Chapter 4. Air Mata Bidadari

107 16 3
                                    

🍂🍂🍂

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. 

Sepertinya pepatah ini cocok dengan situasi yang dihadapi Endra. Pria berambut gondrong itu tidak pernah menyangka jika niatnya untuk bersenang-senang satu malam demi mengalihkan rasa kesal kepada sang tunangan malah berakhir petaka. Sebuah petaka yang menyeretnya untuk berurusan dengan tuntutan hukum. 

Endra tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah ketika digiring ke depan meja interogasi. Beruntung ada Jeremy yang menjadi saksi kunci kasus yang dihadapi Endra. Sebab keterangan yang diberikan Endra sedikit meragukan pihak kepolisian. Sang fotografer hanya berusaha memberikan pernyataan bahwa dia sama sekali tidak memiliki hubungan spesial dengan Joy, hanya hubungan satu malam dan tidak ada unsur lain yang memicu dendam atau niat membunuh wanita itu. 

Kesaksian Jeremy tentang pertemuan mereka pada malam sebelumnya yang menyelamatkan Endra dari status tersangka untuk sementara. Hingga hasil visum et repertum keluar dan Endra bebas dari tuduhan tersangka meskipun masih harus dalam pengawasan pihak kepolisian beberapa waktu. Akan tetapi bebasnya Endra dari jerat tersangka tidak lantas membuat Jeremy sang sahabat lepas dari rasa penasaran.

Sehari setelah Endra diperbolehkan pulang setelah menjalani pemeriksaan maraton selama tiga hari, Jeremy menemui sahabatnya itu sekedar menghibur mental Endra yang sempat terguncang.

"Ada yang aneh dengan kematian Joy," tukas Jeremy ketika dia dan Endra telah duduk bersantai di balkon kamar. 

Selama masa pengawasan, Endra kembali ke kediaman orang tuanya. Tentu saja ibu Endra histeris mendengar putranya harus berurusan dengan pihak kepolisian karena diduga terlibat pembunuhan. Kebalikan dengan sang ayah yang tetap bersikap tenang serta berusaha membungkam media yang tak berhenti memburu berita tersebut.

"Maksud lu?" Alis Endra berkerut dalam.

"Penyidik sempat memperlihatkan sama gue hasil visum Joy. Gue yakin elu gak membunuh Joy, tetapi mengapa dia bisa terbunuh saat bersama elu dan cara meninggalnya begitu mengerikan," cetus Jeremy dengan wajah serius. Endra melengos saat pria Manado itu menyinggung petaka di malam naas itu lagi.

"Gue yang lebih frustasi di sini. Dan jangan tanyakan apa yang terjadi karena sampai sekarang takada satu pun penjelasan masuk akal yang bisa dicerna oleh otak gue terkait kematian Joy," pungkas Endra dengan nada emosi. 

"Gue tahu, Bro. Hanya saja ada hal-hal di luar nalar yang harus diterima oleh otak rasional kita. Hasil visum menyatakan bahwa kematian Joy sudah tujuh jam dari waktu ditemukan. Kondisi fisiknya terbakar. Tetapi, jika seseorang membakar Joy ditempat, pastinya elu ikut terbakar begitu juga dengan selimut dan ranjang. Kecuali ...." Jeremy memotong ucapannya sambil menatap serius Endra yang duduk santai di depannya.

"Kecuali apa?" sergah Endra yang tidak nyaman ditatap tajam oleh sahabatnya.

"Ehm, kecuali Joy dibakar di tempat lain, lalu kembali dipindahkan ke kamar hotel," imbuh Jeremy.

"Tapi kan polisi sudah menyatakan kalau berdasarkan pantauan CCTV, gue dan Joy tidak pernah keluar dari kamar itu sejak kami check in. Apa mungkin gue menyeret Joy lewat jendela dari lantai sepuluh? Gila apa?" bantah Endra.

"Itulah yang membuat gue heran, Bro. Apa sebenarnya yang terjadi?" gumam Jeremy. Pria itu menumpu dagu dengan kedua tangan dalam mode berpikir keras.

"Seenggaknya gue sudah lega karena tidak berurusan lagi dengan polisi, juga kasus ini tidak sampai tersebar. Thanks Bro, atas bantuanmu." Endra menepuk pundak Jeremy lalu meneguk bir dalam kaleng. 

Jeremy hanya mengedikkan bahu sembari ikut meneguk birnya. Pikirannya masih berkecamuk dengan kasus kematian Joy. Bagaimanapun Joy adalah temannya dan sama-sama merantau di ibukota. Dia merasa sedih dan kehilangan. Apalagi keluarga wanita itu. Setahu Jeremy, Joy adalah tulang punggung keluarga. Oleh karena itu, Jeremy berinisiatif memberikan kompensasi yang cukup besar kepada keluarga Joy di Manado atas nama Endra. Selain itu, pria kepala pirang tersebut dengan sukarela mengatur pengiriman jenazah Joy ke kota asal mereka. 

Gadis Penyembuh (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang