Chapter 37

88 2 0
                                    

Allianz Stadium

"Hihihihi". Buffon melihat karikatur yang dibuat oleh Sai.
"Ada sesuatu yang menarik bro?", tanya Chiellini.
"Lihat nih. Ada karikatur buatan seniman asal Jepang. Sebaiknya kau ajak yang lain". "Baiklah kapten". Chiellini lalu mulai memanggil rekan - rekannya yang lain.

"Ada apa sampai memanggil kami kemari kapten?", tanya Bonucci.
"Iya. Kira - kira ada apa?", tanya Cuadrado.
"Begini semuanya, aku sengaja memanggil kalian semua kesini karena aku ingin menunjukkan sebuah karikatur. Tepatnya, karikatur lima kiper di lima liga top Eropa yang menjadi momok saat adu penalti kepada kalian. Dan aku termasuk salah satu diantara mereka", kata Buffon.
"Wow, selamat kapten", kata Ronaldo.
"Di mana karikaturnya?", tanya Dybala. "Aku ingin lihat".
"Makanya ayo, bergabunglah sini". Mereka lalu melihat karikatur itu bersama - sama.

"Ahahahahahahahahaaaah.. ya ampun, bisa - bisanya kau dibuat seperti memilki anak di situ". Bonucci sontak tertawa ngakak.
"Mana warna bajunya couplean lagi, cocok sih kalau dipanggil ayah anak", kata Cuadrado.
"Atau mungkin kakek dengan cucunya", kata Dybala.
"Aah iya, itu bisa juga". Cuadrado lalu tertawa simpul bersama Dybala.
"Selamat ya kapten. Kau jadi makin terkenal sekarang", kata Ronaldo.
"Grazie Ronaldo. Seandainya anak ini", kata Buffon sembari menunjuk pada Boruto. "Jadi main untuk Juventus, akan kuajak dia naik gondola di Venice saat liburan hihihi".
"Atau mungkin keliling Italia bersama istri dan anak - anakku. Haah, aku jadi semakin tak sabar Monsieur Boruto bermain di sini".
"Tunggulah untuk satu atau dua tahun lagi Ronaldo, aku yakin Juventus pasti bisa memboyongnya kemari dan kita akan bertemu dengannya". "Baiklah".
Buffon lalu beranjak dari duduknya. "Sekarang ayo, kita harus berlatih untuk leg kedua perempatfinal Europa League melawan AC Milan nanti". Keempat pemain lainnya mengangguk lalu berdiri bersama Buffon sebelum kemudian kembali berlatih bersama rekan setim mereka yang lain.

"Haaah, latihan tadi benar - benar melelahkan", ujar Cuadrado sembari mengelap dahinya yang penuh keringat.
"Kau... hosh... bener bro", kata Cuadrado.
"Ya ampun kalian berdua ini Cuadrado... Dybala". Buffon geleng - geleng kepala sembari menoleh ke Cuadrado dan Dybala. "Masa kalian berdua bisa kalah kuat dengan pria umur 40-an lebih sepertiku?".
"Habisnya latihan tadi benar - benar berat kapten". "Iya nih".
"Wajar saja Cuadrado... Dybala, namanya juga kita sudah berada di fase gugur Liga Eropa. Makanya itu intensitas latihannya ditingkatkan. Jadi sebaiknya kalian jangan mengeluh", kata Ronaldo.
"Baiklah Mr. Ronaldo", kata mereka berdua dengan nada menyesal dan kepala tertunduk.

"Ngomong - ngomong aku punya cerita menarik nih untuk kita. Tepatnya tentang masa lalu Monsieur Boruto", kata Ronaldo.
"Menarik sekali", kata Buffon.
"Jadi penasaran", kata Cuadrado.
"Ceritakan ke kami dong, Mr. Ronaldo", kata Dybala dengan nada berharap.

"Baiklah... baiklah, akan kuceritakan. Jadi dari penelusuran yang kulakukan di internet, Monsieur Boruto memanglah kiper muda yang hebat. Namun dibalik kehebatannya itu, ternyata ia memiliki masa kecil yang kurang menguntungkan". Ronaldo memulai ceritanya.
"Ouh astaga", ucap Buffon dengan nada terkejut sembari menutup mulutnya menggunakan sebelah tangannya.
"Benar - benar tak terduga", ucap Cuadrado dan Dybala.
"Memangnya masa lalu anak itu sepelik apa, Ronaldo?". "Monsieur Boruto lahir dari seorang Ibu yang tidak diketahui namanya, yang sayangnya meninggal beberapa saat setelah ia melahirkan Monsieur Boruto".
"Malang sekali, baru lahir sudah ditinggalkan oleh ibunya". "Bayi Boruto kemudian dibawa oleh ayah kandungnya menuju rumah seorang single mom bernama Historia Reiss. Ayah kandungnya pun lalu meninggalkannya di depan pintu rumahnya dan menghilang bak ditelan bumi sejak saat itu".

Goalkeeper's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang