Semesta punya banyak cara untuk membuat kita bahagia
***
Happy Reading
.
.
.Luna berjalan pelan menuju depan komplek perumahannya. Tepat di depan mini market, Luna melihat Naufal yang sudah menunggunya sembari duduk di atas motor milik lelaki itu. Terlihat, lelaki itu melambaikan tangan padanya seraya tersenyum manis, yang dibalas gadis itu dengan lambaian tangan pula.
Tadinya, mereka akan langsung pergi setelah bel pulang berbunyi untuk menghemat waktu, tapi ternyata murid-murid dipulangkan lebih cepat dari biasanya dikarenakan semua guru akan mengadakan rapat. Hal itu mereka manfaatkan untuk pulang terlebih dahulu untuk berganti pakaian sekaligus izin pada orangtua masing-masing.
"Udah nunggu lama Fal?"
"Nggak kok, baru aja sampe tadi."
Luna mengangguk.
"Kenapa lo nggak kasih tahu alamat lo aja sih, kalau gitu kan gue bisa langsung jemput lo depan rumah."
"Nanti kapan-kapan gue kasih tahu lo." Ujar Luna.
Naufal membalas hanya dengan anggukan. Ia turun dari motor dengan helm berwarna biru muda di tangannya. Dengan lembut, Naufal memakaikan helm tersebut di kepala Luna membuat gadis itu terdiam.
"Ayo naik, keburu sore." Naufal kembali naik ke atas motornya.
"E-eh i-iya." Dengan kaku, Luna berjalan mendekat dan menaiki motor ninja itu.
Setelahnya, Naufal melajukan motor miliknya membelah jalan kota yang ramai, dengan Luna, yang masih memikirkan sikap Naufal padanya tadi.
🍃🍃🍃
B
ingung. Satu kata itulah yang mewakili perasaan Luna saat ini. Sedari tadi Naufal terus melajukan kendaraannya tanpa ada tanda-tanda akan berhenti sama sekali.
"Fal, kita mau kemana? Masih lama nggak?" Tanya Luna dengan sedikit mengeraskan suaranya agar lelaki di hadapannya mampu mendengar.
"Bentar lagi nyampe kok. Lo tenang aja."
Luna mengangguk perlahan. Pegangan tangannya sedikit mengerat kala Naufal menambah laju kecepatannya. Gadis itu hanya berani berpegangan pada jaket Naufal. Nyalinya tidak cukup banyak untuk melingkarkan tangannya pada perut lelaki itu.
Tentang ucapan Jono tadi pagi saat di kelas, ternyata bukan hanya sebatas isapan jempol semata. Lelaki itu benar-benar ikut di belakang mereka, tentunya bersama Syarif, Mira, serta Anna. Jono dan Syarif yang menggunakan motornya masing-masing, sedangkan Mira dan Anna yang menggunakan mobil milik Anna. Tadi, mereka ternyata menunggu di perempatan yang tak jauh dari tempat Naufal menjemput Luna. Setelahnya mereka melajukan kendaraan menuju tempat tujuan.
Tadinya, Luna kira yang akan ikut hanya Jono serta Syarif, tapi ternyata Mira dan juga Anna ikut. Luna sih senang-senang saja jika keempat orang itu ikut, tapi tidak dengan Naufal. Sedari tadi lelaki itu terus menggerutu, menyumpah serapahi keempatnya yang merusak niatnya untuk menghabiskan waktu bersama Luna. Beberapa kali menaikkan laju motornya berusaha agar keempatnya kehilangan jejak, tapi tidak bisa.
Tak lama kemudian, motor Naufal berhenti di tempat yang ramai. Mulut Luna sedikit terbuka, matanya pun memancarkan binar bahagia. Dia tidak menyangka jika Naufal akan membawanya ke tempat ini. Hidupnya yang terlalu monoton dua tahun belakangan ini, membuatnya tidak punya waktu untuk sekedar singgah.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Perfect
Teen FictionTidak akan ada akibat jika tidak ada sebab. Tidak akan ada asap jika tidak ada api. *** Luna Odelia Yasmin. Gadis yang selalu terlihat sempurna di mata semua orang. Sikapnya yang ramah, baik, membuat banyak orang menatapnya kagum sekaligus iri. Tet...