Radella duduk di bangku tinggi yang ada diseberang anak nya sekarang. Wanita cantik dengan balutan dress floral itu menopang dagu melihat Kanaka melahap eskrim yang sekarang sudah tersisa setengah.
Tadi, saat sudah saling meminta maaf, Kanaka merengek, menagih eskrim yang dijanjikan Radella beberapa waktu lalu. Jadilah ibu satu anak itu berkutat didapur membuat kan makanan dingin nan manis untuk yang tersayang.
"Naka, sudah ya, besok makan lagi. Naka belum makan nasi, sayang ...." bujuk Radella entah sudah keberapa kali.
Naka menggeleng tanpa minat menatap sang mommy. Wajah anak itu sudah belepotan, begitu juga dengan bajunya.
"Naka ...." kali ini Davin yang memanggil. Ia berjalan dari ruang tengah menuju pantry, tempat anak dan istri nya berada.
"Daddy minta, boleh?" Naka menatap sinis Davin, bibirnya mengerucut lalu menggeleng.
"Nanti daddy batuk, jangan," tolak nya, anak itu lalu meneruskan kegiatan nya menyantap eskrim.
Radella menggeram, melirik sinis sang suami. "Bujuk Naka sekarang, aku tidak mau Naka terkena flu nanti,"
Aku juga yang kena, batin Davin dengan hembusan napas lelah.
"Naka, mau naik sepeda bareng daddy nggak? Mumpung cuaca nggak begitu panas," usul Davin, kepala Naka otomatis terangkat. Melihat dengan binar wajah daddy nya. Anak itu mengangguk antusias, lalu segera meletakkan sendok eskrim sembarangan dan turun dari kursi tinggi.
"Ayo daddy," ajak nya riang. Davin bernapas lega, untung luluh.
"Cuci tangan dulu, ganti baju nya," titah Davin, Naka menunduk melihat pakaian yang ia kenakan saat ini sudah penuh dengan noda eskrim, tangan nya ia arahkan keatas, seolah takut jika tangan kotor itu semakin mengotori bajunya.
"Tunggu Naka daddy ...." anak itu berteriak sambil berlari kearah kamar nya.
Tiba-tiba Davin meringis merasakan cubitan singa betina di perut nya. "Kenapa malah mengajak Naka bersepeda? Kalau dia kepanasan bagaimana? Apa kau tidak punya cara lain?" Davin masih meringis, kepala nya menggeleng pelan.
"Ya sudah tidak jadi, biarkan saja Naka memakan eskrim nya, tapi jangan salahkan aku jika anak itu flu nanti," jawab Davin dengan berani. Mata Radella sudah membelalak, tak percaya apa yang dikatakan Davin.
"Oh, jadi begitu? Sudah tidak peduli lagi dengan anak mu sekarang?" Tanya Radella sarkas.
Oh astaga, tolong bantu Davin ....
"Tidak sayang, bukan begitu ... aku hanya mengajaknya bersepeda dihalaman depan, tak sampai keluar rumah," ujar bapak beranak satu itu dengan wajah melas.
Radella mentap sinis wajah suami nya, lalu pergi begitu saja menyusul Kanaka ke kamar.
Davin akhirnya bisa menghembuskan napas lega.
🏀
"Daddy, ayo keluar kesana," Naka yang berada diatas sepeda nya melihat kearah luar pagar, dirinya ingin sekali berkeliling komplek perumahan. Namun, mommy dan daddy nya tak pernah mengijinkan anak itu.
Davin menghampiri Kanaka, sepedanya berhenti disebelah sang anak. "Nanti mommy marah, daddy takut," jawab Davin dengan bahu yang bergidik.