1

0 0 0
                                    

Bagaimana hari ini? Pertanyaan yang akan di lontarkan orang lain di malam hari setelah lelahnya beraktivitas. Namun, sudah seminggu ini aku tak mendapatkan pertanyaan tersebut.

Aku meletakan ponselku, setelah beberapa kali mengeceknya dan tak ada pesan disana. Aku kembali mengambil nya dan mengetik sebuah pesan dan menghapusnya. Lagi dan lagi.

Ah sial.

Tak lama setelah itu sebuah ponsel masuk.

Ilham send a message ;
"Hai, cantikku.. Apakabar? Gimana harinya?"

Aku menghela nafas, bukan dia yang aku harapkan. Ya, ilham pacarku. Kita sudah berpacaran cukup lama, 1 tahun? Oh tidak 1 tahun lebih 2 bulan. Dia baik, sangat baik, tapi terkadang aku merasa dia sudah banyak berubah. Entahlah.

Aku mulai mengetik dan bercerita, seperti kebiasaanku setiap harinya.

"I'm good babe, hari ini aku berhasil dapetin project terbaru yang kolaborasi sama pt meraki. Trus hari ini aku habis nyobain salah satu coffee shop yang kemarin baru launch, dan itu enak banget. Kapan-kapan kita harus kesana berdua sih hzzhahah"
"Kamu sendiri gimana? Ada cerita apa hari ini?

Send.

Sembari menunggu balasan ilham aku memutuskan untuk mandi. Selesainya aku berjalan ke lemari dan meraih koper di atas lemari ku. Memilih beberapa setelan baju dan merapikan nya ke dalam koper. Ah~ aku lupa mengececk ponsel ternyata, batinku sambil membuka kunci layar ponselku. Dan benar ilham sudah membalas pesanku sejak setengah jam lalu.

Ilham send a message ;
"Oh ya? Good job! Saras ku emang keren! Congrats babe, aku bangga sama kamu. Hmzzz kopi mulu, iyaaa kapan kapan ya kita kesana"
"Kek biasa, gada yang menarik untuk diceritakan. Flat aja haha. Kerja pulang kerja lanjut kerja lagi hehe workaholic sekali ya, kaya tidak tipes iya xixixi"

Aku tersenyum tipis, ada gemercik bahagia disana. Setiap kali ia menyebut namaku seperti itu selalu membuat pipiku memanas, ya setidaknya itu terjadi 6 bulan lalu. Sekarang? Entahlah. Aku mencintai dia tapi aku tidak bisa sebahagia seperti dulu. Kosong.

Aku menggeleng menepis semua pikiran ku.

"Makasih ya ham udah selalu support aku"
"Haha kamu tuh, kopi tuh enak tau kalau uda nemu feel naaaaaaaa!!!!!"
"Udah apal jawabannya"

Send.

Belum ada satu menit ilham sudah membukanya, dan notif di layar atas kiri berubah menjadi typing.

Ilham send a message ;
"Kemana aja rasss -_- kangen tau!"
"Iya, sama sama"
"Hmzzzzz enakan es teh di warung bu yum 3 rebo dapet sekebon"

Sambil lanjut berberes aku masih asik membalas pesannya, tertawa kecil dengan candaan receh yang selalu dia lontarkan. Diam-diam ingatanku di masa masa pdkt berputar.

Hari itu sehabis menjemputku di tempat kerja, menggunakan sepeda motornya kita pergi ke warung bu yum memesan dua bungkus es teh. Kami pikir isinya standar seperti warung lainnya. Ternyata sebungkus plastik es teh bisa diminum 3 orang. Dengan harga yang cuma 3 ribu. Aku melongo keheranan menahan tawa, tak menyangka.

Lanjut pergi ke puncak, sepanjang jalan kita menyanyi bersama dan bercerita berbagai hal. Dari yang ga penting sampe yang penting banget.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Toxic - xgabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang