"Makasih ya, kak. Hati-hati di jalan. Kalau udah sampai rumah, kabarin."
"Siap!"
Nessa beranjak keluar dari mobil Jinan. Melambaikan tangannya sebentar kepada Jinan, yang sempat dibalas sebelum cowok itu melajukan mobilnya pergi.
Hari ini mood-nya sedang sangat baik. Bagaimana tidak? Siang tadi, dia dipertemukan dengan satu lagi orang baik. Yaitu Yuni, mamanya Jinan dan juga Chanu. Nessa jadi penasaran, bagaimana dengan suaminya Yuni? Apakah beliau juga sebaik istri dan anak-anaknya? Atau jauh lebih baik lagi? Nessa yakin, pasti bapak dua anak itu adalah orang yang sangat-sangat baik. Jika dilihat dari anggota keluarganya saja sudah sebaik itu, apalagi kepala keluarganya, kan? Pasti keluarganya hangat banget, pikir Nessa.
Cewek itu memasuki rumahnya dengan senyuman yang tak luntur di wajah manisnya. Dilihatnya Santi, sang mama, sedang bersantai di ruang tamu.
Nessa mendaratkan bokongnya di sofa sebelah Santi. Menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa. Memejamkan matanya, merasakan lelah yang mulai datang menghampiri. "Kok capek banget ya rasanya? Padahal gak lari-larian tadi," batinnya.
"Baru pulang? Kok calon menantu mama gak disuruh mampir sih?"
Merasa ada yang aneh dengan pertanyaan mamanya, Nessa langsung membuka mata dan menatap agak sinis ke Santi. "Mana calon mantu, mana?!"
"Ih, aneh kamu. Itu tadi yang nganterin kamu pulang."
Nessa menghela napas dan kembali memejamkan matanya. "Mama yang aneh."
Seakan teringat sesuatu, Santi meletakkan HP yang sedari tadi sedang dimainkan olehnya. Wanita paruh baya itu menghadap ke arah anaknya. "Oh iya, katanya kamu tadi ketemu orang tua temen kamu itu? Jadi gimana sama calon besan mama? Orangnya baik gak?"
Untuk kedua kalinya, Nessa menghela napas berat. "Mau banget besanan sama orang tuanya Kak Jinan?"
Santi mengendikkan bahu dan mengambil kembali HPnya. "Kalau emang bibit bebet bobotnya baik, kenapa enggak?"
"Ya udah, doain aja semoga mama beneran besanan sama orang tuanya Kak Jinan." Nessa berdiri dan meninggalkan Santi. "Dah ah, Nessa mau mandi."
***
Nessa kembali ke kamarnya setelah selesai membersihkan dirinya. Terdengar beberapa notifikasi pesan yang masuk di HPnya. Nessa mengambil HPnya yang berada di atas kasur dan melihat siapa yang mengiriminya pesan sebanyak itu, karna bunyi notifikasi di HPnya itu tidak berhenti cukup lama.
"Siapa sih? Spam banget berisik!"
Ternyata notifikasi dari grup chat yang beranggotakan dirinya, Vivi, dan Ayla. Memang sengaja tidak Nessa bisukan notifikasinya. Tapi kalau seperti ini terus, mungkin Nessa akan berubah pikiran. Dengan segera Nessa membaca pesan-pesan yang dikirimkan oleh teman-temannya.
AQUAmbyar
Ayla bucin, Vivi🐶, YouAyla bucin
Pppp
Kok diem-diem aja sih
Cerita sini yg abis ktmu calon mertuaVivi🐶
Avv
Calon mertua gak tuhhhh
Gapake aba-aba, lgsg gas aja anjrAyla bucin
Emang ya nessa tuh bisaan
Gue aja dulu pacaran udh sebulan lebih
tp msh belom disuruh ke rmh sm emaknya chanu
Lah ini nessa..
Jadian aja belom, kenal juga masih baru
Udah diajak ke rumah anjr
Menangis dedeq 😭Apasih kalian
Berisik tauVivi🐶
Lo pake pelet ya nes?
NGAKU!
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY [hiatus]
Fanfiction"Mmpphhh.." "Lephh.. passhh!!" Nessa berhasil mendorong dada Jimin agar melepaskan ciumannya. Jujur saja, Nessa sudah hampir kehabisan oksigen karena ciuman itu. Tanpa Nessa sadari, ternyata Jinan, yang menyandang status sebagai kekasihnya itu melih...