Bella melempar tasnya ke sembarang arah, dan langsung membanting tubuhnya ke atas ranjang. Lelah sekali, hari ini banyak kegiatan di sekolahan.
"Kalau bukan karna butuh nilai, males banget Gue kerjain tugas." Bella sadar jika dirinya sudah kelas dua belas, bukan waktunya bermain-main lagi.
Baru saja memejamkan matanya, tiba-tiba pintu berbunyi. Membuat niat Bella yang ingin tidur terurungkan.
"Baru pulang?" Tanya Bella.
Azka menoleh sekejap, "Menurut Lo?"
Bella menatap sinis. "Kemana sih? Buru-buru banget," terlihat Azka yang buru-buru mengganti hodinya dengan kaos hitam polos.
Azka tidak menjawab, cowok itu mengambil beberapa lembar buku tebal lalu keluar dari kamar.
"Nggak usah cuek-cuek gitu! Nanti Gue selingkuh, Lo marah!" Ujar Bella sedikit mengeraskan suaranya.
Baru saja sampai di ambang pintu, terpaksa Azka berbalik mendekati istrinya. Lalu duduk disebelah Bella. Menaruh buku-buku tebal itu di atas nakas. Tangannya terangkat menyelipkan anak rambut Bella ke belakang telinga cewek itu. "Mandi ya, terus kebawah."
Ditatap Azka seperti itu, membuat Bella salah tingkah. Lihat saja, sekarang pipinya sudah semerah tomat. Bahkan rasa lelahnya pun hilang seketika. "Pipi Lo merah, Lo sakit?"
"Ihh." Bella meninju lengan Azka, sehingga membuat sang empu merintih.
Azka terkekeh. "Awh." Dengan gerakan cepat, Bella mendekat tubuh Azka. Menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik suaminya itu.
Azka mengelus pelan punggung Bella. "Mandi Bel, Lo bau."
Bella menguraikan pelukannya, sambil memajukan bibirnya. "Mana ada!"
"Mandi sana!" Suruh Azka lalu meninggalkan Bella.
Bella tersenyum bahagia, ia yakin pasti Azka sudah mulai menyukai dirinya. Yang dulunya sangat cuek sekarang sudah sedikit peduli. Walaupun belum sepenuhnya. Bella juga tidak menyangka, bahwa ia benar-benar sudah menyayangi cowok itu, bahkan takut kehilangaan. Yang dulunya sangat membenci sekarang sangat menyayangi. Aneh sekali bukan?
"Kok Gue suka sih sama Azka, padahal kan dulu..." Bella sedikit mendongakan kepalanya keatas, mengingat akan masa-masa dulu dirinya dan Azka bertemu.
Flashback on.
"Bella, kenalin ini namanya Azka anaknya Bu Mayang."
Bella menatap datar seorang anak laki-laki yang sedang memegang mainan robot dan mobil remote di kedua tangannya. Bocah ingusan itu terlihat sangat bahagia ketika mendapatkan mainan secara percuma.
"Ayok salaman, kamu panggil kak Azka ya!" Suruh bunda Bella saat itu.
Azka mengangkat tangannya, mengajak Bella berkenalan. Namun tidak dibalas oleh Bella. Anak perempuan itu malah asyik bermain dengan boneka Barbienya.
"Bella, nggak baik lho kaya gitu." Bunda mendekat ke arah Bella."Salaman gih,"
Bella berdiri dari duduknya, kalau mengambil beberapa mainan. "Bella nggak mau, bunda ngapain sih ajak dia ke sini?!
"Lho kenapa? Bukanya bagus, Azka kan bisa jadi teman Bella. Katanya Bella kesepian nggak ada temannya."
"Azka juga bisa jadi kakak Bella, nanti kalau ada orang yang jahat waktu bunda sama ayah nggak ada dirimah Azka juga bisa jagain Bella." Lanjutnya lagi.
"Tetep aja Bun! Yang Bella minta itu bukan kakak tapi adik!" Bella menghentakkan kakinya lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Dan satu lagi, Bella juga nggak suka sama Azka!" Tambahnya lagi sebelum benar-benar menaiki tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellazka
Teen FictionAzka itu dingin. Bella itu bobrok. Bagaimana jika dua manusia yang saling membeci satu sama lain harus disatukan? Apalagi disatukan dalam sebuah ikatan yang sah, seumur hidup sekali. Menikah dengan orang yang sama sekali tidak pernah terpikirkan ole...