EP 15

4.9K 571 50
                                    

Happy reading!
~~

Semenjak Reynan menerima kiriman amplop coklat yang berisi semua transaksi ilegal miliknya, hari-harinya dipenuhi oleh teror dan ketidaktenangan. Setiap harinya ia selalu mendapatkan sebuah kiriman berisi bangkai tikus dengan sebuah nama yang diukir pada kulit tikus tersebut. Nama yang berada di tubuh tikus tersebut merupakan nama-nama orang yang pernah Reynan habisi. Tidak sampai disitu, setiap Reynan hendak melakukan transaksi, ia selalu di gagalkan oleh kedatangan polisi. Namun beruntung ia selalu berhasil melarikan diri. Entah siapa yang menelpon para polisi itu, sampai detik ini pun Reynan tidak mengetahuinya.

Lagi-lagi pada pagi hari ini, seseorang menekan bel pintu rumah Reynan. Reynan berjalan malas untuk membuka pintu tersebut. Reynan kembali mendapati kurir yang mengantarkan sebuah box kecil. Namun kali ini berbeda dengan yang sebelumnya, biasanya kurir tersebut hanya menyimpan box tersebut kemudian pergi begitu saja. Namun berbeda dengan sekarang, kurir tersebut masih berdiri dihadapannya.

"What are you waiting for?" tanya Reynan mencoba untuk membuka box yang berada ditangannya.
(Apa yang kamu tunggu?)

Pengantar paket tersebut hanya diam menunggu Reynan membuka box ditangannya. Reynan menatap sinis pada kurir tersebut, ia merasa risih dengan kehadiran orang dihadapannya. Reynan memilih untuk membuka box itu di dalam, ia hendak menutup pintu, namun tanpa Reynan duga, kaki kurir tadi menghalanginya. Reynan mulai merasakan ada yang tidak beres, ia dengan sengaja membanting pintu dengan sangat keras untuk menjepit kaki kurir tersebut. Kurir tersebut meringis kesakitan, dan dalam detik selanjutnya ia menendang pintu tersebut. Tanpa mengatakan apapun, kurir itu memukul dan menendang Reynan hingga ia tersungkur ke lantai. Kurir tersebut terus menghajar Reynan tanpa belas kasihan. Setelah merasa cukup, kurir tersebut segera berlari meninggalkan Reynan.

Jessica yang baru saja kembali dari luar, panik melihat suaminya terkapar dilantai dengan keadaan babak belur. Jessica segera membantu Reynan untuk duduk.

"Siapa yang ngelakuin ini sayang?!" tanya Jessica panik sekaligus khawatir.

Reynan menggelengkan kepalanya pelan. Jessica melihat box yang berada tidak jauh dari Reynan, ia segera mengambil box tersebut dan membukanya. Dalam box itu hanya berisi sebuah sticky note. Jessica mengerutkan keningnya saat membaca kalimat yang tertulis pada sticky note tersebut.

'Saya hanya mengembalikan pukulan yang kamu berikan pada anak saya. -H'

Jessica memperlihatkan hal tersebut pada Reynan. Reynan seketika mengepalkan tangannya. Reynan meremas kertas kecil tersebut dengan penuh emosi.

"Ambilin hp!" titah Reynan yang langsung dituruti oleh Jessica. Jessica segera memberikan ponsel milik Reynan. Tanpa berlama-lama, Reynan segera menelpon Shani. Tak perlu menunggu lama, Shani menerima panggilan dari Reynan.

"Bunuh Hendra secepatnya!"

~

Shani menjauhkan ponselnya sembari menyipitkan matanya melihat siapa yang baru saja menelponnya dan mematikan panggilannya begitu saja.

"Dipikir bunuh orang segampang bunuh semut apa!" ucap Shani menggerutu melemparkan ponselnya asal, lalu kembali menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Baru saja Shani kembali kedalam mimpinya, suara bel apartemen berbunyi. Dengan mata yang terpejam , Shani meraba tempat tidurnya untuk mencari ponsel miliknya yang tadi ia lemparkan. Setelah menemukannya, ia membuka sebelah matanya dan menelpon Jinan.

"Bukain pintu sana!"

"Lo aja sana gw masih ngantuk!"

"Jinan!"

LB BOOK II: ENDLESS PAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang