Chapter 17 : Ada apa dengan mereka

4.1K 889 120
                                    

"Woi,Haruto!!,lo kenapa woi?" Jeongwoo berlari masuk ke kamar Haruto,dirinya mendekati temanya yang sedang meringkuk di samping tempat tidur.

"Lo kenapa??siapa cewek yang teriak tadi???" Tanya Jeongwoo.

"Cewek apaan sih,gue yang teriak kampret," jawab Haruto.

"Lah teriakan lo kenapa kek Lulove luna,kenceng+melengking padahal suara lo deep," ucap Jeongwoo.

"Bacot lu,gue lagi ketakutan,situ malah ngelawak," ucap Haruto yang masih meringkuk.

"Lo kenapa sih sebenarnya,apa yang bikin lo jejeritan tadi?"tanya Jeongwoo lagi.

Haruto mengangkat kepalanya,ke empat orang yang ada di sana terkejut bukan main, bagaimana tidak,wajah Haruto sangat menyeramkan,dimana banyak cakaran kuku yang merobek kulitnya, darah mengalir dari ujung bawah sayatan membuat Haruto seperti menangis darah.

"Wa-wajah lo kenapa banyak cakaranya?"tanya Jeongwoo sambil menggeser posisi duduknya.

"Gue gak tau,tadi gue ke kamar mandi,gue cuci muka,pas gue bilas wajah gue rasanya kek air nyayat wajah gue,pas gue liat eh bener ada beberapa sayatan,gue reflek teriak,terus gue lari ke kesini,sambil nutupin wajah gue,terus tau taunya ada tangan berkuku panjang tiba-tiba nyakar wajah gue,gue teriak lagi sangking sakitnya,jadinya kek ini," jelas Haruto panjang lebar.

Ke 4 pemuda yang mendengarkan cerita Haruto bergidik ngeri.

"Kan udah gue bilang,lo akan dapet sesuatu hal baru,"

Reflek semua menoleh ke ambang pintu,terlihat sosok pemuda bernama Asahi tampak berdiri sambil menyenderkan tubuhnya ke pintu.

"Sebenarnya gue kenapa,dan lo itu juga kenapa?" tanya Haruto.

"Gue kenapa? Gue gak kenapa-napa,dan lo?,lo kan udah ngerasain hal baru tadi,tapi ini hanya permulaan,"

Asahi kemudian pergi ke kamarnya,meninggalkan 5 orang yang tengah kebingungan.

"Oi jangan bengong aja,tolongin gue napa sih,wajah gue perih semua,"rilih Haruto.

Keempatnya kemudian membantu Haruto,Mashiho mengambil kotak P3K di kamar Haruto lalu membersihkan darah yang ada di wajah Haruto,setelahnya mereka mengobati luka sayat yang ada di wajah Haruto.

ミミミミミミミミミ

"Segitu doang?"

"Penakut,telinga gue sakit,teriakanya kenceng banget."

"Bilang aja lo suka Haruto mangkanya gak mau nyakitin dia lebih parah lagi,iya kan?"

"Asahi,lo tau kan gue udah pensiun neror orang lagi."

Asahi mendecih,dirinya tak suka dengan hantu wanita didepanya ini.

"Dari di Jepang lo gak pernah berubah,selera lo sama aja,dasar hantu gak guna."

"APA!!!!??"

Hantu tersebut berubah dari yang tadinya berbaju putih sekarang berwarna merah dan mengeluarkan api di tubuhnya.

"Kenapa?lo mau ngapain?inget ya lo ada di dunia ini karena gue,jadi jangan coba-coba nyerang gue," final Asahi lalu pergi dari kamar kos nya.

Hantu tersebut perlahan berubah kembali seperti awal tadi.

Hantu tersebut menunduk mengingat dimana dirinya ditarik dari dimensi ke 4 dan dibawa ke dimensi 1 yaitu bumi oleh seorang manusia,manusia itu tak lain adalah Asahi.

"Oh ya laki-laki itu gimana?"

Terkejut,tentu saja hantu tersebut terkejut,Asahi tiba-tiba datang kembali.

"Dia ada di dimensi ke 3,keadaanya masih tidak sadarkan diri,"

"Ou baguslah teruskan jaga dia,dan jangan sampai "Nayara" tau tentang ini!" ancam Asahi lalu pergi.

Hantu tersebut hanya diam.






*・~・**・~・**・~・*

"Bangsat,pelan-pelan woi,sakit pipi gue,"umpat Haruto ketika Mashiho meletakkan obat untuk luka goresan di pipi Haruto.

"Aduh tahan dikit napa,ini juga udah pelan,lo mau sembuh kagak?" balas Mashiho.

Haruto hanya diam lalu mengangguk.

"Yaudah mangkanya tahan dikit!"

Setelah semuanya selesai, kini wajah Haruto penuh dengan tambalan plaster.

"Astaga muka gue ngapa jadi kek gini," keluhnya.

"Kalau gitu besok gak usah sekolah,ntar gue izinin ke guru,"ucap Jeongwoo.

"Ihh beneran?wah makasih Jeongwoo unch," ucap Haruto sembari memeluk Jeongwoo.

"HIH!! JAUH-JAUH LO DARI GUE HIIIII,"

Haruto melepaskan pelukanya sembari terkikik.

"Eh btw,keadaan Junghwan sama Doyoung gimana ya,kagak ada yang ngasih kabar juga,"ucap Jaehyuk.

"Kalau begitu telfon aja mereka,"usul Yedam.

Jaehyuk mengeluarkan HP dari saku celananya lalu mencari nomor seseorang.

"Halo,"

"....."

"Bang,keadaan Junghwan sama Doyoung gimana?, Junghwan dah sadar kah?,Doyoung gimana?"

"............."

"Syukur deh kalau begitu,yaudah jagain mereka baik-baik,disini pada khawatir soalnya,"

"............"

"Yaudah bang,gue tutup dulu,lo dan yang lainya jangan lupa istirahat,ntar kecapekan,sakit,bisa berabe,"

"..........."

"Iya,"

Tut

Jaehyuk menutup telfon nya,dirinya pasti akan ditanya-tanya sebentar lagi.

"Gimana Doyoung?,Junghwan udah sadar kan?,mereka baik-baik aja kan?"tanya Jeongwoo membombandir.

"Junghwan udah siuman,Doyoung juga udah baikan,tenang mereka semua baik-baik aja,"ucap Jaehyuk.

"Huftt syukurlah,kalau gitu gue mau tidur,besok bangun pagi ke sekolah,"ucap Jeongwoo.

Lalu Yedam, Jaehyuk dan Mashiho mengikuti Jeongwoo keluar dari kamar Haruto.

"PARK JEONGWOO,GUE IKUT KE KAMAR LO,GUE GAK MAU TIDUR SENDIRI,GUE TAKUT!!!!" teriak Haruto disaat Jeongwoo sudah keluar dari kamarnya.

"Dasar penakut,"ledek Jeongwoo.

"Bukanya penakut,gue takut gue kenapa-napa lo liat aja nih luka,ntar kalau makin parah gimana,"ucap Haruto sembari memasang wajah memelasnya.

Jeongwoo sedikit muak dengan wajah itu,tapi ya sudahlah, sebenarnya Jeongwoo juga takut jika tiba-tiba ada yang melakukan hal yang sama seperti Haruto kepada dirinya.

"Yaudah ayok."

Jeongwoo pun memperbolehkan Haruto untuk tidur di kamarnya,namun hanya malam ini saja, mengingat Jeongwoo memang tak suka tidur bersama siapapun.










































Karena terakhir kali dia tidur berdua bukan dengan manusia.

[1]ANAK INDI(GO)HOME~Treasure ✓TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang