Serendipity

31 20 12
                                    


Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

_________________________________________

That's my serendipity

kebetulan di dunia sudah di atur ditentukan semesta, dan kamulahkebetulan yang dikirimkan semesta  ke dalam hidupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kebetulan di dunia sudah di atur ditentukan semesta, dan kamulah
kebetulan yang dikirimkan semesta 
ke dalam hidupku.

________________________________________

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Musim salju masih terus berlanjut, tapi tak selebat bulan lalu sekarang sudah memasuki bulan Februari yang menandakan musim salju akan segera berakhir.

Gadis bersurai hitam sebahu itu tengah sibuk mengerjakan tugas sekolah di ruang perpustakaan, dengan tumpukan buku yang mulai menggunung ia menyelesaikan tugasnya satu per satu.

Walau udara di luar masih sangat dingin tidak menyurutkan niatnya untuk datang ke perpustakaan kota, baginya nilai adalah yang paling utama bukan tanpa alasan gadis bersurai sebahu ini ingin mengejar mimpi nya untuk bisa berkuliah di Universitas KAIST dengan jalur beasiswa, maka dari itu ia tekun belajar untuk bisa meraih mimpinya.

Jam menunjukkan pukul 10 malam, tapi mire masih berkutat dengan buku-buku nya, mire belum sadar bahwa waktu sudah selarut ini.

Hingga atensinya dari tumpukan buku-buku teralihkan ke nada dering ponselnya, terlihat nama kontak " Bibi galak " Tak tunggu lama mire langsung mengangkat panggilan dari bibinya itu.

" Hallo bibi "

" Mire ini sudah jam berapa kenapa kamu belum pulang juga, sudah larut malam ayo cepat pulang "balas bibi mire dengan nada khawatir.

Mire lalu melihat jam perpustakaan dan sialnya ini sudah jam 10 malam ia belajar terlalu lama pantas saja bibinya menelfon.

" Oke aku akan segera pulang, aku tutup ya bibi "mire menepuk jidatnya karna tak tahu waktu berjalan dengan sangat cepatnya.

Mire cepat-cepat memasukan buku-bukunya dan tak lupa mengembalikan buku perpustakaan yang ia ambil tadi, setelah semua masuk ke dalam tas mire bergegas keluar dari perpustakaan.

Udara dingin malam hari menerpa tubuh mire dingin nya udara menembus sampai ke tulang-tulang tubuhnya, ini kesalahan nya karna tidak memperhatikan waktu  akibatnya mire harus melawa  dinginnya udara sampai ke rumahnya.

Mire tetap melanjutkan perjalanannya sampai ke halte bus walau ia tidak bisa membohongi dirinya bahwa udara dingin hampir membuat kakinya beku.

Setelah 15 menit berjalan akhirnya mire sampai ke halte bus, ia duduk dengan mengangkat ke dua kakinya yang mulai membeku karna kedinginan, jalanan terlihat sepi lalu lalang kendaraan juga mulai hilang ia hanya berharap bus segera datang atau dia akan membeku disini.

Winter [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang