Chapter 21 - Lacrimosa

164 23 4
                                    

"Full of tears will be that day
When from the ashes shall arise
The guilty man to be judged ...
"

 -Lacrimosa Dies Illa from Mozart's Reqiuem Mass

.


Kagome kembali menyusuri desa itu lagi, memastikan tidak ada lagi anak yang terjebak di dalam rumah lain. Tiada tanda kehidupan yang tersisa, api hampir melahap habis semua bangunan. Di sepanjang jalan kecil yang dilalui oleh Kagome, wanita, laki-laki, tua atau muda tergeletak tak bernyawa karena tebasan senjata. Sudah pasti, para perampoklah pelakunya.

Tetapi, titik atensinya sontak tergelincir ketika dari kejauhan ia menyadari kehadiran sosok yang familiar. Jantungnya seakan hendak melonjak keluar dari dadanya saat bau Sesshoumaru sudah tercium semakin jelas. Walaupun jarak mereka masih terpisah ratusan meter, telinga Kagome bisa mendengar gesekan hakama sutranya kala melangkah.

Merasa tak ada lagi gunanya lari, gadis itu memilih untuk mengonfrontasi nasib.

Dari balik kepulan asap pekat, samar-samar, sosok aristokrat berjiwa assasin itu muncul. Kini, sosok dingin, arogan, tampan sekaligus mematikan hanya berjarak beberapa langkah darinya. Kagome bergeming di tempatnya berdiri. Air muka Sesshoumaru terlihat seperti biasanya, datar, tidak berekspresi.

Seringkali hati tak sejalan dengan logika. Dua harapan terdalam Kagome yang saling bertolak belakang tak ubahnya bagai menangkap hunusan pedang lawan dengan genggaman tangan. Bila pedang itu dilepas, tubuhnya kan terhujam. Namun, bila pedang itu terus digenggam bilah tajam itu kan memotong tangan. Dua pilihan yang sama-sama menyakitkan.

Mereka kembali berhadapan. Yang satu menatap lekat oleh kerinduan. Yang lainnya menahan tangisan. Langit senja yang memerah semakin bercorak dengan cahaya api sebagai latar belakang pertemuan kedua insan yang saling mencinta. Dai youkai dan sang hanyou yang dipertemukan oleh bintang, diikat oleh benang hitam takdir kehidupan. Kedua hati telah terpaut oleh gairah cinta, tidak ada rasa cinta sebagai kakak-beradik. Mereka terkungkung erat dalam hubungan terlarang. Mimpi-mimpi yang mereka miliki berbenturan dengan dunia yang kelam, cinta yang mereka miliki untuk satu sama lain bertabrakan dengan dendam yang mampu membunuh perlahan maupun secara instan.

Kagome menguatkan hati dan tekad, tapi kecemasan itu masih membelenggunya. Ia dapat mendengar bisikkan tak henti atas keinginan keji di kepalanya. Ketakutan terbesarnya semakin nyata di depan mata. Hanyou di dalam tubuhnya menjadi semakin kuat, dia bahkan hampir bisa mendengarnya tertawa lantang. Alter pendendam miliknya itu terpicu oleh keberadaan Sesshoumaru. Kebimbangan membuat gadis itu mengakar di tempat kala Sesshoumaru mengikis jarak di antara mereka.

Secara mental, Kagome dapat melihat dirinya sendiri berlari, lalu merengkuh dan membenakan wajah di dada pria itu. Sedetik kemudian, hanyou tangguh itu mengambil alih. Dengan bengis, ia menghunjamkan Yoarashi ke punggung Sesshoumaru hingga ujung bilah menembus ke dada. Hanya tatapan kaget yang terpancar dari Sesshoumaru, mulutnya mengeluarkan darah segar, darah itu turut membasahi kimono putihnya yang indah. Itu tak berlangsung lama sebelum eksistensi pria itu ditelah ledakan energi petir dari pedangnya.

Kagome menggelengkan kepalanya kuat-kuat, berusaha membuang bayang kelam yang baru saja terlintas.

Untuk kesekian kali, ia tak sanggup menahan diri. Kagome mundur selangkah, dua langkah. Lagi-lagi ia berlari. Kagome terus melaju tanpa menoleh. Detik demi detik berlalu, detak jantungnya bertalu-talu semakin lantang seiring langkahnya mengentak tanah. Kagome telah sampai di wilayah hutan bambu yang luas, jauh dari desa yang tadi, ia tidak memperlambat larinya walau tidak ada lagi suara di belakangnya.

Black String of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang