Seperti yang dijanjikan oleh Ray, Mereka berdua sudah sampai di supermarket terdekat.
"Pokoknya harus beli yang banyaaak!!" Ucap Reyna sambil membentuk bulat diudara.
"Iya, sayang" Balas Ray terkekeh sambil mengelus rambut Reyna.
"Ayook" Reyna menarik tangan Ray masuk kedalam supermarket.
"Pelan-pelan!" Tegur Ray yang terkesan lembut.
Reyna lagi sibuk mencari es krim. Sedangkan Ray sedang berdiri disamping Reyna sambil melihat wajah Reyna yang raut wajahnya berubah-ubah.
"Hai Ray!" Sapa seseorang.
Ray melihat kesamping melihat seseorang yang menyapanya. Ray kemudian memasang raut bingung melihat seseorang yang tak ia kenal namun mengenalnya.
"Udah gue duga. Lo pasti lupa sama gue. Gue Erika" Erika mengulurkan tangannya.
Ray hanya menatap datar Erika. Tanpa membalas uluran tangan Erika, Ray kembali mengalihkan pandangannya ke arah Reyna yang sedang menatap dirinya dan Erika.
Erika menatap miris tangannya kemudian menarik kembali tangannya.
"Gak kenal" Ucap Ray ketika melihat raut wajah Reyna yang tal bersahabat.
"Hai kak! Aku Reyna" Reyna mengulurkan tangannya tanpa memperdulikan Ray yang memutar bola matanya.
"Erika" Erika membalas uluran tangan Reyna dengan malas dan tersenyum paksa.
"Kalau gak suka, Mending pergi" Ucap Ray ketika melihat mimik wajah Erika.
"Ihh apaan sih Bram! Dia temen Bram loh, masa gitu" Tegur Reyna memukul pelan lengan Ray.
"Em, kalian ngobrol aja! Reyna masih mau nyari cemilan" Suruh Reyna beralih mencari cemilan di rak sebelah.
Erika kemudian menggandeng tangan Ray membuat Ray murka.
"Gak usah pegang-pegang!!" Sentak Ray melempar kuat tangan Erika membuat Erika meringis dan pura-pura menangis.
Reyna menoleh ketika mendengar seseorang meringis dan terisak.
"Bram ihh! Kok kasar banget sama perempuan?!" Reyna menghampiri Erika dan mengambil alih mengelus lengan perempuan itu.
"Ck. Pencitraan" Cibir Ray malas.
"Ini beneran sakit tau!" Sahut Reyna.
"Udah sayang... kita bayar belanjaan kamu. Trus pulang" Ajak Ray menarik tangan Reyna.
"Kak Erika harus ikut! Kita obatin dulu!" Ucap Reyna.
"Gak usah Na. Udah lumayan sembuh kok, shh..." Ucap Erika meringis bohong diakhir kalimatnya.
"Itu pasti sakit kak! Kakak ikut kita aja. Entar kakak dianterin sama Bram kalau udah diobatin!" Bujuk Reyna membuat Erika tersenyum dan menyetujui ajakan Reyna.
"Yaudah, gue ikut" Ucap Erika tersenyum senang.
Lalu mereka bertiga berjalan dengan Reyna berjalan dibelakang. Kenapa? Karena kata Reyna, 'Biar Kak Erika dipegangin sama Bram' . Dan dengan senang hati, Erika menggandeng tangan. Tidak dengan Ray. Ia menyetujui ini karena Reyna mengancamnya. jika dirinya tidak memegang Erika, Reyna akan tidur di sofa malam ini. Dan tentu saja, Ray tidak akan membiarkan Gadisnya tidur disofa.
Sesampainya diparkiran, Erika menyuruh Reyna duduk dikursi penumpang dan dirinya duduk disebelah Ray.
"Gak! Gue gak setuju!" Ketus Ray.
"Tapi, gue pengen" Rengek Erika membuat Ray jijik.
Reyna tidak tega Erika merengek seperti itu. Dia memilih lebih dulu duduk dikursi penumpang dan tak lupa menaruh belanjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE RAY (END) ✔︎
Dla nastolatków"Lo pacar gue! Dan milik gue selamanya" Ucap lelaki itu memegang lembut dagu Reyna "Kamu mau Reyna jadi milik kamu? Tapi, Reyna gak mau..." Tolak Reyna lembut menatap kedua manik mata cowok tersebut dan tak lupa bibir yang dimanyunin kedepan menanda...