34

1.9K 163 17
                                    

Mereka kini saling merasa tidak waras.

Rose terus meyakinkan diri bahwa dia hanya seorang pembantu, sementara Jimin semakin tergila-gila dengan cintanya. Tunggu apa lagi?

Tentu saja momen!

Kalau tidak pas, semuanya akan sia-sia.

"Andwee!!"

Rose menghentikan tangannya saat memotong sayur lalu menepuk pipinya yang sedari tadi sudah merona.

Bisa-bisanya Jimin mencuri kecupan di pipi chubby Rose sesaat sebelum dia pergi joging beberapa waktu lalu. Selalu saja mendadak! Kenapa Setiap hari Jimin selalu membuat jantungnya olahraga?

"Sudah terlalu sering..." Cicit Rose sambil meneruskan kegiatannya. Jangan sampai ketika Jimin selesai joging, salad yang ia request belum siap.

Weekend ini penuh cobaan memang. Cobaan iman, cobaaan perasaan, Rose hanya menghela nafasnya.

-
-
-

Beberapa saat kemudian, Jimin pun selesai joging dan membersihkan diri. Lalu menuju meja makan untuk bertemu Rose. Ingat, poin utamanya adalah bertemu Rose, sarapan nomor dua.

Disana Jimin sudah melihat Rose yang dengan cekatan menata meja makan. Itu menjadi pesona tersendiri bagi Jimin ketimbang Rose berpose cantik di depan kamera.

Rose yang menyadari kehadiran Jimin langsung menunduk. Antara hormat dan malu.
"Tuan..emm" Rose bahkan gugup. "Silahkan duduk."

Mereka duduk di bersama untuk menyantap sarapan. Hanya saat weekend mereka bisa sarapan berdua, saat hari biasa, Rose pasti memastikan Jimin sarapan lebih dulu agar tidak telat. Dia akan sarapan belakangan.

Suasana terasa hening. Mereka saling curi pandang namun justru membuat suasana menjadi lebih canggung bagi Rose. Jimin sendiri malah menikmati debaran yang ia rasakan. Sejak Rose kembali, kadar kebahagiaannya bertambah.

"Hari ini kau sibuk?" Tanya Jimin.

Rose berpikir.
"Hanya bersih-bersih dan ke supermarket."

"Rumah kita kan sudah bersih.."

'kita'

Rose tetap berusaha menguasai dirinya.
"Bersih-bersih nya kan setiap hari tuan, jadi.."

"Aku ikut."

"I-ikut kemana?" Tanya Rose bingung.

Jimin tersenyum gemas sambil mengacak rambut Rose.
"Ikut bersih-bersih. Dan ke supermarket juga.."

Senyum itu, Rose takut saat teringat bahwa hal indah itu bukan miliknya.

🌷🌷🌷

Sejak turun dari mobil, genggaman tangan mereka tak pernah lepas. Tak ada yang bisa Rose lakukan selain pasrah menikmati genggaman hangat itu. Namun Rose malu jika orang lain menyangka bahwa mereka adalah sepasang kekasih.

Lagi-lagi Rose berpikir bahwa itu tak pantas.

"Apa lagi?" Tanya Jimin setelah memasukkan beberapa jenis sayur ke dalam troli.

"Kau lebih suka daging apa?" Tanya Rose, "ayam atau sapi?"

"Terserah."

Rose terkekeh, ia mengambil daging ayam dan memasukkannya dalam troli.

"Ini daging ayam?" Tanya Jimin, Rose mengangguk. "Tapi kan aku mau daging sapi."

"Katanya tadi terserah.." jawab Rose pelan.

Devenir AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang