r e l a p s e
'tidak usah berlagak paling tahu saat kamu tidak mengenal siapa yang kamu bicarakan. kamu bukan tuhan.'
•
"Lihat, kenya itu berulah lagi. Apa benar dia mempunyai masalah kesehatan pada mentalnya?"
"Aku dengar juga begitu, ternyata rumornya benar, ya? Bahkan dia bereaksi di depan kita."
"Itu menakutkan, bagaimana jika dia menyerang kita saat ia yang lain mulai kambuh?"
"Benar, kita harus mengakhiri ini. Mari usir dia dari sekolah kita. Jangan sampai ada korban karena dirinya."
'Bajingan, aku akan mencekik lehermu hingga kau mati, Sialan.'
•
"Pergi! Jangan gunakan tubuhku lagi untuk memenuhi apa yang kamu inginkan!"
'Kamu terluka bodoh, rasa nyeri itu menjalar cepat. Biarkan aku membalas semuanya, Sialan!'
"DIAM! AKU TIDAK MAU!"
'Aku pun tidak akan berhenti!'
'Bunuh saja adam itu, aku akan mengendalikanmu.'
"A-aku mo-mohon jangan, jangan sentuh dia!"
'SHEAN BUNUH SAJA!'
SHEAN SADAR!
'BUNUH SAJA, SHEAN!'
SHEAAN SADAR!!
'bunuh saja,'
KAMU SEDANG MEMBACA
Selai Stroberi di Ujung Bibirmu (✔)
Fanfic[finished] ᵃᵈᵃ ʳᵃˢᵃ ʸᵃⁿᵍ ᵗᵉʳᵘˢ ᵐᵉᵐᵃᵏˢᵃ ᵈᵃᵏˢᵃ ᵃᵍᵃʳ ˢᵃˡⁱⁿᵍ ᵐᵉⁿᵍⁱⁿᵛᵃˢⁱ ˢᵃᵗᵘ ˢᵃᵐᵃ ˡᵃⁱⁿ. ᵐᵉⁿᵈᵉˢᵃᵏ ᵐᵉⁿᶜᵘᵃᵗ ᵘⁿᵗᵘᵏ ˢᵃˡⁱⁿᵍ ᵐᵉᵐᵇᵉʳⁱ ᵏᵉʳᵃⁿᵍᵏᵃ ᵃᶠᵉᵏˢⁱ. ᵍᵃʳⁱˢ ᵗᵃᵏᵈⁱʳ ʸᵃⁿᵍ ᵗᵘʰᵃⁿ ᵇᵉʳⁱᵏᵃⁿ ᵗⁱᵈᵃᵏ ᵐᵃᵐᵖᵘ ᵐᵉⁿᵃʰᵃⁿ ˢᵉᵍᵃˡᵃ ᵇᵃᵗᵃˢ ʸᵃⁿᵍ ᵗᵉˡᵃʰ ᵈⁱⁱᵏʳᵃʳᵏᵃⁿ. ᵖᵘⁿ ᵇᵃʳᵃⁿᵍᵏᵃˡⁱ ˢᵉᵐᵘᵃ...