16. Om Jeno

20.7K 3.1K 1.7K
                                    

Malam semakin larut, Renjun tak berniat untuk tidur sama sekali. Ia justru duduk di teras rumahnya untuk menunggu Yuta pulang. Suara Jeno yang tadi mengatainya banyak hal terus terngiang di otaknya.

 Suara Jeno yang tadi mengatainya banyak hal terus terngiang di otaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok belum tidur?"

Yuta datang tanpa salam apapun, ia langsung menanyai Renjun yang berdiam diri di teras di cuaca hujan seperti ini.

Yang ditanya hanya menggelengkan kepala membuat Yuta menatapnya heran, tumben sekali? Renjun yang biasanya selalu menjawab apapun pertanyaannya dengan cerita hari ini kini hanya diam menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?"

"Gapapa,"

"Boong banget," Yuta bergumam membelakangi Renjun sambil melepas sepatunya. Tubuhnya terasa lengket karena keringatnya ditambah sedikit air hujan membasahi kemejanya.

"Pa,"

"Hm?"

"Njun kelainan ya?"

Yuta terdiam mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Renjun. Apa apaan soal kelainan? anaknya bertanya jika ada seseorang atau sesuatu hal memancing jiwa penasarannya. Tetapi soal kelainan, siapa yang berani mengatakan hal ini pada anaknya?

"Kok ngomongnya gitu?"

"Aku nanya, Njun kelainan apa enggak?" Renjun menatap Yuta serius, ia hanya ingin mengetahui kebenaran untuk mengelak pada Jeno.

"Enggak, anak papa enggak kelainan,"

"Boong banget,"

Ya, Yuta memang berbohong. Tetapi menurutnya Renjun tidak kelainan, Renjun istimewa. Wajah, tingkah laku Renjun tak seperti remaja seusianya dan ia merasa senang, dengan tingkah laku seperti ini membuat Renjun tidak akan bermacam macam dan tak mungkin bergaul dalam kelompok yang tak seharusnya meskipun dari kehari rasa penasarannya semakin meningkat.

"Beneran, Injun itu istimewa,"

"Istimewa? gimana?"

"Ya istimewa aja, anak papa mukanya masih gemesin, padahal udah punya ktp," Yuta mengelus rambut Renjun membuat Renjun merasa sedikit nyaman.
"Masuk yuk? udah malem, ujan juga di luar,"

"Uhm.."

○○○

"TURUN LO!"

Jaemin berteriak kencang mengendarai motor di belakang Jeno. Hujan deras tak membuatnya berhenti hingga Jeno memberhentikan motornya di dekat lapangan.

Jaemin turun dari motornya, ia berjalan mendekati Jeno kemudian menendang perutnya hingga punggung Jeno menyentuh rumput dan kaki Jaemin berada di atas perutnya.

"Bajingan," Jeno mengumpat.

"Lo yang bajingan, lo ngatain Renjun kelainan, bikin dia nangis, lo pikir lo keren?" Jaemin menarik bagian leher dari kaos Jeno dengan tangan kirinya kemudian memukul hidung Jeno menggunakan kepalan tangan kanannya.

BABY BOTTLES - NORENMIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang