"Honey!"
Sudah berkali-kali Kageyama mengingatkan istrinya untuk tidak melanjuti pekerjaannya. Pasalnya, (Name) sudah lima jam mengurusi berkas-berkas pasien miliknya. Kageyama mengkhawatirkan kondisi istrinya yang hamil tujuh bulan. Dia yang sudah tidak tahan melihat (Name) berulang kali memijit dahinya, segera menghampiri (Name).
(Name) bergeming. Dia tidak menghiraukan suaminya yang kini sedang melipat kedua tangannya di depan dada. Kageyama menghela napas kasar.
"Tobio-kun! Apa yang kau lakukan? Pekerjaanku belum selesai!" tukas (Name) dengan sedikit amarah.
Kageyama mematikan laptop secara paksa. Matanya kini menatap sang istri yang mengomel.
"Kau tau ini sudah jam berapa?" tanya Kageyama dingin.
(Name) bergeming. Tangannya kembali meraih laptopnya, namun dengan cepat Kageyama menahannya.
"Pekerjaanku belum selesai, Tobio-kun. Tolong, bisa kau tinggalkan aku saja?" pintanya.
"Ayo istirahat," titah Kageyama dengan tegas.
(Name) berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Kageyama.
"Sakit! Lepasin!"
Tanpa peduli (Name) yang berontak, Kageyama menggendong (Name) ala bridal style. Wanita itu meminta untuk diturunkan, namun Kageyama bergeming. Pria itu membawa istrinya ke kamar mereka, merebahkan istrinya dengan pelan di kasur.
"Menyingkirlah!" tukas (Name) tajam.
(Name) berusaha bangkit. Namun, Kageyama menahan kedua tangan (Name) di sisi kepalanya. Membuat wanita itu tidak bisa bangkit.
"Kau kenapa sih? Lepasin!" ujar (Name) berontak.
Kageyama memasang wajah geram. Terkadang Kageyama lupa akan sifat istrinya yang keras kepala.
"Kageyama (Name)!" ucap Kageyama dengan memberi penekanan disetiap katanya. Membuat (Name) menatap Kageyama takut.
"Sudah kubilang, istirahat! Tapi kau masih saja keras kepala. Kau tau kalau dirimu itu kelelahan?"
Sejenak (Name) terdiam, dia tidak memberontak.
"Kau tau sudah berapa lama kau bekerja? Sejak pulang dari rumah sakit, kau belum beristirahat." tanya Kageyama yang tidak dijawab oleh (Name).
"Dua hari lalu kau baru saja sembuh dari demam. Dan sekarang kau ingin demam lagi, hah?" tutur Kageyama.
Tanpa sadar cengkraman Kageyama membuat (Name) meringis kesakitan.
"Tobio-kun ... sakit," ringis (Name) pelan.
"Masih mau lanjut kerja?" tanya Kageyama serius.
"Sakit!"
"Jawab aku!" tegas Kageyama.
Cengkraman Kageyama menguat, seperti memberikan pelajaran pada istrinya untuk tidak keras kepala. (Name) mengangguk pelan, matanya sudah berkaca-kaca melihat Kageyama yang marah.
Kageyama menghela napas, menenangkan dirinya dan melepaskan cengkramannya. Tangan (Name) memerah. Kageyama mengusapnya.
"Gomen, aku menyakitimu. Aku gak mau kau kelelahan, aku tidak suka melihatmu memaksakan diri hanya untuk pekerjaanmu. Tugasnya bisa dikerjakan besok, honey. Tolong. Pikirkan dirimu juga," jelas Kageyama melunak.
Tangannya meraih surai hitam (Name), menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya.
"Wajahmu berbicara padaku, kalau kau kelelahan."
"Gomen."
"Untuk apa?"
"Gomen, karena aku memaksakan diri, membuatmu marah."
Kageyama menarik senyum kecil, dikecupnya dahi sang istri.
"Iya, sekarang kau istirahat ya."
(Name) mengangguk patuh. Kageyama manghapus jejak air mata di pelupuk (Name).
"Gomen ne, Tobio-kun."
***
See you next chapter!
#skrind🦊Cr foto : pixiv

KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Kageyama Tobio X Reader
Fanfic(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -kageyama tobio x reader- Complete : 14 Juni 2021