27. Arrivederci

9.6K 2.3K 1.9K
                                    

Play

Tak akan kuhalangi
Walau 'ku tak ingin kau pergi
'Kan kubangun rumah ini
Walau tanpa dirimu

Sheila on 7 - Hujan Turun.

———

Langkah Jeffrey dan Joni semakin mendekat. Para bujang lantai satu hanya bisa saling menatap menahan nafas, entahlah wejangan apa yang akan keluar ketika melihat kekacauan yang diperbuat oleh oknum Lukas dan Tezar. Seperti dugaan yang diprediksi oleh Rangga, Joni membulatkan matanya lebar-lebar disusul oleh diamnya Jeffrey dibelakangnya.

Lukas menyenggol kaki Tezar—memberi kode agar cowok itu membuka suara, setidaknya memberikan alasan yang sedikit masuk akal agar mereka terbebas dari wejangan yang sudah jelas tak ada hentinya dari mulut Joni.

“Ini kenapa potnya bisa hancur kayak gini?” Setelah beberapa detik membeo akhirnya Joni selaku dewan senior membuka suara.

Tezar ikut menendang balik kaki Lukas lalu berbisik, “Lo duluan yang ngomong. Lo kan paling master kalo masalah ngeles kayak gini...”

Jeffrey menatap sekitar, matanya terhenti ketika melihat Januar yang sibuk terdiam.

“Januar, gue paling percaya sama lo. Bisa diceritain kenapa ini pot kesayangan Rosie bisa hancur kayak gini?” tanyanya.

Tenggorokan Januar mendadak kering, masalahnya ia jarang melakukan kebohongan. Sekalipun bohong pasti tetap ketahuan karena matanya akan bergerak kesana kemari tak tenang karena mencari alasan.

“Gue gak akan marah asal yang namanya kejujuran. Ayo jawab pertanyaan Jeffrey.” sambung Joni.

Suasana mendadak seperti menonton film horor, Haikal yang notabennya senang mengumpulkan teh mendadak nyalinya menciut. Caesar dan Jingga ikutan was-was karena bagaimapun mereka terlibat dalam hal ini. Lingga menatap Januar lekat lalu mengangguk pelan, toh mau secerdas apapun mereka menyembunyikan kebohongan tetap saja bangkai akan selalu tercium sekalipun disembunyikan ditempat paling rahasia.

Januar menatap tak enak hati kearah dua tersangka yang wajahnya sudah pasrah, “Em...janji ya kak? Jangan marahin pelakunya. Mereka...gak sengaja.”

Demi kerang ajaib, rasanya Jeffrey mau mencubit kedua pipi Januar yang polos itu. Sudah kuliah tapi kelakuan tetap menggemaskan seperti anak tujuh tahun. Joni mengangguk membuat Januar menghela nafasnya panjang sebelum akhirnya mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya.

“Tadi Caesar, Jingga, Kak Lukas dan Kak Tezar main bola. Tapi Kak Lukas dan Kak Tezar gak sengaja nendang bola sampai kena pot dan akhirnya pecah.” Januar meringis sejenak, “Maaf ya Kak Lukas dan Kak Tezar, Januar susah bohong...”

Joni menghela nafas panjang, ternyata pelakunya memang si biang masalah. Jika bujang bisa dimasukkan dalam Guinness World Records, mungkin Lukas akan tercatat sebagai pemegang rekor terbanyak dalam kategori ter-biang masalah. Masalahnya dari awal sudah meresahkan hingga detik ini tetap makin menjadi-jadi.

“Gue gak tau mau bilang apalagi. Kasus kemarin kita udah buat bunga janda bolong Rosie rusak karena diinjek fans fanatik bujang. Hari ini kalian sendiri yang rusakin secara langsung bunga anggrek kesayangan Rosie.” komentar Joni sambil memijit kepalanya pusing.

KOSAN 23 BUJANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang