01

3.1K 153 8
                                    

2021

Suara wajan penggorengan dan spatula beradu membuat riuh isi dapur rumah ini, ditambah dengan beberapa siulan burung yang mengudara diluar, membuat pagi hari ini yang berkabut menjadi sempurna, sekarang masih sangat pagi mungkin pukul setengah enam. Selesai menyiapkan sarapan untuk dirinya dan suaminya di atas meja makan, wanita tersebut berjalan meringkus beberapa barang kotor usai memasak dan mulai mencucinya, aktifitas tersebut hanya memperdengarkan suara gemericik air yang berjatuhan.

Oh Seungwan.

Wanita yang sudah berstatus menjadi istri orang tersebut hanya dapat tertawa atas takdirnya sekarang, menikah karena paksaan, mendapat cacian dan perlakuan jahat dari suaminya sendiri, bahkan sekarang dirinya ingin bercerai, tapi keadaan tak memperbolehkannya untuk pisah dari suaminya untuk saat ini.

Memikirkan hal itu membuat kepalanya berdenyut, bahkan bekas pukulan di kedua tangannya kemarin sore masih terasa perih sampai sekarang. Memilih melupakan kejadian kemarin, usai mencuci piring, Seungwan menaiki tangga rumah suaminya untuk membangunkan pria tersebut. Setiap hari seperti inilah rutinitas Seungwan setelah memasak.

Tok tok tok tok tok

"Taehyung? Bangun sudah pagi, kau tidak ke kantor?"

Butuh kurang lebih lima menit dirinya menunggu jawaban dari dalam sana, tapi percuma, tak ada tanda-tanda bahwa si pemilik ruangan tersebut bangun dari tidurnya.

"Taehyung?" panggil Seungwan lagi sedikit keras

Hingga entah keberapa menit lagi dirinya menunggu, tangannya beralih mengetok kembali pintu coklat besar ini, sampai suara berat khas orang baru tidur tersebut membuat Seungwan memilih memegang knop pintu itu dan membukanya. Matanya pertama kali tertuju pada pria berambut coklat yang tidur dengan punggung terbuka, meringkuk menghadap jendela dan membelakangi Seungwan yang tengah berjalan mengambil keranjang pakaian disudut kamar bernuansa abu-abu ini.

 Matanya pertama kali tertuju pada pria berambut coklat yang tidur dengan punggung terbuka, meringkuk menghadap jendela dan membelakangi Seungwan yang tengah berjalan mengambil keranjang pakaian disudut kamar bernuansa abu-abu ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Berjalan menenteng keranjang, lalu melangkah mengitari seluruh ruangan ini untuk memungut beberapa kemeja, pakaian serta celana kantor Taehyung yang tergeletak sembarangan di lantai kamar.

"Kau harus bangun, sekarang sudah jam enam Taehyung"

Pria itu hanya diam, dirinya kembali menarik selimut abu besar yang berada tepat dipinggangnya itu lalu menelusupkan seluruh badannya dibawahnya. Merasa tugasnya selesai, Seungwan berjalan menuju pintu untuk keluar membiarkan laki-laki itu kembali tidur, masa bodoh dengan bangun tidaknya Taehyung nantinya, itu bukan urusan Seungwan.

•••••

Seungwan baru saja selesai mencuci pakaian miliknya dan Taehyung, dirinya menjemur beberapa potong pakaian tersebut di halaman belakang rumah. Dia memandang langit yang mulai menampakkan awannya yang cerah, mengingat kembali bagaimana bisa pernikahan ini terjadi.

"Kau harus menikah denganku Oh Seungwan! Ibumu memiliki utang piutang padaku!"  kalimat tersebut membuat Seungwan tersenyum miring. Taehyung mengancam akan membunuh seluruh keluarganya jika dirinya tak mengikuti permintaan pria itu, dan sialnya dengan cepat Seungwan menyetujui permintaan tersebut tanpa pikir panjang waktu itu.

"Kau tidak becus, sialan! Apa tanganmu lembek, memegang gelas saja tidak bisa! Tidak ada gunanya kau hidup selama ini!" Amarah pria tersebut memuncak tatkala melihat cangkir kecil putih sudah terpecah belah di atas lantai dapur. Dengan sekali seretan, Taehyung menarik pergelangan tangan Seungwan, mendudukkan wanita tersebut di kursi dapur.

"Ulurkan tanganmu, akan kuberi pelajaran agar kau jera!"  Taehyung berjalan menuju sisi pintu dapur, mengambil tongkat kayu disana, lalu melangkah menuju ke arah Seungwan dengan senyum miring. Tanpa menunggu lama, tongkat tersebut dengan kerasnya menyapa permukaan kulit putih susu milik Seungwan beberapa kali.

"Seungwan!" seketika teriakan dari arah pintu membuat dirinya sadar kembali atas  lamunan kejadian kemarin sore, dan Seungwan langsung menoleh, dilihatnya Taehyung berjalan kearahnya dengan kilatan amarah disana.

"Apa kau tuli! Aku paling tidak suka dengan orang yang mengabaikan panggilanku!"

Seungwan hanya diam, mengamati pria dengan amarah berkobar didepannya ini.

"Kau sudah tuli, lalu sekarang mendadak bisu?!"

"Ada apa?" tanya Seungwan santai dengan meraih keranjang cucian disampingnya.

Taehyung menatap Seungwan dengan tatapan menusuk "Dimana dasi coklatku? Kau mau aku terlambat ke kantor? Dimana?" bahkan bertanya pun, Taehyung masih meninggikan nada suaranya.

Seungwan menatap Taehyung dengan tatapan datar lalu berjalan mendahuluinya,pria tersebut hanya mengekor dibelakang Seungwan. Dirinya menuju kamar Taehyung, sampai diambang pintu Seungwan berhenti, menoleh mendapati Taehyung yang sudah berada disampingnya agak menjauh "Ada dilaci kecil bagian kanan dalam lemarimu. Kau bisa mengambilnya"

Taehyung yang mendengar itu langsung berlalu masuk kekamarnya, membuka laci yang dimaksud oleh Seungwan. Bahkan dapat Seungwan lihat pria itu mengambil seluruh dasi dengan kasar dan membuangnya sembarangan ke atas ranjang "Dimana?! Lihatlah tidak ada!!"

Bahkan meminta tolong juga dengan teriakan, bisakah dirinya menurunkan sedikit volume suaranya saat berbicara, Seungwan sangat mendengarnya dengan jelas, dia tidak tuli "Ada Taehyung, kau bisa mencarinya"

"Masuk!"

Seungwan berjalan pelan menuju lemari, dirinya mulai membuka laci yang di maksud, dan dalam hitungan detik dasi coklat tersebut sudah berada dalam genggamannya "Ada ini, makanya kalau cari barang diteliti dulu, jangan hanya emosi saja yang bisa kau lakukan"

Taehyung mengabaikan ucapan Seungwan, dirinya langsung meraih dasi coklat tersebut dengan kasar, berjalan ke pojok kamar memilih memakainya didepan kaca kamar yang tertempel di sana.

"Kenapa kau tidak keluar?"

"Meninggalkan kamarmu dengan keadaan seperti ini? Apa kau tidak akan menghukumku nantinya jika kau pulang dan mendapati kamarmu berantakan?"

Taehyung bungkam, memang benar apa yang dikatakan wanita yang sedang mengemas kembali dasi yang ia lempar secara sembarangan tadi, dirinya akan marah dan menghukum Seungwan jika hal itu terjadi.

"Sarapanlah terlebih dahulu, aku membuat nasi goreng iga, sudah kusiapkan diatas meja makan, aku akan sarapan didapur seperti biasanya. Coklat panasmu juga sudah kubuatkan setelah mencuci pakaian tadi"

Taehyung hanya mengamati punggung belakang wanita didepannya ini, hingga Seungwan berbalik, mata kedua insan ini bersibobrok menatap satu sama lain. Keadaan hening beberapa saat, hingga deheman Seungwan membuat Taehyung berpura-pura kembali membenarkan letak dasinya.

"Sarapanlah aku akan pergi membersihkan halaman belakang"

Seungwan segera pergi dari kamar ini, kenapa tiba-tiba rasa canggung menyelinap didalam ruang kamar Taehyung tadi hanya karena tatapan mata mereka?

Aneh.

TBC
Ada yang suka? Lanjut atau nggak?
Vote komen jangan lupa ya sayangku semua
Maap kalo ada typo maklumin saja
Happy Reading

Cerita ini aku buat sesuai ide dan imajinasi yang ada di dalam otak, jadi tidak ada hubungannya sama sekali dengan cast atau pemeran yang saya pinjam namanya dalam kehidupan nyata mereka. Murni imajinasi sendiri. Semoga suka yaaa  ╰(*´︶'*)╯

MISTAKE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang