Saat bangun aku hanya bisa mencium bau apak jamur dan debu tebal memenuhi udara. Dibarengi rasa ngilu dan sakit di sekujur tubuh. Badanku agak sulit digerakkan, terutama area tangan dan kaki. Kedua pasang netra mengejap-ngejap cepat, berusaha beradaptasi. Saat menjatuhkan pandangan ke bawah, barulah aku sadar apa yang sedang terjadi padaku.
Aku duduk di atas bangku besi dalam posisi kedua tangan terikat dibalik punggung, serta kaki. Seseorang meletakkan ku di sebuah bangunan terbengkalai, yang ku tebak sebuah gudang? Atau sesuatu sejenisnya. Mulutku membuka, mencoba bicara, namun kerongkonganku terasa amat perih dan kering. Mendongakkan leher perlahan, bisa kulihat pantulan sinar cahaya kekuningan mencoba menyusup masuk di antara celah-celah jendela mozaik di atas langit-langit sana.
Sudah berapa lama aku pingsan?.
Apa yang terjadi padaku?.
Jutaan pertanyaan menjejali benak. Lantas, perlahan-lahan semua memori berjejalan masuk ke dalam kepala.
Telpon dari Arata Ishido yang mengajakku bertemu, dia bilang dia kabur dan telah menemukan pelakunya. Lalu.....
Rasa sakit menyerang kepala tepat di momen aku menyadari segalanya. Mengumpat dalam hati lantas menyadari kebodohan ku sendiri.
Sialan! Aku kena jebakan.
Arata tidak dikejar siapapun, sebaliknya dialah penjahat sesungguhnya.
Suara sepasang beberapa pasang langkah kaki terdengar bergema dari ujung dinding gelap dihadapan ku. Berusaha mengangkat kepala meski terasa sakit, ada banyak siluet bayangan berjalan mendekat ke arahku, aku mencoba menghitung, sekitar selusin lebih. Salah satu di antaranya beranjak maju, setengah membungkuk hingga netra kami bertemu pandang.
Itu Arata.
Kalau saja kedua tangan dan kakiku sedang tidak dalam posisi terikat, aku pasti sudah melompat ke arahnya kemudian mencakar wajahnya.
*"Maafkan aku Kyurara, tapi pilihannya hanya antara kamu atau nyawaku, dan sudah pasti aku memilih yang kedua"* Arata bicara dalam bahasa Jepang. Suaranya terdengar serak, aku bisa menangkap rasa takut di kedua matanya.
*"Sebenarnya kamu mau apa dengan menculik ku?"* suara mecicit itu keluar dari tenggorokanku sendiri. Sakit.
*"Sekali lagi, bukan aku Rara"* Arata lantas berdiri, berjalan ke samping kiri ku.
Saat itulah aku berjuang agar bisa duduk tegak meski ulu hatiku terasa begitu sakit. Dan aku melihatnya.
Sosok itu cukup tinggi, bahunya tegap, tulangnya besar. Rambutnya pirang platina dipotong sangat pendek. Mengenakan setelan jas serba biru tua. Ada kacamata hitam bertengger di puncak hidungnya. Lelaki itu ku perkirakan seumuran dengan ayahku. Uniknya, aku merasa tak asing pada sosoknya.
*"Jadi kamu pemimpinnya?"* tanyaku. Memakai bahasa Inggris. Aku punya firasat dia tak jago berbahasa Jepang.
Sosok itu menyeringai, tampak licik. *"Ya dan bukan. Tergantung kondisi. Dalam situasi sekarang, ku anggap iya. Maaf karena harus membawamu dengan cara seperti ini, organisasi juga tak bakal terlalu suka kalau aku menyakiti wanita dan anak-anak tapi aku tak punya pilihan lain. Ayahmu bagai tikus lab. yang setelah diberi vaksin untuk berevolusi mendadak kabur. Aku harus bermain kejar-kejaran dengannya. Tapi aku tahu dia pasti akan muncul untuk menyelamatkan putrinya. Karena kamu Kyurara, adalah kelemahan terbesar seorang Shitosu Aragaki".
Pria itu menjulurkan tangan besarnya ke arahku, menyentuh daguku lantas memiringkan nya ke satu sisi.
*"Ayahmu sudah mencuri sesuatu dariku. Hal yang sangat penting. Kupikir dia adalah mantan yakuza terbaik bukannya pencuri. Dan sesuai prinsip ku. Yang mencuri dariku harus kutemukan lalu mengembalikan curiannya kepadaku, jika tidak maka akan ku ambil juga miliknya paling berharga"*.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] CONTRAMANDE FIGHT! :#03.CONTRAMANDE SERIES(BRYAN STORY)
RomantizmBryan Contramande (28) si seksi nan tampan, pria cerdas pewaris grup Contramande sekaligus seorang perayu ulung sejati pada akhirnya menemukan lawan terberatnya. Bryan jatuh cinta pada Kyurara Aragaki (24) seorang cellist, sahabat baik sepupu iparn...