2.3 New Hope

73 24 0
                                    

Keesokan harinya. Hari pertama Adena berada di rumah barunya, bersama dengan keluarga kandungnya. Awalnya Adena menganggap ini hanyalah mimpi dan dirinya berharap tidak terbangun, namun itu semua bukanlah mimpi, mimpi itu nyatanya sebuah kenyataan. 

Adena terbangun dari tidurnya, ia melihat kearah jendela dan melihat jam yang sudah menunjukan pukul enam pagi dan hari ini adalah hari pertama gadis itu sebagai putri dari keluarga fintan. 

Adena segera menuju kamar mandi yang sudah ada di dalam kamarnya, lalu mulai bersiap untuk pergi kesekolah bersama dengan Heros. Sepuluh menit berlalu dan gadis itu sudah siap dengan setelah seragam putih-abunya, Adena segera mengambil tas dan juga sepatu lalu keluar dari kamarnya bersama dengan Heros yang baru keluar dari kamar yang bersebelahan dengan kamar Adena. 

"Morning adek cantiknya abang" ujar Heros sembari menenteng sepatu dan tasnya. 

"Morning abang ganteng" ujar Adena sembari tertawa lalu mereka berdua menuruni tangga bersama untuk sarapan bersama. 

"Morning Bunda" ujar Heros sembari menaruh tas dan sepatunya di lantai dekat kursinya, 

"Morning Heros sayang, morning Adena" sapa Belen sembari menyiapkan sarapan yang ia masak sendiri, 

"Morning bunda Belen" ujar Adena sembari duduk disamping Heros, 

"Bunda bikin toast?" tanya Heros yang di jawab anggukan kepala oleh bundanya, 

"Bunda engga tau makanan kesukaan Adena apa jadi bunda samain sama kaya Heros" ujar Belen yang membuat Adena semangat, 

"Aku engga papa kok bund, aku engga ada alergi makanan apapun" ujar Adena sembari memakan roti panggang yang di buat oleh Belen, 

"Gimana, enak?" tanya Belen yang di jawab anggukan oleh anak gadisnya yang membuat Belen tersenyum. 

Mereka bertiga makan bersama di meja yang sama, satu hal yang tidak pernah Adena rasakan semenjak dirinya di adopsi sehingga hal sekecil ini membuat gadis itu menitihkan air matanya. 

Heros yang mengetahui adiknya menangis segera merangkulnya dan bertanya, "Kenapa hm?" tanyanya sembari mengelus pundak adiknya yang memberikan efek tenang. 

"D-dulu aku engga pernah begini" ujarnya sembari mengunyah roti panggangnya yang membuat Heros gemas, 

"Sekarang Adena sudah bebas, Adena udah engga sama mereka lagi. Bunda akan terus mengejar kekurangan bunda dari Adena kecil hingga sekarang. sekarang Adena habiskan makannya lalu berangkat sekolah karena sekarang udah jam setengah tujuh" ujar Belen sembari menghapus air mata putri sematawayangnya itu. 

Selesai menghabiskan sarapannya, Adena dan Heros segera memakai sepatunya dan berpamitan kepada Belen untuk berangkat sekolah. 

lima belas menit kemudian, mobil Heros saat ini sudah terparkir di parkiran khusus anggota Laxer, namun sang empunya dan juga adiknya belum juga turun dari lima menit yang lalu dikarenakan adiknya itu malu jika turun berbarengan dengan Heros, 

"Ayo turun" bujuk Heros yang di jawab gelengan oleh Adena, 

"Kenapa?" 

"A-adena takut di serang fans abang" ujarnya yang membuat Heros tertawa, 

"Kalo kamu di serang bilang gue, biar gue yang hajar" ujarnya sembari tertawa lalu membuka pintunya dan menghampiri pintu Adena dan membukanya yang mencuri perhatian murid yang sedang berlalu lalang disana. 

Adena mau tak mau menuruti tingkah Heros, jika tidak maka dirinya akan ketinggaalan proses kbm. saat Adena keluar dari mobil Heros mulai bermunculan murid yang bergosip dan itu membuat Adena harus menyembunyikan wajahnya di punggung Heros. 

Heros yang melihat kejadian itu hanya tertawa lalu memeluk Adena dan membawanya menuju kelas adiknya berada, namun saat mereka berdua melewati lorong dekat kelas sebelas berada, Adena dan juga Heros mendengar sebuah bisikan dari seorang siswi yang sedag berbicara dengan lawannya, 

"Dia Adena yang katanya pake pelet buat gebet si kak Heros kan? katanya juga dia jual dirinya sama Laxer makanya dia bisa deket sama mereka" ujar gadis itu yang terdengar oleh Adena dan juga Heros, 

Heros menoleh kearah siswa tersebut dan ingin membalas perkataan yang mereka lontarkan kepada adiknya, namun tindakannya malah di cegah Adena sembari menggelengkan kepalanya yang membuat Heros mau tak mau menuruti perintah adiknya. 

Sekitar beberapa langkah menuju kelas Adena, tiba-tiba gadis itu memberhentikan Heros dan menyuruhnya stay disana, mengingat hari ini adalah jadwal piket Lana maka tidak menutup kemungkinan Lana sudah menunggunya di depan pintu. 

Adena melangkahkan kakinya di depan pintu kelasnya dan benar saja dirinya sudah di jegat oleh Lana dan juga gengnya dan menyerahkan sapu dan pel kepada Adena, 

"Eh cupu, minggu ini gantiin gue lagi ya. kemarin gue abis shopping jadi tangan gue pegel." ujar Lana yang terdengar oleh Heros yang membuat cowo itu geram, 

"Siapa yang berani nyuruh Adek gue?" tanya Heros tiba-tiba muncul sembari merangkul Adena yang membuat Adena tidak nyaman, 

"Abang" bisik Adena yang membuat Heros memperhatikan Adena. pasalnya kelas Adena berada di tempat yang rame membuat Adena sekarang menjadi bahan tontonan. 

"Diem" balas Heros sembari berbisik di telinga Adena yang membuat Lana geram, 

Lana mengambil air kotor yang sedang digunakan untuk mengepel lantai, lalu menarik Adena dari rangkulan Heros dan menyiram gadis itu dengan air berbau amis itu di depan Heros yang membuat Heros geram, 

"Keluarga lo engga akan selamat, Lana" tegas Heros lalu membawa Adena pergi dari kelasnya dan menuju rumahnya dan mereka berdua memutuskan untuk membolos. 

"Kita harus banget bolos ya bang?" Tanya Adena yang di jawab anggukan kepala oleh Heros, 

"Kenapa?" tanyanya lagi sembari memakai hoodie yang di berikan Heros, 

"Karena gue mau buat rencana sama bunda" jawab Heros sembari memasuki mobilnya bersama Adena dan menjalankan mobilnya menuju rumahnya, 

"Emang Bunda engga kerja?" tanya Adena lagi sembari memakan coklat yang ada di mobil Heros, 

"Bunda kalo engga ada pasien ya engga kerja" jawabnya sembari fokus menyetir, 

"Anyway bang, rencana apa yang mau di buat?" tanya Adena yang membuat Heros tersenyum licik dan menaikan kecepatan mobilnya. 

Tak sampai sepuluh menit, Adena dan juga Heros sudah memasuki perkarangan rumahnya. Mobil Heros berhenti tepat di samping mobil mercy miliknya, Heros turun dari mobilnya begitupun dengan Adena, 

"Bang bau" gumam Adena saat mencium dirinya karena air pel yang di siram Lana tadi, 

Heros tertawa melihat tingkah adiknya yang sedang mencium dirinya sendiri, 

"Sana mandi nanti langsung turun ke ruang keluarga ya" ujar Heros sembari mengunci mobilnya lalu memasuki rumah bersama dengan Adena. 

Sepuluh menit kemudian, Adena sudah bersama dengan Belen dan juga Heros yang sedang menyantap makanan ringannya sembari menonton sebuah film, 

"Ah Bunda mau bicara sama Adena" ujar Belen sembari mematikan televisi yang sedang menayangkan film komik yang sangat terkenal, 

"Bicara apa bunda?" tanya Adena sembari menyisir rambutnya yang masih basah, 

"Gimana kalau kamu keluar dari sekolah kamu yang sekarang?" 

"Gimana kalau kamu keluar dari sekolah kamu yang sekarang?" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Adena (END) | Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang