("Dingin yang perlahan mencair..")****
"Pagi Dhei.." suara itu menyapa saat Dheri sedang menata meja makan..
"Heyy pagi gan.." jawabnya. Dheri melirik jam dinding.
"Tumben lo jam segini udah rapi.." tanyanya..
"Yahhh.. gw mau langsung berangkat yah.." pamit Afgan. Dheri menatap adiknya, aneh ini kan baru jam enam lewat lima belas menit tumben sekali..
"Lo gk mau sarapan dulu.."
"Gk usah.." sahut Afgan
"Tumben banget sih buru-buru ada apa.?" Dheri menaikan sebelah alisnya. Afgan mnghela nafas
"Urusan penting kakak kuu yang kepo.." ucap Afgan.
Dheri mematung yang barusan itu Afgan?? Tumben sekali adiknya bersikap seprti biasanya, tidak cuek tidak dingin..
"Dei kok lu malah nglamun.." tegur Afgan
"Gan lo gpp kan??" Tanya Dheri. Afgan mengerutkan dahi
"Gpp.. gw berangkat ya.." Afgan meraih tasnya
"Papa.." Alesya turun dari tangga.
"Heyy sayang papa berangkat yah.." pamitnya memeluk Alesya.. gadis kecil itu mengangguk..
Afgan mengusap rambut Alesya lalu mencium putrinya..
"Byee sayang bye dhei.." Afgan melambaikan tangan meninggalkan rumah meninggalkan Dheri yang masih diam ditempat bingung.. ada yang aneh dengan sikap Afgan pagi ini.
Afgan masuk kedalam mobil tujuannya pertamanya tentu saja menjemput Rossa. Dan sarapan bersama gadis itu entahlah Afgan hanya ingin saja melakukanya..
****
Rossa baru saja selesai menyiapkan sarapan sudah rapi dengsn setelan kerjanya.. tadi bosnya itu menelfon bilang akan menjemput.
Gadis duduk di meja makan menghela nafas menyeruput teh panasnya.. matanya berkunang-kunang kepala Rossa pening..
Sebenarnya sejak bangun tidur tadi ia merasa kurang enak badan pusing meriang tapi karena Afgan bilang akan datang menjemput, Rossa memaksakan diri kerja, lagi pula ia tak mungkin cuti, inikan hanya flu biasa mungkin efek kehujanan semalam..
Rossa menutup wajah blushing sendiri jika mengingat peristiwa semalam.
Lelaki itu knpa bisa semanis itu.. pdahal ia fikir afgan adalah orang yang dingin tidak berperasaan ternyta benarlah cerita dheri dan Rania lelaki itu orang yang teramat baik. Rossa sadar itu..
"Duh knpa pagi-pagi malah mkirin manusia kutub itu sih.." gumam Rossa.
Disatu sisi rosa terkesan, kadang terharu, juga iba dengan lelaki berkacamata itu. Tapi ada sisi dimana kadang Rossa juga sebal dengan sikap Afgan perasaanya benar benar campur aduk ia sendiri tidak paham dengan bentuk perasaanya pada lelaki itu..
Ia menghela nafas panjang.. bel apartemenya berbunyi.
Rossa tau pasti itu Afgan ia mencoba memasang ekpresi biasa saja agar tidak salah tingkah.
Rossa menggigit bibir jantungnya sudah berdebar cepat sekali.. ayolahh kenapa jantung milik rania selalu seperi itu. Atau Rossa sendri yang tak bisa mengendalikan perasaanya..
Gadis itu bangkit beranjak membuka pintu. Lelaki itu menatapnya
"Good morning ibu sekretaris bawel.."sapaan Afgan saja sudah membuat Rossa tak tahan menyunggingkan senyum manis
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You
Rastgeletentang Rossa yang harus berusaha menbus janjinya pada seseorangg.. seseorang yang begitu berjasa menyelamatkan nyawanya... tentang Afgan yang terpenjara rasa bersalahh yang membuatnya menghukum diri sendiri dan menyakiti diri sendiri.. lalu saat ke...