Part 1 - Kangen

206K 6.7K 1.1K
                                    

halooo? makasih nih yang udah mampir ke cerita lanjutan she ini. oke, aku kasih tahu. aku nggak akan bikin konflik di sini setragis cerita yang she 1. cz ada yang komen suruh lebih tragis lagi. jadi enjoy yaa...

happy reading

------------------------------

Gadis itu ada di depan sana. Tersenyum padanya dengan lebarnya. Melihat senyum itu, senyumnya juga terkembang sempurna. Dia sangat suka melihat senyum itu. Dia ingin melihat senyum lebar itu lagi.

Untunglah gadis itu ada di sana, di depannya lengkap dnegan senyum lebar yang sangat dia rindukan.

Dia tahu, seharusnya dia berjalan ke arahnya, melihat senyum itu lebih dekat agar dia bisa menikmati senyum itu lebih puas. Tapi langkahnya tak pernah membuatnya mendekat. Langkahnya hanya ada ditempat yang sama. Langkahnya hanya terus berjalan di sana secepat apapun dia melangkah.

Saat lampu menyilaukan mata itu datang, dia hanya bisa memicing sambil melindungi wajahnya dari cahaya yang begitu menyilaukan. Tapi matanya terbelalak lebar mengetahui lampu apa itu.

Dengan ketakutan, dia mencoba berlari. Dia berlari lebih cepat. Tapi langkahnya berat sekali. Seperti dia melangkah di dalam air, seperti langkah slow motion yang membuat dia tak bisa berlari secepat yang dia bisa.

“ANNN! AWAAAAASSSS!!!!” dia melihat panik ke mobil itu. Dia terus berlari, tapi .... BRAKKK!!!

Dia menatap gadis dengan senyum lebar itu terbang setelah mobil hitam itu menabraknya. Lalu tubuhnya terjatuh begitu saja dengan berlumuran darah.

----

Mata itu tiba-tiba terbuka- tersentak kaget. Nafasnya memburu mengingat mimpi mengerikan tadi. Nafasnya terengah. Matanya mengerjap-ngerjap panik. Dia menatap berkeliling dan mendapati dirinya ada di ruang kerja.

Mimpi. Itu hanya mimpi. Hanya mimpi buruk yang terus berulang-ulang. Membuat dia tak pernah bisa tidur tenang.

Laki-laki itu mengusap wajahnya. Lalu menatap sebuah foto yang dia sengaja pasang di atas meja. Foto wanita ini ... lengkap dengan senyumnya yang lebar.

Rasa kangen itu pelan-pelan merayap kuat. Dia tak peernah menghitung berapa malam yang dia lewati dengan bermimpi melihat wanita ini tersenyum, lalu tiba-tiba dia kehilangan senyum itu entah dengan cara apa. Berulang-ulang seperti itu terus. Seperti menyiksanya. Membuat dia selalu ingat dengan ketakutannya.

Dan saat dia bangun, dia hanya bisa merasakan kangen yang luar biasa.

Kecanduannya pada narkoba sudah hilang bertahun-tahun lalu. Dia bisa lepas dnegan mudahnya. Tapi sudah bertahun-tahun gadis ini berada dalam otaknya, mimpinya, hatinya. Dia tak pernah bisa lepas dari ingatan itu, apalagi senyum ini. Wanita ini seperti narkoba baginyanya.

“Nggak ada gue baik-baik ya. Sesusah apapun, lo harus hidup. Lo harus bahagia. Lo harus lebih bahagia dari gue.”

            Kata-kata itu sudah seperti kaset rusak yang selalu diputar berulang-ulang. Kalimat demi kalimat itu membuat dirinya punya kekuatan untuk bisa bertahan satu hari lagi. Bekerja sampai kelelahan lalu tertidur dan memimpikan senyum itu lagi, lalu kehilangan senyum itu lagi, lalu mengingat kata-kata itu lagi dan mempunyai kekuatan lagi untuk satu hari.

            Begitu terus sampai lima tahun ini.

            Egar menghela nafas menahan sesak yang bahkan tak pernah berkurang jumlahnya. Tapi dia berusaha mengabaikannya dan mengambil bingkai foto itu dan menatapnya.

She (Fianer) Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang