang membuat (Name) geli sendiri. Gadis itu meralat sedikit, "Rupa Wanita, lebih tepatnya." Dengusnya.
"Betul! Hik! Sangat betul, sayang!"
"Dasar gila." Hiyori dan (Name) bersweatdrop.
Ketika ingin mengambil sepotong ayam goreng kembali, Hiyori tak sengaja melihat beberapa gelas beer yang sudah kosong tak bersisa tepat didepan (Name), sampai ia pun menyadari bahwa temannya itu akhirnya mulai mengalami gejala-gejala melayang seperti teman satunya–Hiro. Ini tidak bagus, aku tidak mau mengangkut dua gajah ini, Hiyori mengeryit tajam.
"(Name)."
(Name) berdeham bersamaan dengan matanya yang mulai juling. Sedangkan Hiro? Pria itu terkulai lemas di meja dan matanya pun tertutup. Dia tidur, dong!
"Kau sudah menghabiskan 8 gelas, bodoh. Berhenti minum lagi!" Seakan tidak menganggap kehadiran sahabatnya, (Name) justru mengambil lagi gelasnya yang masih isi setengah dan kembali meneguknya cepat. "Hoho...! Tenang saja, Hiyori. Aku ini kuat minum. Jadi, kau tidak perlu khawatir. Ah! Lucifer kesayangan aku~!"
B R U K!
"(Name)?! Err? Dasar bocah ini samanya saja."
Hiyori menggelengkan kepala merasa kesal melihat kelakuan kedua teman yang sungguh menyusahkannya kali ini. Dia melanjutkan makannya kembali mencoba tidak memperdulikan gadis yang tertidur pulas sembari tersenyum tenang akibat mabuk yang sudah menguasainya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie [Obey Me! x Reader]
FanficKetika sedang bermain otome game favoritnya, (Name) merasa tiba-tiba saja ia mengantuk dan tanpa sadar dirinya tertidur dengan game yang ia mainkan itu masih menyala. Betapa terkejutnya, saat terbangun (Name) bertemu dengan tokoh favorit dari otome...