1.0 [Permulaan di Asrama]

728 51 1
                                    

Rigelvolve
[New part]

130621

_____

Matahari menyapa dari arah timur, menyergap masuk pada celah celah kulit, menimbulkan kesan hangat disela sela kabut pagi. Sebuah sekolah bernama SMA Bakti Jaya, sudah ribut kedatangan siswa siswi di hari pertama masuk sekolah. Tampak dari jalanan, ratusan siswa mengenakan seragam bebas beserta koper, berjalan memasuki area sekolah. Lautan manusia yang memasuki gerbang itu memancarkan warna warna yang berbeda. Berpadu menjadi satu menimbulkan kesan yang membuat candu. Pemandangan yang bisa kalian jumpai tiap semester baru.

"Eh eh, dek, tolong bantuin angkat koper gue dong." Gadis berbandana biru tengah ribet dengan dua koper besar miliknya ditambah lagi tas punggung yang ia bawa. Tangan kirinya melambai pada pemuda berjaket hitam lengkap dengan bawahan jeans, sementara kedua kopernya ia taruh begitu saja.

"Duh tu anak budeg pa gimana?" Kepalanya melengok ke sana kemari meminta bantuan lain, tapi yang di sekitarnya hanya beberapa gadis seusianya. Dia minta bantuan lelaki biar enak aja, bawain koper yang isinya baju dan make up.

"Woy dedek yang pakai jaket item rambut ayam jago," panggil gadis itu lagi.

Akhirnya, pemuda yang ia maksud menoleh dan nampak kebingungan. "Nah, iya lu dek, sini siniii." Jeya menggerakkan tangannya pertanda suruh mendekat.

"Bantuin gue bawain ya!!!" Tanpa aba-aba, saat pemuda itu sudah mendekat, gadis berambut panjang itu langsung menyerahkan koper silver yang lebih besar dari koper satunya.

Pemuda itu menerima dan langsung mengantarkan Jeya ke aula. Saat hari pertama masuk sekolah, mereka memang diwajibkan ke aula dulu. Karena sudah biasa, jadi mereka tanpa disuruh atau tanpa pengumuman langsing cus ke aula.

Aula dijadikan tujuan utama karena di sana semua siswa dari kelas X - XII diberikan sambutan, pengarahan, pembagian kelas, serta pembagian kunci asrama. Kunci asrama akan dibagikan setiap kenaikan kelas karena kamar asrama mereka dirolling sesuai kelas yang mereka dapatkan.


"Dek jambul lo kayak jengger ayam jago, badai ulalaa," ujar Jeya memcahkan keheningan di antara mereka.

"Gue gak pernah lihat lo. Lo pasti anak kelas 10 kan, welcome to SMA BAJA aka Bakti Jaya aka BJ terserah sih lo panggil SMA apa. Beruntung lo bisa keterima di sini, once again congratsssss," lanjutnya.

"Udah sampai." Tanpa merespon satupun ucapan, pemuda itu langsung menyerahkan koper silver milik Jeya karena mereka sudah ada ditangga aula bagian atas.

Aula SMA Bakti Jaya sangat besar dan megah, bisa menampung kurang lebih seribu manusia. Aula ini berada di lantai dua dengan lantai yang pertama dijadikan kolam renang. Di dinding aula, ada jendela sangat besar dan banyak pada sisi kanan dan kiri, tidak lupa, ac di atas jendela kaca tersebut. Di bagian depan, terdapat panggung yang biasa menampilkan band, pentas seni, atau kegiatan lainnya. Di atasnya, terukir tulisan besar dari alumunium 'SMA BAKTI JAYA' dan semboyannya yang berbunyi 'gravity of intelligence' makna dari semboyan itu adalah sekolah ini seakan akan menjadi gravitasi yang dapat menarik siswa siswi dengan kemampuan, kepintaran, dan kecerdasan untuk menyongsong SMA BAKTI JAYA menjadi seperti namanya.


"Makasih ya dek. Siapa nam-"

"Gue kelas 12."

"Anjr/t-eh maksud aku tuh makasih banyak kak. Sorry kak, sorry." Jeya mengulum bibirnya merutuki apa yang ia lakukan sambil merunduk.

'Bodoh banget Jey, kakel ituu,' batinnya.

"Hm, tapi sekarang gue kelas 11," jawab pemuda itu dengan santai, lalu meninggalkan Jeya begitu saja.

SPADA!! (11 IPA 2 Classmates) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang