22• KEPUTUSAN

4.7K 897 355
                                    

Happy reading guys!

Play mulmed di atas!

Jangan lupa vote, komen, dan share ke teman-teman kalian semua! ❤

***

22. KEPUTUSAN

"We exist to destroy each other." – Jendral Alathas dan Scarlett Marshall

****

Suasana malam ini sangat dingin. Tempat kontruksi yang belum jadi terasa sengit. Di kubu kanan anggota zodiak serta Scarlett dan Geffa berdiri menghadap kubu Gladius serta Kavi dan Jendral. Sementara para undangan dan anggota Pegasus tetap berada di acara. Karena perintah langsung dari pemimpin besar yang ingin dua kubu saling menyelesaikan masalah tanpa diketahui orang banyak. Tentu saja itu membuat orang-orang bertanya-tanya.

"Lama gak berjumpa, Kavi." sapa Geffa, ceria. Namun Kavi hanya menatapnya datar. "Ah, bener-bener deh. Gak berubah sama sekali." ujarnya lagi.

"Apa mau mu?" tanya Kavi, sebagai perwakilan dari Gladius tentunya dia tahu siapa Geffa. Sorot mata tak bersahabat terlihat. Membuat anggota Gladius merasakan ketegangan di antara kedua orang itu.

"Jangan kaku gitu. Kita kan udah lama gak ketemu harusnya lo balas lah sapaan gue. Btw, bahasa Indonesia lo udah lancar ya?" ujar Geffa, tertawa.

"Perlu gue ajarin bahasa gaul disini gak? Gini-gini gue waktu sma anak jaksel banget." katanya lagi.

Scarlett menggeleng. Geffa sudah tidak waras. Perempuan itu juga tidak bodoh. Kalau sejak tadi Jendral menatapnya dengan banyak pertanyaan. Cowok itu memperhatikan dirinya yang berdiri disamping Geffa. Rasa penasarannya belum terjawab. Tapi dari yang bisa ia simpulkan adalah orang-orang yang  Scarlett bisa jadi musuh Gladius. Sekaligus organisasi yang dicari-carinya.

"Kamu juga masih sama. Selalu merusak acara orang lain." balas Kavi datar.

Geffa tersenyum sinis. "Ya, bedanya gue bukan pembunuh seperti lo."

"Lalu kenapa? Bukannya kamu juga tahu itu cara kerja kami?"

Jendral terdiam mendengarkan. Ia melihat reaksi Scarlett. Perempuan itu menatap sengit pada Kavi. Begitu pula reaksi para anggota zodiak yang lainnya. Seolah menyimpan dendam.

"Lagipula hukum di Indonesia itu mudah untuk di manipulasi."

Geffa tertawa keras, lalu berhenti. "Brengsek! Terus lo pikir lo bisa lepas gitu aja dari dosa lo itu?" tanyanya dingin.

"Jangan berlagak, Kavi. Biar hukum di Indonesia gak bisa menghukum lo sih pendosa besar tapi gue dan seluruh anggota zodiak bisa buat lo hancur-sehancurnya." ujar Geffa penuh intimidasi.

Kavi tersenyum remeh. "Dan, harusnya kamu juga tahu untuk tidak mencampuri urusan satu sama lain. Tapi kenapa kalian waktu itu mencuri data milik kami. Coba saja kalian diam, kami juga tidak akan membunuhnya." balasnya.

Scarlett mengepalkan kedua tangannya. Menghampiri Kavi dan memukul wajahnya. Membuat mereka yang di sana terkejut.

"Sial, jadi lo yang bunuh papah gue?!" teriaknya.

Kavi masih berdiri tanpa merespon. Ia melirik datar Scarlett. "Kamu kekasih tuan muda sekaligus putri dari Timoty?"

"Bukan Kavi pembunuhnya." ujar Jendral angkat bicara.

"DIAM!" bentak Scarlett, tajam. "Tahu apa lo, hah?!" teriaknya, emosi.

"Aku ngomong yang sebenarnya! Mungkin benar pelakunya berada di Gladius tapi bukan Kavi!" balas Jendral, tegas.

JENDRAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang