prat 1

14 2 7
                                    

"KAK BANGUN JAM 7 NIH!" teriak adik Dalia dari depan pintu kamar.

Dalia tidak menggubris teriakan adiknya itu, dia masih memimpikan seorang Mark Lee agar menjadi suaminya. Adiknya sudah muak, sampai-sampai menggedor pintu kamar Dalia terkoyak oleh hantaman tangan adiknya.

"Buset, godzilla ngamuk," Dalia mengusap wajahnya, lalu mengambil handphone yang ada di atas meja belajarnya.

Dia terkejut jam sudah menunjukan pukul tujuh lewat, sudah sangat terlambat untuk berada di sekolah sekarang.

"KAMPRET!"

Andromeda Dalia, anak sulung dari dua bersaudara. Ayahnya membuka toko kelontong dan Ibu nya seorang Ibu Rumah Tangga (IRT). Dalia adalah anak yang ceria, suka mengumpat, mengeluh, percaya diri, lumayan pintar. Yah seperti itu lah seorang Dalia.

Ia langsung mengambil sikat gigi dan odol, menggosok giginya asal, setelah itu memakai seragam. Dengan langkah terburu-buru Ia menuju garasi rumah.

"Sarapan dulu Dalia," kata mamanya sambil menaruh piring di meja.

"MANA SEMPAT KEBURU TELAT," kata Dalia.

"He'em mana sempat," Ucap adik Dalia sambil melihat mamanya. Adik Dalia sedang sakit perut sehingga harus izin untuk tidak masuk sekolah.

Ia mengeluarkan sepedanya dari dalam garasi, dan menginjak pedal sepeda sekuat tenaga. Dalia sudah dag dig dug ser, ia takut disuruh buang sampah atau bersihin toilet karena telat. Bisa tercemar nama baik seorang Dalia.

"Aduhh ini sepeda gak ada klakson nya lagi," gerutu Dalia. Akhirnya dia memutuskan untuk lewat jalan pintas.

Dan benar saja dugaannya, pintu pagar sudah tertutup dan ada guru BK yang sudah berdiri manis seolah menunggu kedatangannya.

"Ambil sampah daun di halaman dulu, baru kamu boleh masuk," kata sang guru.

Dengan keadaan terpaksa ia pun menuruti perintah dari guru itu. Mulut Dalia komat-kamit mengucapkan sumpah serapah pada dirinya yang keasikan tidur.

Setelah melaksanakan hukumannya, Dalia hendak maasuk kelas. Tiba-tiba teman Dalia yang bernama Kirana memberitahu kalau ada pengumuman ibadah bersama untuk yang beragama Kristen.

"LO KEMANA AJA COK?! BURUAN SANA LO IBADAH!" Teriak Kirana.

"OH JESUS CHRIST! DIMANAA?!!!"

Dalia panik, dia melempar tas nya ke sembarang arah. Untung tidak kena orang.

"GA TAU GUE LUPA, CARI AJA YANG ORANGNYA RAME," jawab Kirana.

"GA GUNA!"

Dalia berlangsung pergi dari kelas dan mencari tempat ibadahnya. Kirana yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepala, biasalah Dalia.

Dalia melihat ke arah Balai sekolah, di sana ada banyak murid-murid berkumpul. Di luar ada murid laki-laki yang sedang berjaga.

"Mampus ada yang jaga, ah bodo lah sing penting ikut ibadah."

Dalia berjalan masuk dan menatap anak kelas yang menjaga, tak lupa Dalia memberikan senyum manisnya kepada murid laki-laki yang sedang berjaga itu.

Murid laki-laki itu menatap Dalia dengan heran, seolah ingin berkata sesuatu tapi ia urungkan karena tidak mau berisik.

Dalia pun duduk di salah satu kursi dan sebelah kanan tempat duduknya kosong. Ia celingak-celinguk ke seluruh area Balai sekolah, rasanya ada yang salah. Dalia coba dengar lagi baik-baik doa yang di pimpin oleh orang di depan sana, sampai akhirnya dia sadar dan panik.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 15, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MikhaDaliaWhere stories live. Discover now