Chapter 24 : See The Star In Your Eyes - 3

164 15 0
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya~~~

" Yhaaa~~ Ternyata kau bersungguh-sungguh " ucap Joy setelah melihat Wendy sudah berdiri di depan pintu apartementnya dengan membawa banyak barang di kedua tangannya.

" Tentu saja! " Wendy langsung masuk kedalam apartement Joy dan meninggalkan Joy di depan sendirian.

Joy menganga melihat apa saja yang dibawa oleh Wendy ke apartementnya. Padahal mereka tinggal berbeda hanya 1 lantai tapi Wendy sudah seperti pindah rumah ketempatnya. Heol, dasar manusia tupai.

" Kamu sudah sarapan? " tanya Wendy.

" Sudah. Aku membuat sereal dan memakan buah. " ucap Joy.

Wendy mengangguk dan dia langsung tiduran diatas sofa milik Joy. Joy cuman bisa menggeleng dan pergi ke kamarnya untuk mengambil selimut dan bantal.

Joy datang ke ruang tengah dengan membawa dua buah bantal dan sebuah selimut. Dia memberikan satu untuk Wendy. Tapi Wendy hanya menatap bantal itu dan tidak mengambil bantal yang diberikan oleh Joy.

" Kenapa tidak mau? " tanya Joy.

" Tunggu dulu. Apa sofamu bisa dibuat jadi tempat tidur? " tanya Wendy. Joy mengangguk dan dengan segera Wendy mengubahnya menjadi bed simple untuk mereka berdua.

Wendy langsung berselonjoran diatas sofa-bed Joy. Joy tengah menyetting PS5 miliknya untuk bermain game. Wendy hanya melihat Joy dari tempatnya. Dia tidak tahu banyak soal video game, dan sepertinya dia akan memulai untuk menyukai apa yang Joy sukai.

" Kemarilah jika sudah selesai mengatur gamenya. " ucap Wendy pada Joy.

Joy mengambil stik PS5 dan duduk disebelah Wendy. Wendy dengan segera memeluk pinggang Joy dan memperhatikan Joy bermain video games dari tempatnya.

" Kupikir kamu tidak akan menerimaku lagi. " Wendy membuka pembicaraan diantara mereka. Lalu Joy menatap Wendy sekilas sebelum bermain kembali.

" Memang tidak. " ucap Joy singkat. " Sejak aku melihatmu beberapa hari yang lalu. Itu membuatku muak sekali melihatmu. " sambungnya.

" Lalu kenapa kamu membiarkanku disini? " tanya Wendy.

" Aku mencintaimu. " ucapan lirih Joy sedikit terdengar oleh Wendy. Dan itu membuat Wendy senyum-senyum sendiri.

" Hah? Apa? Coba katakan lagi. " Wendy mencoba menggoda Joy. Namun Joy tidak akan menurutinya. Tentu saja. Itu tidak akan terjadi.

" Tidak. Kau salah dengar. " ucap Joy. Wendy tahu jika dulu Joy sangat menyukai mengatakan hal seperti 'aku mencintaimu', 'aku merindukamu', atau 'aku ingin sesuatu'. Tapi mengapa jadi sangat berbeda sekarang?

" Kenapa kamu tidak seterbuka dahulu? " tanya Wendy.

" Itu 10 tahun yang lalu. Aku terlalu naif saat itu. Sekarang aku hanya menyesuaikan kondisi saja. " ucap Joy.

Wendy menatap Joy yang lebih fokus dengan video gamenya dibandingkan dirinya. Wendy mengeratkan pelukkannya dan menyenderkan kepalanya di bahu Joy.

" Kau sepertinya tidak puas dengan jawabanku yang sebelumnya. Am I right? " tanya Joy.

" Tidak. Itu cukup memuaskan. Hanya saja, pembawaanmu menjadi sangat dingin. Apa semua pria yang dekat denganmu kamu perlakukan seperti itu? " Wendy bertanya balik pada Joy. Lalu tidak berselang lama Joy menggeleng pelan sebagai responnya.

" Tidak. Hanya trio tiang yang kuperlakukan dengan semestinya. " ucap Joy.

" Aku cemburu. "

Joy melirik Wendy sekilas, lalu dia tersenyum sinis pada Wendy. " Siapa suruh nolak. " ucap Joy.

WenJoy One Shoot,  Two Shoot and Multishoot. [WenJoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang