Dia Mendatangimu

93 10 4
                                    

       Aku telah sampai ke penginapan di mana aku dan Audrey dahulu menginap sebelum kematian Audrey. Setelah ku parkir mobilku di halaman penginapan tersebut, aku duduk di ruang tamu rumah tersebut, ditemani oleh nenek tua penjaga rumah. 

       Nenek tua tanpa gigi tersebut tampak sama seperti terakhir kali kulihat. Nenek tua tersebut duduk di hadapanku, dengan baju kebaya hitam dan syal merah agak kusam melingkar di lehernya. "Apa yang kau mau?" Kata nenek tersebut dengan nada khas nenek-nenek. "Nek, apakah nenek tahu gambar anak di photo ini?" Tanyaku sambil menunjukkan photo anak kecil yang beberapa kali muncul di photoku dan Audrey dan photoku dan pasienku.
          
          Nenek tersebut melihat ke photo tersebut dan sesekali menghela nafas dan melihat ke arahku. Nenek tersebut dengan tangan agak gemetar memundurkan tubuhnya di kursi hingga tulang belakangnya nampak menempel pada kursi. "Ada satu hal lagi nek yang akan ku tunjukkan ke nenek" kataku sambil mengambil sesuatu dari kantong sakuku.

            Sebuah kunci tua ku keluarkan dari balik saku dan menunjukkannya ke hadapan nenek. "Dari mana kau dapat kunci ini?" Kata nenek dengan menatap kedua mataku. "Aku menemukannya di balik pintu kamar yang aku sewa sehari sebelum kematian temanku Audrey, dan secara tidak sengaja aku menemukannya di rumahku, apakah nenek tahu semua ini?" Tanyaku. "Kunci ini yang mendatangimu" nenek tersebut hanya mengatakan sebuah kalimat yang menimbulkan keheningan di antara kami dan di ruangan tersebut, hingga keheningan tersebut menular hingga ke seluruh ruangan di rumah tersebut.
               
              "Apakah nenek tahu sesuatu?" Tanyaku kembali. "Ini adalah kunci gudang di rumah ini" jawab nenek.

            "Apa isi gudang itu nek?" Kataku sambil menatap wajah nenek tua yang berada di hadapanku. "Kunci ini telah hilang bertahun-tahun yang lalu, aku telah mencarinya tapi tak kunjung kutemukan, terkadang di tengah malam ada tamuku yang melihat pintu gudang itu terbuka, namun keesokan harinya ketika kuperiksa, pintu gudang itu sudah terkunci kembali, jika kau bersikeras akan aku tunjukkan apa isi gudang itu, mari ikut aku" kata nenek tua itu sambil meraih kunci yang ada di hadapannya dan berdiri dengan beberapa kali berpegangan kursi. Nenek tersebut usianya kira-kira 80an tahun dengan langkah yang agak pelan nenek tersebut tampak tidak kesulitan walaupun tidak menggunakan tongkat.
           
             Kami akhirnya tiba di depan gudang. Cekregg kreeegg suara nenek membuka pintu gudang. "Sudah lama sekali pintu ini tidak bisa terbuka" kata nenek tersebut. Nenek membuka pintu itu lebar-lebar. Tak terlihat apapun di gudang tersebut hanya gelap pekat yang terlihat. "Apakah hpmu bisa digunakan sebagai senter?" Kata nenek kepadaku. "Iya nek" jawabku sambil mengaktifkan fitur senter dan memberikannya kepada nenek.

          Nenek melangkah perlahan masuk ke dalam gudang dan kuikuti di belakangnya. Udara pengap seketika terasa dan bau anyir merasuk ke rongga pernafasanku dan seketika aku menutup hidung. Hanya penerangan dari senter HP di tangan nenek sebagai satu-satunya sumber cahaya di ruangan itu.

         Nenek mengarahkan senter tersebut ke seluruh ruang di ruangan tersebut. Tampak ada ranjang untuk anak perempuan dan beberapa mainan di sana, namun ada satu hal yang membuatku terbelalak ketika lampu senter nenek tiba-tiba berhenti di salah satu bonek di ruangan tersebut. Nenek dengan perlahan mengambil boneka tersebut dan menepis debu yang terdapat di bulu-bulu halusnya. Itu adalah boneka yang aku temukan di sekolah dan yang berada di photo, itu benar boneka yang aku lihat, jantungku berdegup kencang ketika nenek membawa boneka itu dan menunjukkannya kepadaku.

"Dia yang telah mendatangimu" kata nenek ditengah kegelapan ruangan itu.

             

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEATH STORY (KISAH KEMATIAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang