"Selamat pagi ayah" sapa dion dengan training lengkap dengan hoodie dan topi hitam.
"Pagi yon, sarapan dulu kalo mau keluar" perkataan yang setiap minggu pagi Dion dengar dari ayahnya yang sedang membaca koran di ruang tv dengan segelas teh hangat tawar.
"Dion kamu mau jogging?" tanya wanita yang sedang menuangkan susu kedalam tiga gelas itu.
"iya bunda, mau nitip apa?" Sahut dion sambil mendudukan diri di kursi ruang makan. "Bunda minta tolong, beliin bunda beberapa barang di mini market, tapi sebelum itu tolong bangunin dua abangmu dikamarnya" ucap sang bunda, lantas dion langsung beranjak menuju kamar kakaknya yang berada di lantai atas.
"Bang Dimas, bangun suruh bunda sarapan" ujarnya di depan pintu kamar yang masih tertutup rapat. Karna tidak ada sahutan, ia membuka pintu itu. Ternyata benar kakak lelakinya itu masih bergelung dengan selimut.
"bang bangun sarapan kata bunda" ujar dion sambil mengguncang badan Dimas
"iya yon duluan aja, gue mau mandi dulu" ucap dimas yang malah mengeratkan selimutnya.
"oke bang"
Setelahnya ia melangkahkan kaki ke kamar sebelahnya, "bang dirga udah bangun belum?" Kata dion sambil sedikit berteriak.
"iya, sebentar gue turun yon" balas dirga yang berteriak juga.
Ia beranjak turun kembali keruang makan. Lalu duduk dan memakan sarapannya satu gelas susu, dan roti gandum selai kacang kesukaannya.
"yon ini list barang yang harus kamu beli, bunda minta tolong ya" kata bundanya sambil memberikan dua lembar uang.
"okey bun, Dion berangkat ya"
"Yon"
"oit" Dion yang akan melangkah pun menoleh
"hari ini gue jadi lamar kia" ujar Dirga
"asiiiik good luck my brooo" ucap Dion sembari merangkul saudara lelakinya itu.
"widiiih keren anak ayah udah mau lamar cewek" sang ayah menimpali sambil berjalan menuju kursi makan.
"anak bunda udah bisa melamar ya" lanjut sang bunda yang sedari tadi memainkan handphonenya.
"Aku berangkat dulu yah, bun, bang assalamu'alaikum"
"wa'alaikumsalam" jawab mereka serempak yang berada diruang makan.
♡︎♡︎♡︎
Mini market pagi ini ramai tidak seperti biasanya. Jam menunjukan pukul sembilan, dan disinilah Raya, mencari makanan instan untuk sarapannya di minggu pagi. Dengan hodie lilac, training serta sendal jepit ia menelusuri rak makanan dan minuman.
Raya juga berencana untuk sekaligus membeli bahan kue, ia berinisiatif mengembalikan mangkuk kepada tante palupi dengan satu loyang kue sederhana yang ia buat sendiri.
tangannya terulur untuk mengaambil biskuit regal, namun ada tangan lain yang ikut mengambilnya.
"eh"
"eh"
ucap dua orang sambil memegang satu biskuit itu.
"Duh tinggal satu lagi, ambil aja deh" ucap pria bertopi itu.
"gapapa nih kak? Kebetulan lagi butuh banget sih" ucap raya, perasaannya tidak enak.
"gapapa ambil aja sok"
"thank you"
lalu keduanya berlalu dengan tujuan masing-masing.
"Sarapan apa ya" gumam gadis itu.
lantas ia mengambil serbuk matcha, susu full cream berukuran satu liter, semangka, buah naga, dan kiwi yang sudah dipotong dan di bukus plastik crap. Tak lupa dua onigiri chiken spy kesukaannya. Dirasa barangnya sudah cukup lantas ia menuju kasir.
"mbak sekalian beli tas belanjanya ya" ujar raya pada pelayan kasir
"baik kak, tas belanjanya lima ribu. Mau di tambah pulsanya sekalian?"
"Ngga usah mbak" jawab raya dengan senyum manisnya. Aneh. Raya ini malah senang jika di tanyai begitu.
"rotinya kak, lagi promo beli dua gratis satu masih hangat juga" ucap pelayan lagi sambil menunjukan stan roti yang baru saja di keluarkan dri pemanggang nya.
"boleh deh mbak rotinya yang green tea dua trus gratisnya keju aja" jawab Raya.
"totalnya jadi seratus dua puluh tujuh ribu dua ratus rupiah kak" ujarnya lagi, lantas Raya memberikan dua lembar uang berwarna merah dan biru.
"uangnya seratus lima puluh ya kak, ini kembalinya. Terimakasih." Ujarnya sambil memberikan kembaliannya
"sama sama" lantas Raya membawa belanjaan nya lalu keluar dari mini market tersebut.
"omg ada tahu crispy mau beli dulu ah" iya, tahu adalah cemilan kesukaan Raya, kadang di dalam kulkasnya selalu ada tahu yang siap untuk di goreng kapan saja.
"abang, berapa harganya?" Tanya Raya saat sampai di stand tahu crispy depan mini market itu.
"tujuh belas ribu neng udah pake sambel, sambelnya milih sok" ujar penjual tahu masih sambil menggoreng tahunya di kuali besar.
"mau satu ya bang, sambelnya yang kecap pedas aja"
"siap neng, di tunggu yah" Raya duduk di bangku plastik warna hijau yang di sediakan.
"mang irul biasa ya" suara itu menginterupsi Raya yang sedang memandangi api penggorengan, suara yang belum lama ia dengar. Lalu, Raya tersenyum sekilas ke arahnya. Gadis ramah.
"Siap yon, tumben sendiri aja ga sama aji" sahut penjual tahu yang dikaetahui namanya Irul.
Lelaki Aditya itu hanya tersenyum menanggapi sahutan mang Irul.
Dion duduk disebelah gadis berhoodie lilac itu, ia melihatnya sekilas dan tersenyum tipis.
"hehe mas ketemu lagi kita" terlihat kerutan tipis didahi lelaki itu, Extrovert. Pikir Dion.
"Baru pindah ya?" Tanya Dion
"iya, baru kemarin pindahnya" jawab Raya. Raya si gadis ramah.
"Dion" Dion mengulurkan tangannya
"ah, Elraya" Raya menjabat tangan Dion
"lain kali mungkin bisa ketemu lagi ya dion, duluan" Raya berdiri saat mang Irul sudah memasukan kotak tahu kedalam plastik.
"mang duitnya pas ya, hatur nuhun"
"sami-sami, panglaris ti nu geulis" setelahnya Raya melenggang pergi untuk pulang ke rumahnya dan mempersiapkan keperluan karna besok sekolah.
☆☆☆
𝐡𝐚𝐥𝐥𝐨
𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐲𝐚 𝐚𝐩𝐚𝐩𝐮𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐞𝐡𝐞𝐡𝐞 <3
𝐯𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐣𝐮𝐬𝐞𝐲𝐨𝐨𝐨
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Teen FictionSenjani itu adalah bingkai dari kesedihan mereka yang miliki luka, biasanya obatnya adalah pulang. Tapi bagaimana jika sang rumah tidak lagi menyambutnya dengan hangat? Bagaimana jika lupa jalan pulang? Bagaimana jika mereka tidak dipertemukan luka?