S2 part 19 (the end of everything)(ujungnya kepotong)

1K 110 27
                                    

Enjoy your reading.

Ini hari kedua Sungchan dan shotaro berada di istana. Sekarang waktunya mereka untuk membangunkan Luhan dengan telur yang Doyoung berikan.

Sekarang mereka sudah ada di ruangan rahasia tempat Luhan disembunyikan.
Sungchan menaruh telur itu diatas dada Luhan dan merapalkan beberapa Mantra yang membuat tubuh luhan dikelilingi cahaya putih, Sungchan menjauhkan badannya dari tempat Luhan terbaring.
"Bagaimana apa berhasil?" Tanya Chenle.

"Kita akan tau besok atau lusa, karna telur ini tidak beraksi dengan cepat" jawab Sungchan.
"Ouh bagus, semoga sebelum bulan merah bibi Luhan segera bangun" ujar Haechan.

Setelah itu mereka kembali meninggalkan ruangan rahasia dan kembali ke istana.
"Sekarang kita harus apa?" Tanya Jeno.
"Kita harus menyusun rencana, bisa saja paman Sehun mengirim serangan Kecil ke perbatasan" jelas Renjun.
"Yang dikatakan Renjun Hyung benar, sekarang kita harus waspada, apapun bisa terjadi sekarang" ujar chenle.

Mereka memulai mengatur strategi untuk melindungi perbatasan dan melindungi warga yang ada.

Seminggu berlalu
Benar saja beberapa hari yang lalu, Sehun mengirimkan beberapa pasukan untuk menyerang perbatasan selatan, untung saja mereka sudah menyiapkan strategi.

Luhan sudah sadar dan berada di kamar istana yang ada di bawah tanah dengan penjagaan ketat juga banyak Mantra yang mengelilingi ruangan itu, shotaro dan Sungchan yang bertugas untuk merawat Luhan dan menjaganya.

Malam ini adalah malam purnama merah, anak nct Dream dan pasukan mereka sudah siap untuk berperang.
"Daddy harap kalian memenangkan peperangan ini" ujar Suho sambil menyerahkan pedang leluhur ke Chenle dan yang lain.
"Pasti dad, aku jamin tidak akan banyak korban akibat perang ini" ujar chenle sambil tersenyum.

Lay langsung memeluk anaknya
"Berhati-hatilah dan kembali dengan selamat" ujar Lay, chenle membalas pelukan lay.
"Pasti, aku akan kembali dengan kemenangan untuk kerajaan kita" jawab chenle kemudian melepaskan pelukannya.
"Tetaplah di istana sampai kami kembali" ucap Jisung kepada orang tua mereka.

Setelah berpamitan.
Mereka langsung pergi ke perbatasan tempat perang Utama berlangsung, yaitu di perbatasan Utara. Perbatasan lain sudah di lindungi oleh kekuatan elemen mereka.
Saat sampai di Medang peran. Chenle menggores sedikit tangannya kemudian membuat darahnya menetes ke tanah.
"Tuhan berikan kemenangan kepada kami, berikan kejayaan untuk kebaikan seluruh alam semesta" ujar chenle ketika darahnya menetes ke tanah.

Sore berganti malam, mereka sudah sangat siap untuk berperang.
"Ingat apapun yang terjadi kita harus menang, percaya pada kemampuan dan kekuatan yang telah kalian latih Selama ini" ujar Chenle.

Chenle mendongakkan kepalanya dan melihat bulan mulai berubah menjadi merah, bertepatan datangnya pasukan darkness.
"Apa kabar keponakanku" suara yang familiar di telinga Jisung dan Chenle.
"Paman Sehun" ujar mereka bersamaan.
"Ah akhirnya kalian mengingatku, sedih rasanya dilupakan" ujarnya kemudian muncul didepan anak nct Dream.

"Paman kita bisa menghentikan perang ini dan menyelesaikannya Secara kekeluargaan" ujar Jaemin.
"Tidak, aku tidak akan pernah mengehentikan perang yang sudah kutunggu selama seratus tahun ini" ujar Sehun sambil menatap remeh ke arah mereka.
Sungchan Shotaro, bawa bibi Luhan saat jam tepat menunjukkan pukul 12

Chenle mengirim telepati ke Sungchan dan shotaro.
"Baiklah kalau paman tidak ingin mengakhiri perang ini dengan cara baik-baik" ujar chenle.
Tepat saat bulan menjadi merah sepenuhnya, Sehun memerintahkan pasukannya untuk menyerang. Begitupun dengan Chenle.

Anak nct Dream mengeluarkan hewan partner mereka untuk membantu melindungi para pengawal.
Chenle bersama Jisung menghadapi Sehun Secara langsung.
"Sudah siap mati lagi?" Ucap Sehun sambil tersenyum remeh.
"Tidak akan ada yang mati paman" ujar Jisung Dengan percaya diri.

Puzzle Piece [ChenJi]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang