Jisung berlari menuju dapur setelah mendapat kabar jika sang kakak telah memperoleh pekerjaan. Kakaknya memang fresh graduate yang sukses
"ho temenin gue ya?"
"kemana?" Gerakannya saat mengambil garam sedikit terganggu karena Jisung menempeli tubuh belakangnya
"ketemu kak brian" hidung Jisung mengendus, berusaha membaui aroma masakan Minho yang begitu familiar
"kak bri pulang?" tanya Minho tanpa mengalihkan atensinya pada maksakan yang ia buat
"bukan, kak bri dapet pekerjaan di perusahaan deket kampus kita, gue pengen ketemu" si manis menelusupkan kepalanya di lengan Minho, tubuh Minho yang lebih tinggi darinya membuat ia tidak dapat melihat apa yang Minho masak
"wow.." mata Jisung berbinar melihat makanan favoritnya, spaghetti aglio e olio, meliuk-liuk cantik mengikuti kemana arah sumpit Minho membawanya
"mau coba?" Minho meletakkan tangannya di pundak Jisung
"um" Jisung mengangguk dan membuka mulutnya menerima suapan dari chef andalannya
"enak" pipi Jisung mengembang lucu akibat senyuman manisnya
"gue tau itu" Minho mematikan kompornya dan pergi ke sisi lain untuk mengambil piring
"hey Lee Jisung" saat kembali ia menemukan Jisung yang sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan untuk memakan pasta
Bukan masalah Jisung memakan pasta sebelum dihidangkan, tapi yang menjadi masalah adalah Jisung hanya mengenakan atasan kaos yang mana membuat bagian belakangnya sedikit terekspos
"lo gapake celana lagi?" Minho meremas bongkahan sintal yang tertutup oleh celana dalam itu
"pantat gue lembut banget hari ini, ya kan?" si manis mengambil alih piring Minho, tentu saja ada maksud lain di baliknya
Ia mengambil porsi lebih banyak untuk dirinya sendiri dan memberi porsi yang lebih sedikit untuk Minho
"jangan terlalu kebawah Minho!" saking bawahnya tangan Minho mengerayangi pantatnya, tangan itu hampir menyentuh twins ball miliknya
"engh, mau sampe kapan lo ngeremas pantat gue?!" tanya Jisung dengan gusar
Minho terkekeh sambil menggumamkan kata maaf "pantat lo emang lembut banget ji, bikin nagih"
"Minho sialan!"
Ia mengedipkan satu matanya untuk menggoda Jisung, kemudian pergi ke meja makan setelah mengambil piringnya
"hah.. kenapa tiba-tiba udaranya jadi panas gini?" si manis mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah
***
Sesampainya di cafe yang telah di tentukan, kedua kakak beradik itu saling memeluk dengan erat untuk melepas rindu setelah lama tak bertemu
Sedangkan Minho yang berada di sampingnya hanya berdehem rendah, merasa canggung dengan keadaan, harusnya gue gaikut tadi, pikirnya
Mereka bertiga berbincang tentang banyak hal, mulai dari pengalaman tentang perjuangan masuk kampus hingga bagaimana Brian bisa mendapat pekerjaan dengan mudahnya
"ji, karena kontraan kakak lebih deket dari kampus kamu, luas juga, mau tinggal bareng kakak nggak?"
Jisung mantap menggeleng tanpa mempertimbangkan kelebihan-kelebihan yang sang kakak ajukan
"kenapa?"
"yaa jisung nggak mau aja"
Brian menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi "Felix tadi juga nolak"
"Oh kakak udah ketemu sama felix?" tanya Jisung memastikan
Brian mengangguk sambil menyeruput kopi panasnya
"Kak"
"Hm?"
"Kalo kakak punya adik gay gimana?"
Minho sedikit menegakkan tubuhnya mendengar pertanyaan Jisung
Sedangkan Brian menatap Minho sambil tersenyum miring "oh.. jadi ini alasan kamu gamau tinggal sama kakak"
"hah? Maksud kakak?" jisung mengerutkan keningnya
"karena kamu pacaran sama Minho? Mau tinggal sama Minho terus?"
"What-?" apa-apaan kakaknya ini, pikirnya
"enggak! Bukan gitu maksud Jisung"
"jujur aja ji, kakak udah tau"
"ya ampun kak, jisung lurus sumpah!"
"Jisung bener kak, kita cuma temen" kasihan melihat Jisung kewalahan meyakinkan sang kakak, minho pun angkat bicara
"ohh.." Brian mendengar getaran yang berbeda dari nada bicara minho "cinta satu sisi ya?" batinnya
"jadi gimana tadi? Kalo kakak punya adik gay?"
Jisung mengangguk
"maksud kamu si felix?"
"kakak udah tau??" jisung pikir selama ini hanya dirinya yang tau
"tau dong.. kan dia adik kakak"
"kakak biasa aja? Nggak merasa gimana gitu?" Jisung sedikit melirik Minho, sebenarnya ini masalah keluarga yang tidak seharusnya Minho dengar
Brian menggeleng "memangnya kakak mau gimana kalau dia memang seperti itu"
Entah kenapa Jisung merasa kesal dengan ucapan sang kakak
"kenapa? Kamu nggak suka Felix seperti itu?"
Pertanyaan sang kakak membuat jisung bertanya pada dirinya sendiri
"apa gue gasuka Felix kayak gitu?" batinnya
Sejujurnya ia tak masalah tentang felix menyukai laki-laki dan dengan percaya diri menunjukkan diri sebagai seorang gay
Namun yang membuatnya benci adalah dampak kegayan sang adik terhadap dirinya, ia mengalami tekanan dan stres selama setahun karena perundungan di sekolah
Belum lagi ia sering mual-mual saat teringat kejadian yang tidak sengaja ia lihat
"-enggak kan?" tanya brian memastikan
Jisung mengangguk
Minho yang melihat jisung mengangguk begitu mudah membuatnya sangat terkejut "apa Jisung berubah pikiran?"
"tapi jisung nggak bisa nerima felix gitu aja kak"
Minho yang awalnya diberi setitik cahaya harapan kini harus kembali mengubur dalam-dalam harapannya itu
"sulit banget ya?" tanya Brian
Jisung mengangguk lemah, "kakak nggak tau gimana rasanya jadi Jisung" entah kenapa hatinya begitu keras hanya untuk memaafkan sang adik
06/06/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestb̷̷o̷̷y̷̷friend | Minsung
FanfictionBukankah aneh jika melakukan hal-hal manis dengan sesama jenis setelah dia mendeklarasikan diri sebagai homofobik? "lo yakin dia homofobik bin?" 25/05/21