Alasan aku bingung untuk memulai cerita ini dari mana adalah, karena kekacauan yang tengah terjadi di sekitarku.
Aku dan paman Shitosu, ayah Rara, sedang terjebak di dalam gedung utama, bekas pabrik sepatu, tempat Rara disekap oleh orang-orang suruhan Arata Ishido, atau lebih tepatnya, atas perintah MOON. Sejak awal paman Shitosu ingin menyelamatkan putrinya dari cengkraman musuh tanpa harus mengorbankan umat manusia.
Itu sebabnya sebelum berangkat kemari, aku menghubungi seseorang yang paling ku percaya dalam hidupku, kadang melebihi diriku sendiri. Siapa lagi kalau William, kakak sepupuku.
Selama ini diam-diam kami selalu berhubungan memakai pager, hanya ini alat komunikasi yang bisa kami percaya agar tidak disadap. Lalu dia bilang, bantuan akan datang. Jadi aku percaya padanya.
Namun pada faktanya, bantuan yang kami tunggu tak juga sampai. Entah mereka terjebak macet atau terkena roaming, entahlah.
Tidak. Aku sedang tidak bercanda. Terlebih dalam situasi seperti ini.
Ada api menyebar di mana-mana. Kesalahan dari bertarung melawan sekelompok penjahat di dalam pabrik bekas adalah, mudahnya bahan-bahan kimia terbakar setelah terpicu oleh sesuatu. Dengan aku yang sepertinya (atau memang) babak belur, sekujur badan sakit, jatuh di atas tanah dalam posisi miring ke satu sisi. Dua orang atau lebih sedang mengarahkan tendangannya padaku. Tapi hei, serius, aku sudah menjatuhkan beberapa dari mereka.
Dan si brengsek Vin Solar atau siapa lah itu, sudah sukses menipu kami, berkata akan mempertemukan kami dengan Rara jika kami datang kemari. Namun nyatanya, hanya ada video pada layar besar tergantung di dinding, memperlihatkan Rara dalam kondisi tak sadarkan diri disekap entah di mana.
Lalu nun jauh di sana. Di ujung ruangan raksasa berdebu, berlantai batu ini, terlihat ayah Rara sejak tadi tengah bertarung dengan musuhnya. Vin, begitulah dia memperkenalkan dirinya. Salah satu anggota organisasi MOON. Arata sendiri, setelah mendapat beberapa pukulan dari ku di kepala serta perutnya, sepertinya berhasil kabur. Dasar bedebah sialan!. Benar-benar tipikal pecundang sepanjang masa.
Aku bisa mendengar suara teriakan paman Shitosu ketika dia melayangkan batangan besi ke arah Vin, yang ditangkis secara cepat memakai linggis oleh orang tersebut. Meneriakkan sesuatu dalam bahasa Jepang. Vin tertawa bagai maniak, menjawab memakai bahasa Inggris kalau selama Shitosu bersikeras menolak memberikan formula, maka Rara akan segera terpanggang hidup-hidup.
Rasanya aku menjerit dari tempatku, lantas terbatuk-batuk dan memuntahkan darah segar. Para bajingan sialan ini terus saja menghajar ku. Salah satunya bahkan berjongkok, menjambak rambutku lalu dengan seringai keji berkata memakai bahasa Inggris.
*"Pada akhirnya kalian dan si jalang itu akan mati"*.
Cukup sudah, aku sudah tak tahan dengan sikap arogannya. Diam-diam aku menarik sesuatu dari dalam saku celana depan, benda ini harusnya sudah ku keluarkan sejak tadi. Sambil menatap tepat ke dalam mata pria berdarah asia dan berambut gondrong di hadapanku tersebut, aku berkata.
"Kamu tahu apa kesamaan mu dengan Patrick the star?".
Preman sialan di atas ku tersebut melemparkan tatapan tolol padaku.
"Kalian sama-sama tidak punya otak" tukas ku.
Lalu dalam satu gerakan cepat, tangan kananku bergerak, menusukkan benda itu tepat ke arah mata kanannya.
Jeritan serta sumpah serapahnya bergema, terpantul ke seluruh penjuru ruangan. Bersamaan dengan itu tawaku meledak ke udara. Sosok penyerang ku terjatuh dalam posisi terduduk tak jauh dari tempatku masih terbaring. Sementara kedua rekannya yang terkejut atas tindakanku barusan, semakin bersemangat untuk melayangkan pukulannya padaku (baca: marah).
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] CONTRAMANDE FIGHT! :#03.CONTRAMANDE SERIES(BRYAN STORY)
Roman d'amourBryan Contramande (28) si seksi nan tampan, pria cerdas pewaris grup Contramande sekaligus seorang perayu ulung sejati pada akhirnya menemukan lawan terberatnya. Bryan jatuh cinta pada Kyurara Aragaki (24) seorang cellist, sahabat baik sepupu iparn...