53. Menanti

8.4K 997 65
                                    

"Kelvin, gue pulang duluan" ujar Asya, ia mulai meninggalkan Kelvin yang masih mematung di depan pintu kelasnya. Pria itu kembali menawarkannya sebuah tumpangan, namun Asya menolak. Gadis itu menolak ajakan Kelvin karena ia ingin mengunjungi Alika yang berada di pondoknya.

"SYA! JAKET LU KETINGGALAN" ucap Kelvin teriak.

Asya tidak menjawab ucapan pria itu, ia tetap melangkah maju menuju parkiran. Sedangkan Kelvin masih menatap punggung Asya dengan memanyunkan bibirnya. Kelvin merasa kesepian lantaran harus pulang seorang diri. Kedua sahabatnya juga sudah lebih dulu pergi, mereka semua meninggalkannya.

Karena tak ada pilihan, Kelvin akhirnya memilih untuk membawa pulang jaket Asya. Ia sempat mencium jaket itu, aromanya sama persis dengan Asya. Parfum gadis itu sangat menghangatkan hatinya.

"KELVIN...."

Saat mendengar suara itu Kelvin langsung berbalik dan menatap Andra yang tengah menatapnya horor. Bagi Kelvin apapun senyuman yang terukir diwajah gadis itu tetaplah menyeramkan, "Sial, mimpi apa gue semalem. Mending kabur gue"

"Kelvin sayang, tungguin aku dong..."

"ENGGAK! LU GILA!" Kelvin mencoba kabur dari Andra. Namun entah kekuatan apa yang terdapat pada gadis itu, yang membuatnya bisa menangkap Kelvin dengan gesit.

"Yeayy, dapet. Hayo Kelvin mau kemana lagi?"

"Allahuakbar lu lagi, lu lagi"

Kini Asya sudah berada didepan pintu pondoknya. Ia sudah lama tidak mengunjungi Alika, apakah gadis itu baik-baik saja? Apakah ia sudah makan? Apakah ada yang menganggunya? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang berada di benak Asya.

Asya mengetuk pintu itu perlahan. Belum ada sahutan sama sekali dari Alika. Gadis itu mencoba membuka knok pintunya, dan ternyata pintu itu tidak terkunci. Entah kemana perginya gadis itu, setiap Asya mengunjunginya Alika selalu tidak ada.

"Alika..."

"Ini aku Asya" ucapnya. Ia masuk kedalam bangunan itu secara mengendap-endap layaknya seorang maling. Yang Asya lihat pondok ini sangat bersih, tetapi sunyi.

Asya masih mencarinya, ia terus mencari Alika kesetiap sudut pondok. Asya juga mencari Alika di dalam dapur, namun tetap tidak ada. Gadis itu beralih menuju kamar Alika, belum sempat Asya masuk kedalam kamarnya sebuah tangan langsung menepuk pundak Asya yang membuatnya terkejut.

"Kak Asya"

"EH JANC-"

"Alika! Kamu selalu mengagetkan ku" tutur Asya. Ia kembali dikejutkan oleh Alika. Entah mengapa gadis itu sangat suka membuat Asya terkejut. Untung saja dirinya tidak memiliki riwayat jantung.

"Hehehe, maaf Kak. Oh iya, tumben Kak Asya kesini, ada apa?"

"Aku hanya ingin memastikan keadaan mu saja. Apa ada yang mengganggumu?"

"Gak ada Kak, Alika aman disini"

"Syukurlah"

"Ayo Kak, aku buatkan minum" Alika menggiring Asya menuju ruang tengah. Gadis itu segara membuatkan sebuah teh hangat untuknya. Sesekali ia mencuri pandang dengan mata Asya, ia bahkan menatap Asya dengan tersenyum tipis. Entah perasaan apa yang ada pada dirinya, setiap kali Asya datang mengunjunginya Alika tampak senang.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang