Luna ~ 63

313 11 0
                                    

Jam 4 pagi, dimana semua orang masih terlelap dikasur, tapi tidak di kediaman Luna. Mereka sudah sibuk prepare untuk pergi ke Malang. Padahal kemarin mereka sudah menyiapkan segalanya. Tapi karena mereka ingin memastikan lagi, jadilah mereka membongkar ulang kopernya lalu memasukkan sambil menceklis satu persatu list dalam buku.

Bahkan semalaman Luna, Dita dan Fitri tidak tidur. Kalau bang Dean tidak perlu ditanya. Dia orangnya paling gampang tidur. Baringan di sofa dalam itungan detik udah terlelap.

"Udah semua guyss, akhh gue gak sabar." pekik Dita sambil lompat-lompat kegirangan diatas kasur.

"Ditt diemm. Elo mah heboh banget. Kayak gapernah naik pesawat." ujar Luna kesal melihat tingkah Dita.

Fitri mengangguk setuju. "Tau tuh, heboh gak liat jam. Udah tau masi pada molor."

Dita terkekeh pelan, lalu turun dari atas kasur dan menghampiri dua sahabatnya. "Sorry guys, gue seneng banget bisa kesana. Gue dah sering minta sama nyokap bokap mau kesana, tapi wacana mulu. Sebel gue."

"Emang apa enaknya disana? Perasaan bagusan disini dah." tanya Fitri penasaran. Satu tangannya meraba-raba ke arah kanan, mencari sesuatu. Tapi tidak ada. Fitri celingak-celinguk mencari benda itu, tetap tidak nampak.

"Lah perasaan kue nya disini, lari kemana tuh kue?"

Luna menggerakkan kepalanya ke arah meja belajarnya. "Gue letak disitu. Ntar kena baju jd bersemut."

Fitri ber oh ria, lalu bangkit berdiri dan berjalan ke meja belajar Luna. Duduk anteng sambil menikmati beberapa potong kue ulang tahun Luna dari Viko.

"Lah, masi ada ya? Gue pikir itu kue udah abis." ujar Dita.

Fitri menggelengkan kepalanya. "Kemarin gue cicip kue dari Ferdo. Enak banget loh, jadi sayang kalau habis. Mana hiasan nya cantik bat. Estetik."

Dita mendengus kesal, sahabatnya yabg satu ini terlalu tergila-gila dengan makanan jadi sedikit geser.

"Elo ga eneg apa makan mulu?"

Fitri menggelengkan kepalanya. Satu persatu tangannya masuk kedalam mulutnya, lalu menjilat sisa margarin yang masih lengket di sela-sela jarinya.

Melihat sahabatnya itu membuat Dita geli. Se enak apapun makanan yang dia makan, tak pernah sampai jilat tangan. Walaupun dirumahnya sendiri.

"Gue aja udah eneg liat lo makan."

"Ya elah Dit, lo mah gak makan makanya gak tau rasanya gimana."

Dita berdecih pelan. Ogah banget dia makan kue dari Viko, ewh!

"Ga napsu gue."

"Yowes. Yang penting gue happy."

Merasa kenyang, Fitri langsung menutup kue itu, lalu ke dapur mencuci tangan. Kembali lagi ke kamar melanjutkan beres-beres.

Terdengar suara tertawa pelan Luna memecah keheningan. Sontak Dita dan Fitri menoleh ke arah Luna dengan tatapan bingung dan penasaran.

Luna terus tertawa sampai tak sadar kalau kedua sahabatnya mendekatinya, mengintip isi chat di hpnya.

Cowo nyebelin

Gue ngerajuk nih.

Lun

Ah lo ga asik

Lo kemana haa?

Ah elah

Lun

P

Ap?

Dih, cuek!

Ck!

Apa sih Ferdo

Bawel eh!

Bodo.

Gw ngmbk

Yowes

Sialan! Bujuk kek

Ah lo ga asik

Kek cewe aja lo ah.

L

una merasa seperti ada sesuatu disampingnya, dan ternyata benar. Luna mendongak kan kepalanya, melihat kedua sahabatnya sudah ada didekatnya.

Gadis itu langsung mematikan layar hp nya, menatap tajam ke arah dua sahabatnya.

"Ngintip ya?"

Kedua sahabatnya menganggukkan kepalanya.

Luna berdecak kesal. Merentangkan kedua tangannya, mendorong kedua sahabatnya menjauh.

Kedua sahabatnya mendengus kesal. "Lagian lo nya cekikikan gak jelas. Dasar."

"Udah kayak orang gila aja lo, ketawa ga jelas."

Luna memutar bola matanya. "Terus kenapa?"

"Serem gue liat lo, mau gue siram takutnya lo kerasukan jin bucin."

"Gue malah mau bacain ayat kursi, biar jin nya keluar." lanjut Dita.

Luna berdecak kesal, tidak berniat membalas ucapan kedua sahabatnya.

Heran, yakali gue gila.

***

Besok harinya, Viko berencana mengunjungi rumah Luna lagi. Kali ini dia ingin menjelaskan semua kesalah pahaman yang terjadi beberapa tahun lalu.

Hal ini tak bisa dibiarkan. Dia ingin Luna tau hal yang sebenarnya.

Tapi, bukan Luna yang dia temui, melainkan

Merry?

Mau ngapain tuh cewe disini?

Viko menghentikan motornya tepat di depan Merry duduk. Melepaskan helmnya dan turun dari motornya.

Merry yang sedari tadi melihat pergerakan cowok itu pun terkejut. Setelah sekian lama mereka tak bertemu, dan akhirnya dia melihat cowok itu disini.

Hmm, pasti mau ketemu Luna.

Satu bibirnya terangkat, tersenyum miring menatap cowok itu yang mendekat ke arahnya. Tidak lupa dengan tatapan datar dan mata tajamnya itu.

Shit! Ganteng banget gila!

"Ngapain lo disini?"

Merry mengabaikan pertanyaan tak bermutu itu, dia bangkit berdiri.

"Akhirnya kita ketemu, my ex"

***

My ex?

Hmm, penasaran?

Gimana? Lanjut?

LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang