Potret Anin saat ini setelah seseorang menelpon nya.
"halo, yeoboseo? Pabbo?" Ucap seseorang di sebrang sana"Apa maksud lo ngatain gue goblok?" Jawab Anin yang sibuk makan keripik.
"Oh engga kok Lo salah denger"
"Kenapa Lo nelpon?" Tanya Anin to the point.
"Kimia Lo udah belom beb? Bagi dong"
"Enak banget Lo ngomong gitu" ucap Anin .
Susah payah Anin nyontek ke Mamas Dateng pula satu kampret gatau diri.
"Gue bayarin shopee Lo deh" tawar nya.
Kurang mempan bos haha.
"Ga"
"Ehm gue bayarin duit kas Lo deh"
Wah Mayan nih.
"Em gimana ya, yaudah deh" putusnya.
"Yaudah kalo gitu buruan jepret terus Lo send oke bye tengkyu muachh"
Tutt tutt
Panggilan terputus sepihak.
Lumayan kan shoope dibayarin duit kas dibayarin itulah gunanya disekolahkan yakni menjadi anak yang pintar, pintar memanfaatkan situasi maksudnya.
Anin memandang baju kaos putih bergambar bumi yang kelompok nya buat beberapa hari yang lalu, baju mereka hampir tertolak oleh guru karena warna nya yang tidak jelas.
Ceritanya gini.
Flashback
"Bu Siti Dateng ga ya, sampe dia ga Dateng gue bakal bolos" ucap Anin pada temen teman kelompoknya yang sedang menunggu clara datang.
"Hmm tapi enak juga kalo dia ga Dateng kan kita jadi happy iya ga li?" Tanya citra pada Ali.
"Iyain deh disuruh nyatet mampus Lo" jawab Ali.
Terlihat dari pintu kelas clara berdiri memegang paper bag yang sepertinya berisi baju yang dibuat kemarin, clara diam sejenak lalu berjalan menuju tempat Anin dan yang lain.
"Lama banget Lo Dateng, hampir telat nih" ucap Anin karena waktu sudah menunjukkan pukul 07.10 wib.
"Maaf ya guys baju yang kita buat kemaren warnanya luntur" ucap Clara.
"HAH?" Ucap Anin dan yang lain serentak.
"Luntur gimana?" Tanya Udin.
Clara mengeluarkan baju dari dalam paper bag yang ia bawa melebarkan baju itu diatas meja.
Warna baju nya benar benar luntur dari percampuran hijau biru dan hitam semua nya luntur menyisakan warna dasar yang malu malu.
"Kok bisa gini?" Tanya Ali.
"Kemaren waktu ini gue bawa pulang gue taro di kasur kamar gue, emak gue ngeliat terus dicuci sama dia waktu gue lagi keluar" ucap Clara.
bukan cuma Anin yang syok yang lain juga, cat air sudah habis kuas sudah hilang bell sudah berbunyi hanya tuhan yang bisa membantu, hiks.
Akhirnya karena kelompok lain masih ada yang belum selesai dan masih membawa cat air kelompok Anin akhirnya mengemis meminta sisa sisa cat yang masih ada yaa walaupun terlihat seperti malak sih.
"Ratu cepet kasih gue warna ijo kalo ga gue laporin wali kelas kalo Lo korupsi uang kas" ancam Ali pada ratu si bendahara kelas.
"Cika bagi warna biru nanti gue kasih nomor Galang" bujuk Udin.
"Bener ya?" Tanya Cika yang langsung di iyakan oleh Udin, yang jelas jelas saja Udin kang PHP.
Lalu Udin pergi menuju tempat lain kepergian Udin digantikan oleh Galang.
"Cika bagi warna item dong" ucap Galang, Galang tau kalau Cika naksir secara Galang ini lumayan ganteng dan kepedean.
"Hmm gimana ya lang" jawab Cika tak enak karena di plototi oleh teman sekelompok nya.
"Nanti gue ajarin soal geografi, kita belajar bareng" ya dan benar saja tawaran itu langsung disetujui oleh Cika jangan tanyakan bagaimana respon teman sekelompok nya ya.
Anin yang kini berdiri didepan tepatnya disamping meja guru memasukan salah satu tangannya ke kantong rok nya lalu tersenyum bangga sambil memperlihatkan kuas ditangannya.
Waktu tidak tersisa banyak guru masih belum masuk kelas padahal sudah waktunya tapi tak apa ini sebuah Rezeki bagi Anin dan kelompok nya.
Mereka mulai menimpa warna yang telah luntur dengan warna yang mereka minta tadi, terlihat tidak cocok warna nya karena sedikit berbeda warna hijau dan biru yang mereka pakai saat melukis di awal terlihat lebih soft sedangkan yang mereka dapat warnanya benar benar powerfull Alias nge jrengg kerjaan mereka yang cari warna itu memang tidak pernah benar.
"Udah deh gapapa ga masuk juga warna nya yang penting ada warna" ucap tiara.
Setelah selesai mereka menjemur baju itu diluar dan mulai melanjutkan kelasnya sesaat setelah guru datang.
Tapi na'as usaha mereka harus dibayar oleh ocehan guru nya.
"Ini apa sih kok kaya kain lap?" Tanya Bu Siti.
"Astaghfirullah Bu berdosa banget mulutnya" ucap citra.
Yang lain hanya tertawa memang sejak pagi mereka selalu mentertawakan hasil karya mereka yang berantakan.
Tapi karena prinsip 'yang penting pede yekan' sudah mendarah daging jadi ya mereka santai santai saja.
"Gapapa deh pas KKM yang penting dapet nilai yekan" ucap Anin bangga lalu disetujui dengan anggukan teman teman nya.
To be continue
Buset part ini absurd banget😭
Tapi gapapa haha.
See u in next chap;)
KAMU SEDANG MEMBACA
strict parents
Teen FictionBanyak typo, harap bijak dalam membaca. "Yang mau mati bareng gue,buruan share lock!!"- anindya