"Annyeong haseyo, Kim Saeron imnida. Mohon bantuannya, semoga kita bisa menjadi teman baik. " Seorang siswi berperawakan mungil, dengan wajah kecil dan rambut coklat panjang memperkenalkan diri di depan teman-teman barunya pagi itu. Diakhiri bungkukan dan senyum singkat.
"baiklah, Saeron-ssi, kau bisa duduk di be..... "
BRAAAKKK....
BUKK
"maaf Ssaem, kami terlambat. "
Ucap dua orang siswa bersamaan setelah bangun dari jatuh yang sangat tidak menawan setelah mendobrak pintu kelas barusan. Keduanya tersenyum bersalah, karena masuk disaat jam pelajaran yang telah mulai.
Semua mata yang ada di dalam kelas memandang kearah keributan, termasuk siswi yang baru saja memperkenalkan diri."kalian hobi sekali datang terlambat, apa menurut kalian sekolah itu tidak berguna sama sekali? "
"tidak ssaem. " lagi menyahut secara bersamaan.
Guru mereka yang pendek dan sedikit gemuk di depan kelas menghela nafas, Kwon ssaem-wali kelas mereka- telah berulang kali mendapati anak didiknya itu terlambat, dihukum seperti apapun mereka tidak jera.
Memijat pelipisnya sedikit, guru gemuk tersebut melanjutkan, "lari mengitari lapangan sebanyak 10 kali. Tidak ada bantahan. " ucapnya mendelik ketika mendapati anak didiknya ingin protes."ya ssaem. " kembali terdengar secara kompak.
Kedua siswa yang datang terlambat itu menoleh ke area kelas mendapati teman-teman mereka tertawa mengejek. Siswa yang lebih tinggi memelototi mereka, sedangkan yang lebih pendek melayangkan pandangan mengitari kelas dan tidak sengaja menoleh ke arah depan kelas, dimana siswi baru dengan nama Kim Saeron berdiri, sekilas mata mereka bertemu tatap, kemudian siswa tersebut memutuskan kontak mata mereka.
"apa yang kalian tunggu masih berdiri disini? Cepat lari! "
Tanpa ba bi bu, kedua siswa yang datang terlambat tersebut langsung meninggalkan kelas untuk menjemput hukuman.
--------------
"aahhh aku lelah, dipikirnya lapangan ini sempit?"
"semua gara-gara kau! Jika tidak asik bermain sampai larut, kita tidak akan terlambat."
"lalu kenapa kau ikut? "
Mereka saling mengapit leher dan adu mulutpun tidak terelakkan, dengan posisi berbaring setelah menyelesaikan hukuman.
Nam Woohyun dan Lee Sungyeol, dua siswa yang semua orang tahu sering datang terlambat tapi tenang saja, bukan tukang cari masalah. Mereka hanya sering datang terlambat karena kebiasaan yang tidak bisa mengontrol jam tidur dan berakhir bangun kesiangan. Mereka siswa yang cukup pintar, terutama Sungyeol, hanya saja tidak pernah ingin menonjolkan hal tersebut.
Mereka juga merupakan idola sekolah karena wajah mereka yang tampan dan manis itu meskipun saudara beda ayah dan ibu, tapi sangat mirip.
Kriiiingg....kriiiingg....
Bel tanda istirahat berbunyi, membuat seluruh penghuni kelas di Woolim High School mendesah lega, tidak luput kelas 3-A yang menjadi kelas Woohyun dan Sungyeol.
"argh pelajaran Kim ssaem membunuhku"
"uwah daebak, kenapa kita memerlukan teori matematika? Bukannya kalau menjadi barista tidak perku berhitung atau penjual di toko bunga? Kita kan tidak harus selalu menghitung saat bekerja?"
"aahhh otakku rasanya akan meledak sebentar lagi. "
Begitu kurang lebih riuh protesan siswa siswi dikelas itu terhadap mata pelajaran yang memang cukup sulit tersebut.