I won't spoil anything
Just keep reading luvs
XOXO
________________________________________
7 hari unity camp, kini tersisa 3 hari 2 malam lagi.
Tidak banyak yang terjadi diantara hari-hari ini.
Mereka bagaikan 2 kutub positif, bahkan teman-teman mereka pun bingung dengan perubahan drastis yang dirasakan sejak malam itu. Tidak ada yang berani menyinggung masalah ini, mereka tahu ia membenci urusannya dicampurtangani.
Sore ini, lapangan sangat sepi. Peserta Unity Camp sedang melakukan kegiatan di hutan sebelah kiri sambil menyaksikan sunset. Karena bagian kanan akan digunakan untuk Scavanger Hunt malam ini.
Dia, however, mendapat garbage duty bersama 2 panitia lainnya. Mengumpulkan sampah dan merapikan peralatan panggung.
Ia berterima kasih, akhirnya ada waktu sendiri tanpa siapapun yang mengganggu.
She needed this.
Beberapa menit kemudian sebarisan mobil hitam masuk ke pekarangan kemah, parkir dengan rapi dan terstruktur. Dari jauh ia melihat seorang pria keluar dengan setelah jas formalnya diikuti seorang perempuan paruh baya dan beberapa asisten.
Guru-guru yang tinggal langsung menyambutnya dengan hormat.
Dari sudut lapangan tempatnya berdiri, jelas terlihat wajah di balik kacamata itu.
Ia kabur dari sana sebelum pria itu melihatnya.
Berlari ke dalam hutan, tidak peduli kiri atau kanan, ia hanya ingin pergi dari sana. Tak terasa sudah berapa menit ia berlari sampai rasanya sudah cukup jauh, ia berhenti.
Matanya membesar.
Dihadapannya ada seorang gadis kecil yang sedang membasahi kaki sungai kecil mengalir. Gadis itu melihatnya, lalu tersenyum.
"Sini."
Ia melihat ke kiri kanan, tidak ada orang lain. "Gue?"
"Iya, kamu, sini."
Ia berjalan ke arahnya, perlahan melewati sungai kecil setinggi mata kaki. Berdiri di sampingnya, gadis ini berwajah anak umur 10-12 tahun.
"Kamu sedang apa?" tanya gadis itu.
Tanpa menjawab pertanyaannya, ia berjongkok menghadap gadis ini. "Kamu kenapa di sini sendirian? Siapa yang bawa kamu ke sini?"
Ia tampak sedih, tangannya kerap menyapu air menciptakan ombak kecil. Ia mengambil tangan gadis kecil ini.
"Mama marah kepadaku. Aku takut."
Gadis ini terlihat ingin menangis, ia jadi tak tega. "Ayo sini kakak antar kamu kembali, oke?"
"JANGAN!"
Ia tersentak, gadis ini tiba-tiba berteriak. "Takut, jangan bawa aku kembali."
Termenung menatap sungai kecil. Mereka terdiam beberapa menit.
"Nama aku Althea, kamu siapa?"
Gadis ini ragu untuk berbicara.
Detik kemudian akhirnya ia menjawab. Jawaban yang tidak disangka Althea, sangkin kagetnya ia menghempaskan lengan gadis ini.
"Siapa nama kamu?" tanyanya sekali lagi. Dan jawabannya tidak berubah.
Althea melihat gadis ini dengan expressionless. Wajahnya pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDING
Teen Fiction2 manusia dengan latar belakang yang berbeda. Berapa kemungkinannya mereka bertemu? Yang satu selebriti remaja yang sedang naik, dengan keadaan sempurna, wajah, harta, keluarga, sahabat. Yang satu manusia biasa, tanpa ada istimewanya. Itu yang dipik...