Keluarga Besar

30 11 8
                                    

TRINGG!!!

Bel sekolah berdentang tanda waktunya untuk mengakhiri pelajaran di sekolah. Aku dan teman-teman lainnya membereskan buku dan bergegas pulang. Tak lupa kami berdoa dan memberi salam kepada guru sebelum pulang.

Siang itu sangat cerah. Terik sehingga aku berfikiran untuk buru-buru pulang dan meneguk segelas jus jeruk. Dalam perlajanan pulang tiba-tiba ada yang memanggil namaku.

"Beth, Bethanie."

Ia adalah Millie, teman satu sekolah yang merupakan tetangga sebelah rumahku. Kulihat mukanya sangat bersemangat ketika menyapaku. Karena heran aku pun bertanya kenapa ia terlihat sangat gembira.

"Hai Beth, keluargaku dari Kanada akan datang. Ada kakek, nenek, tante, om, dan juga sepupuku yang akan datang. Aku senang sekali nanti rumahku akan ramai karena mereka semua menginap 3 hari dirumahku. Ohh iyaa mungkin aku harus mengenalkanmu kepada Finn, ia adalah sepupuku sangat tampan."

Jawab Millie dengan muka yang berseri-seri. Aku senang mendengar kabar bahwa keluarga besar Millie akan tinggal dirumahnya 3 hari. Dengan begitu akan ada yang menemani Millie dirumah.
Ayah Millie adalah arsitek dan sedang bekerja di luar kota karena sedang ada proyek besar disana. Sedangkan Ibu Millie adalah wanita karir yang selalu pulang larut malam karena lembur di kantor. Hal tersebut membuat Millie selalu sendirian di rumah besar dengan dua lantai itu. Bahkan untuk anak seusianya, Millie adalah gadis paling berani yang pernah kukenal.

Setelah makan malam ibu memintaku membeli telur, selai, dan keperluan dapur lain untuk sarapan besok. Malam itu belum terlalu malam, masih sekitar pukul 7 malam. Walaupun begitu, aku yang penakut selalu meminta Millie untuk menemaniku berbelanja di minimarket yang berada 2 blok dari rumah kami. Aku lalu pergi menuju telpon rumah dan menelpon Millie, memintanya untuk menemaniku berbelanja di minimarket malam ini. Tapi telponku tak kunjung diangkat.

"Ahh mungkin Millie sedang berada di toilet," pikirku begitu.

Aku langsung menyambar jaket baby pink-ku dan berpamitan kepada Ibu. Aku bilang bahwa akan mengajaknya langsung. Aku lalu berjalan menuju rumah Millie.

Begitu sampai didepan pintu, aku langsung memencet bel.

Ting-nung.
Ting-nung.

Suara bel menggema ke seluruh ruangan. Tetapi tidak ada yang membukakkan pintu untukku. Aku pun memencet bel lagi. Berharap bel yang kali ini didengar oleh Millie. 5 menit menunggu tetapi tidak terdengar langkah kaki yang hendak membukakkan pintu.

"Apakah Millie sudah tertidur," aku bertanya dalam hati.
Dengan berat hati aku pergi sendirian ke minimarket.

Saat pulang aku melewati rumah Millie. Aku sangat terkejut karena rumah Millie yang tadi sepi, gelap, dan sunyi kini sangat ramai. Semua lampu di ruangan rumah Millie hidup. Suara musik menggema dari dalam. Tampak beberapa siluet orang sedang bercakap-cakap. Siluet itu tidak terlalu jelas karena tertutup oleh tirai bening. Jendela rumah Millie memiliki gorden yang cukup tembus pandang sehingga aku dapat melihat siluet-siluet orang yang sedang berada di dalam. Walau hanya siluet, aku tau bahwa didalam sedang ada banyak orang.

"Ahh jangan-jangan Millie tadi pergi ke bandara untuk menjemput keluarganya, pantas saja tidak ada yang membukakaknnya pintu," pikirku begitu.

Sesampainya dirumah aku baru ingat kalau Millie ingin mengenalkan aku ke sepupunya, Finn.
Karena penasaran dan ingin berkenalan dengan Finn, sepupu Millie, aku pun datang menghampiri rumahnya. Aku kembali memencet bel rumah tapi tidak ada yang membukakkan pintu.
Mungkin karena suara musik yang terlalu besar membuat orang-orang tidak mendengarkan suara bel yang berdenting. Lalu aku memutuskan untuk pulang.

Malam semakin larut. Jam digital di meja belajarku menunjukkan pukul 11.54 pm. Sudah hampir tengah malam tapi kenapa suara orang-orang yang sedang berpesta malah semakin besar. Bahkan aku mendengar teriakan anak kecil seperti sedang bermain kejar-kejaran.

"Apa anak-anak kecil itu tidak mengantuk. Kenapa tengah malam begini masih bermain kejar-kejaran," pikirku.

Aku mencoba untuk tidur sambil membaca buku biografi. Berharap kantukku cepat datang jika membaca buku yang membosankan ini. Tak lama aku pun tertidur dengan buku yang masih berada di tangan.

Pagi harinya aku kesiangan. Jelas kesiangan karena aku baru bisa tertidur pukul satu malam. Millie yang sedang menyiram tanaman di kebun rumahnya menyapaku dengan riang. Aku heran kenapa gadis ini bisa sangat riang padahal dia dan sekeluarganya berpesta sampai subuh. Sedetik kemudian aku menatap rumah Millie. Aku heran kenapa rumah Millie kembali senyap. kemana anak-anak kecil semalam? Apa mereka pulang sebelum fajar? Tapi kan rumah mereka di Kanada, terlalu pagi dan terlalu melelahkan untuk melakukan penerbangan internasional setelah berpesta semalam. Dan bukankah mereka akan menginap 3 hari? kenapa sudah pulang.

Millie yang melihat perbedaan ekspresiku lalu Aku lantas bertanya kepada Millie bagaimana pesta semalam. Tapi Millie menunjukkan raut muka keheranan. Aku pun bingung lalu kembali bertanya,

"bukankah semalam kau mengadakan pesta dengan keluarga besarmu?" tanyaku.

"Apa maksudmu? semalam aku dirumah sendirian. Karena bosan aku lalu tertidur lebih awal," jawab Millie polos.

"Omong-omong soal pesta keluarga, aku kemarin lupa bilang kepadamu kalau pestanya baru akan diadakan malam ini," jawab Millie polos.

Aku benar-benar tidak bisa mencerna perkataan Millie. Jelas semalam aku melihat ada orang yang berpesta dirumahnya.
Kemudian fokusku teralihkan kepada sesuatu. Sesuatu yang membuatku sangat penasaran.
Samar-samar aku melihat bayangan seseorang di jendela dapur. Karena kurang jelas aku pun menyipitkan mata agar dapat melihat bayangan itu dengan jelas.

DEG!!

Aku terpaku menatapnya. Jantungku bekerja keras memompa darah. Tanganku dingin dan lidahku kelu. Beberapa detik kemudian aku sadar itu bukanlah orang-orang yang berpesta semalam. Bahkan alam bawah sadarku mengatakan bahwa siluet itu bukanlah siluet orang melainkan sesosok makhluk dengan dress putih dan berambut panjang berantakan.

Aku memejamkan mataku. Berharap Siluet mengerikannitu menghilang dari dapur rumah Millie.

Udara menjadi hening. Aku bahkan bisa mendengar detak jantungku yang menggema diseluruh tubuh. Akhirnya kuberanikan diriku untuk membuka mata.
Begitu membuka mata aku sangat terkejut.
Aku mematung ditempat. Keringat dingin mulai mengucur. Karena sekarang siluet itu berdiri tepat dibelakang Millie dan menatap tajam kearahku sembari menyeringai
menampilkan gigi-giginya yang tajam

 Karena sekarang siluet itu berdiri tepat dibelakang Millie dan menatap tajam kearahku sembari menyeringaimenampilkan gigi-giginya yang tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
#Day-2
#30harikonsistenmenulis

Pesta Keluarga BesarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang