"padahal udah gue kasih tau hahaha."
Chapter Twenty-six
"jin... Bangun, udah masuk." suara lembut yang membangunkannya membuat Aejin membuka matanya. Aejin sontak terkejut karena sekarang dia berada di punggung Sunghoon dan sedang menuju ke kelas.
"Hoon? Kenapa gak bangunin gue aja?" tanya Aejin pelan dengan suara khas baru bangun. "temen lu minta gue anterin lu ke kelas. Kalo gue gak ada hati gue dah bangunin lu dari tadi, tapi gue punya hati, gue kasian liat lu yang kayak capek gitu." ucap Sunghoon sambil membenarkan posisi Aejin di punggungnya.
Sampai di depan kelas Sunghoon tak kunjung menurunkan Aejin, tubuh Aejin benar benar terasa lemas dan ringan, Sunghoon tidak yakin Aejin dapat berjalan tanpa terjatuh menuju kelas.
"permisi..."
Semua siswa terutama para perempuan di kelas berteriak histeris melihat Sunghoon yang menggendong Aejin di punggungnya.
"kalian ini, pacaran tau waktu dong." tegur guru yang sebenarnya gemas juga melihat tingkah Sunghoon dan Aejin. "maaf Bu, kasian pacar saya sakit. Au au au atit!" Sunghoon kesakitan saat Aejin tiba tiba mencubit perutnya.
"udah udah semua diam! Sunghoon dan Aejin pergi ke kursi masing masing." ucap guru yang menenangkan para siswi siswi yang masih berteriak.
Sunghoon berjongkok dan menurunkan Aejin tepat di kursi Aejin.
"makasih Hoon." Sunghoon tersenyum dan mencubit pelan hidung Aejin, "iya sayang..."
"arghhhhh!"
"mata gue!"
"pacar gue mana pacar gue?!"
"lu jomblo sadar bego!"
Teriakan teriakan yang menggema itu membuat pipi Aejin memanas dan dapat dipastikan sekarang dia dapat dikatakan sebagai kepiting rebus yang telah matang sempurna.
Sunghoon hanya menanggapinya dengan kekehan kecil dan melenggang pergi menuju kursinya, meninggalkan Aejin dengan rasa malunya.
*•••*
"gila Jin, lu harus ceritain semuanya ke gue!" ucap Wonyoung ketika mereka makan bersama di kantin sebelum kelas tambahan Aejin dimulai, sekalian menunggu Haruto menjemputnya. Aejin menceritakan seluruh kejadian tadi dan ditanggapi dengan tatapan tidak percaya oleh Wonyoung, bahkan Wonyoung tidak menyadari Haruto yang telah berdiri di sebelahnya karena sangat fokus mendengarkan cerita Aejin.
"pengen punya cowok kayak gitu huhuhu" ucap Wonyoung sambil berpura pura menangis terharu, "aku kurang apa si?" tanya Haruto pada Wonyoung. "kurang romantis! Dah lah nyok pulang, duluan ya Jin!" Wonyoung menarik tangan Haruto dan mulai menghilang dari pandangan Aejin.
Aejin sebenarnya tidak ingin pergi ke kelas demgan cepat, namun karena bosan dan buku yang Papanya berikan ada di kelas jadilah ia harus pergi ke kelas.
Sampai di kelas Aejin langsung meronggoh tasnya mencari buku yang harus ia baca kembali. Namun saat dilihat, salah satu bukunya hilang.
Aejin panik namun dia berusaha tenang. Dan Aejin ingat tadi terakhir kali ia melihat buku tersebut di taman saat bersama Jungwon.
Tanpa basa basi Aejin langsung melegang pergi mencari bukunya di taman sebelum kelas tambahannya dimulai. Mungkin 20 menit mencari buku itu cukup.
Sesampainya di taman Aejin mulai mencari bukunya di dekat kursi yang ia duduki tadi, namun tak terdapat apa apa. Aejin takut buku itu diambil seseorang atau lebih buruk lagi sudah dibuang.
Pikiran negatif terus menghampiri Aejin dan hanya membuatnya makin dan semakin panik. Tidak terbayang bagaimana wajah Papanya dan hukuman apa yang akan diberikan padanya jika buku itu hilang.
Aejin benar benar dibuat kebingungan, bahkan 20 menitnya sudah terlewat dan Aejin pergi kembali ke kelas dengan tangan kosong.
*•••*
Usainya kelas tambahan Aejin kembali mencari bukunya di taman sekolah.
Sebenarnya bisa saja ia membeli buku serupa di toko buku, namun karena waktu dan uangnya tidak mendukung jadi mau tidak mau dia harus mencari buku itu kembali.
Aejin mendudukan sebentar dirinya, mengelap peluh yang terus menetes, dan menghirup udara sebanyak banyaknya. Aejin bukan lagi mencari buku itu di taman, namun ia dengan keadaan yang benar benar lelah terpaksa harus mencari ke seluruh sekolah hanya untuk satu buku.
Kaki Aejin benar benar mati rasa, hari juga sudah makin gelap dan dia tidak bisa ada di sekolah ini terus menerus.
Saat hendak melangkah pergi meninggalkan sekolah, Aejin dihadang oleh seseorang. Aejin melihat wajah orang yang menghalanginya. Dan ya, dia Winter. Siapa lagi orang yang ingin mengganggu hidup Aejin selain manusia di depannya ini?
"nyari ini?" Winter mengangkat buku Aejin tepat di hadapan Aejin. Mata Aejin membola dan berusaha mengambil bukunya kembali, namun terus dicegah oleh Winter.
"balikin Win!"
"kalo lu mau buku usang ini, lu harus terima kesepakatan gue."
"otak lu di kepala atau di lutut si?! Gue gak mau!" tolak Aejin lagi.
"lu kira anceman gue kamaren bohong? Gue serius bakal bikin lu tersiksa kalo gak jauhin Jungwon. Tenang aja, ini bukan kayak cerita cerita orang yang berani bunuh orang lain cuma karena cemburu."
"gue lebih baik disiksa sama lu dari pada jauhin Jungwon!" Winter tersenyum remeh sambil menaikan sebelah alisnya "kita belum tau sebelum kita coba kan?"
Aejin tertawa remeh "oke, silahkan buktikan. Lagi pula, emang ada yang mau kehasut sama lo? Bahkan Jungwon aja jijik ketemu lo."
"jangan remehin gue. Gue bisa ubah pola pikir semua orang." Aejin menyeringai, "oh ya? Dan siapa yang bakal lu hasut dulu?"
"pacar lu. Park Sunghoon."
so~
khaira sakit :')
kenapa sakitnya ga kenal waktu gitu?! kan lagi PAS hueee!
dah lah, khaira mau meratapi nasib aja~
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Trouble - Sunghoon [Enhypen]
FanfictionMemiliki hubungan lebih memang hal yang biasa. Namun jika hubungan itu tercipta tanpa adanya rasa, itu dapat menjadi masalah besar. Masalah besar itu tak akan berakhir tanpa adanya pengakuan. ❝Dimulai dari sesuatu yang kecil dan sekarang berubah me...