Possesive Ray # -11

18.6K 1.3K 27
                                    

Ceklek!

"Kita pulang duluan ya Na!" Pamit Viola ketika melihat tatapan Ray.

Reyna mengangguk dan mengalihkan pandangannya menatap Ray. Reyna melihat Ray yang sedang berdiri melipat tangannya didepan dada. Kemudian Reyna berjalan pincang kearah Ray sambil meringis karena kakinya masih terkilir hebat.

"Darimana?" Tanya Ray tanpa membantu Reyna yang keliatan kesusahan untuk berjalan.

"Tadi pesan aku buat kamu apa?" Tanya Ray lagi.

"Maaf" Jawab Reyna menunduk ketika sampai didekat Ray.

"Gak butuh maaf. Tadi darimana?" Tanya Ray tak habis-habisnya.

"Jalan bareng Syakira dan Viola. Tapi, hanya ke Grandmed karena Reyna--" Reyna menggantungkan kalimatnya karena tidak mungkin ia mengatakan bahwa dirinya terluka.

"Karena?" Beo Ray.

"Karena... Karena Reyna ngantuk" Jawab Reyna bohong. Reyna enggak tau sudah berapa kali dia berbohong.

"Gak bohong?" Tanya Ray diabalas gelengan ragu dari Reyna.

"Jangan bohong" ucap Ray tegas.

Reyna hanya mengangguk menahan isakan yang akan keluar. Ia sedang menahan tangisannya ketika melihat tatapan tak bersahabat dari kekasihnya.

"Hufft!! Aku tadi udah bilang gak boleh keluar sebelum dapet izin dari aku. Bener?" Reyna mengangguk.

"Trus kenapa gak izin? Udah mulai jadi cewek pembantah?" Reyna menggeleng.

"Trus kenapa ngebantah? Kan setidaknya bisa minta izin ke Aku. Kamu udah gak nganggep aku?" Reyna menggeleng lagi.

"Reyna kira Bram lagi dijalan. karena takut Bram jawab telepon saat ngendarain motor, yaudah Reyna gak nelpon" Jelas Reyna.

"Kenapa gak ngechat?"

"Takut dibales lama"

"Lebih takut mana? dibales lama? Atau dimarahin setelah pulang?" Tanya Ray.

"Kenapa gak mikirin perasaan aku? Kamu tau, aku Khawatir saat dikamar kamu gak ada. Aku udah keliling Mansion aku untuk nyari kamu. Udah nelefon mami dan papi kamu buat nanyain keberadaan kamu. Kamu gak mikirin itu semuakan?" Ucap Ray ketika Reyna tidak menjawab pertanyaannya.

"Reyna minta maaf, hiks..." Reyna dengan susah payah menahan tangisannya, namun semua itu sangat susah. Ia sudah menangis.

Reyna mendekat memeluk Ray dan menumpahkan tangisannya di dada lelaki itu.

"Maafin Reyna, hiks...! Reyna janji, hiks... Gak bakal ngebantah lagi, Hiks... maafin Reyna...hiks... udah gak mikirin perasaan Bram...hiks..." Lirih Reyna mengeratkan pelukannya pada pinggang lelaki itu.

Ray menghela napas panjang dan mulai membalas pelukan Reyna. Bagaimanapun, ia tidak bisa mendengar tangisan Reyna. Ia akan hancur mendengar isakan tangis Reyna.

Ray mengangkat tubuh Reyna untuk ia gendong didepan bak koala. Membawa Reyna keatas kasur dan membaringkannya. Mereka berbaring sambil memeluk satu sama lain dan mendengar isakan tangis Reyna.

Ray menunduk menatap wajah Reyna yang masih dipenuhi air mata. Ray mengangkat tangannya menghapus sisa sisa air mata Reyna dan mengecup kedua mata Reyna yang sudah membengkak karena kelamaan menangis.

"Jangan nangis lagi. Aku gak kuat lihat kamu nangis. Aku hanya takut kamu hilang. Jangan buat aku khawatir lagi" Ucap Ray pelan disertai kecupan dikening Reyna.

POSSESIVE RAY (END) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang