Siang itu seorang gadis tengah dibentak oleh kedua orang tuanya.
"Dasar anak tidak berguna!" bentak ayahnya.
"Saya menyesal telah melahirkanmu." ucapan ibunya benar-benar menusuk sekali.
"Pembunuh! Kamu pembunuh!" tuduh ayahnya lalu melenggang pergi disusul oleh ibunya.
Gadis itu menangis tersedu-sedu lalu kakak laki-laki nya menghampiri nya.
"Jangan nangis ya, ada abang. Abang percaya kok."
Sakit itulah yang ia rasakan saat kedua orang tuanya berkata kasar. Dimana orang tua yang dulu sangat sayang kepadanya? Kenapa sekarang malah seperti ini?.
Demi tuhan Maya sudah banyak menahan rasa sakit ini. Dimulai dari kedua orang tuanya, pembullyan disekolah nya,dan penyakit nya yang saat ini mulai parah.
Entah kapan ia akan bahagia.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Baik sebelumnya terimakasih untuk yang sudah membaca cerita ini.
Mohon bantu vote dan komen ya. Vote kalian itu sangat berharga.
Terima kasih
See you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Luka & Aku Bisa
Teen FictionTantangan Menulis Bersama Anggara Reswara Literation Nama Peserta: AnggunFariyanti Tema: Bullying "Selalu mengerti tanpa dimengerti" Penggalan satu kalimat cocok untuk kehidupan Maya. Dimana ia hanya memiliki kakanya untuk bersandar,tak menutup kemu...