Episode Spesial : Jung Rion

5.5K 643 30
                                    

Ini adalah chapter bonus. Tidak dibaca juga gak masalah karena gak ngaruh ke plot.

Meski pun begitu, vote dan komen tetap sangat diapresiasi :D

Next chapter akan kembali fokus ke Chaeng dan Jahe.

***

Senin pagi Chaeyoung dimulai seperti biasa. Ia sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan, Jaehyun sibuk menyiapkan Rion untuk sekolah, dan Rion sibuk mengoceh tentang film kehidupan kudanil yang ditontonnya semalam.

" ... Papa tahu nggak kalau, kudanil makan cuma di malam hari? Terus kudanil suka banget berendam di lumpur dan dia nggak pernah sakit."

"Masa sih?" Jaehyun menjawab seadanya sambil membantu Rion mengenakan seragam.

"Iya, padahal kudanil mainnya di lumpur kotor tapi nggak pernah sakit. Tapi, kenapa kalau Rion main lumpur Mama selalu bilang nanti Rion sakit?"

"Memang Mama kadang berlebihan. Padahal main lumpur seru ya, Rion."

"Iya! Rion suka."

"Nanti kapan-kapan kita main lumpur ya."

"Biar kaya kudanil ya, Papa."

"Iya. Rion aja yang jadi kudanilnya, Papa tetap jadi manusia."

"Yes!!" Rion meloncat kegirangan.

"Udah ganteng nih." Jaehyun membetulkan letak dasi berwarna kuning di kerah baju Rion. "Yuk, kita sarapan."

"Kapan kita main lumpurnya, Pa?" Rion bertanya sambil berjalan menuju meja makan.

"Nanti."

"Nanti kapan, Pa? Rion mau sekarang. Rion mau main lumpur sekarang." Rion merengek sambil menggoyang-goyangkan tangan Jaehyun yang ia gandeng.

Melihat reaksi Rion yang seperti ini, Jaehyun seketika sadar kalau ia baru saja menggali kuburannya sendiri. Sudah tahu, Rion itu kalau sudah ada kemauan harus ditururi, sekarang ia malah dengan sukarela menawarkan.

"Nanti. Hari ini kan Rion sekolah, Papa Mama juga harus kerja."

"Rion mau sekarang. Sekarang Papa." Rion merengek dan bibirnya sudah mencuat seperti mau menangis.

"Rion, kenapa manyun begitu?" Chaeyoung berkomentar  saat melihat wajah Rion yang sudah memerah. Kalau begini pasti ada yang tidak beres.

Jaehyun buru-buru menggendong Rion dan berbisik di telinga anak laki-lakinya, "jangan nangis, nanti Mama marah. Kalau Mama marah nanti kita nggak jadi main lumpur."

"Kapan main lumpurnya, Pa?" Rion ikut berbisik di telinga Jaehyun, takut kalau sang mama akan mendengar.

"Nanti, sekarang sarapan dulu," jawab Jaehyun sebelum mendudukan Rion di bangku khusus dengan kaki yang tinggi.

"Kenapa Rion nangis?" tanya Chaeyoung dengan sorot mata curiga.

Rion menggeleng sambil dengan setengah mati mencoba untuk menahan tangis. "Rion nggak nangis, Ma." Bocah itu mengucek matanya berkali-kali agar air mata tidak menetes dan menyedot ingus yang sudah mau terjun bebas dari lubang hidungnya.

Chaeyoungmelirik Jaehyun meminta penjelasan, tapi Jaehyun hanya mengangkat bahu.

***

Jaehyun itu tipe orang yang harus makan berat untuk sarapan, jadi Chaeyoung selalu memastikan ada nasi di menu makan pagi mereka.

Berbeda dengan Jaehyun, Rion nggak bisa makan nasi di pagi hari. Kalau makan Nasi, biasanya Rion akan sakit perut. Jadi, Chaeyoung biasanya mengganti karbohidrat Rion dengan roti, kentang rebus, atau gandum.

My Valentines ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang