[5]

461 72 10
                                    

menyadari ada sesuatu yang tidak beres, tungkai panjangnya berhenti bergerak, mendengus pelan kemudian membuat posisi berlutut, ia mengatur kembali tali sepatu yang terlihat tidak teratur dan acak acakan itu

merasa sudah rapi, ia bangkit kemudian kembali berjalan santai di jalanan sepi koridor, kedua tangannya ia lesakkan kedalam kedua kantung celana seragamnya

berjalan menuju tempat tujuan, kedua bola mata itu membulat.

pemandangan di depannya ini sungguh membuat terkejut, dua kakak tingkat dalam keadaan bertaut bibir mesra di pojok tembok toilet. ah ya ampun niat membuang hajat mengapa malah mendapat pemandangan seperti ini???

riki buru buru berbalik badan sebelum pasangan itu menyadari kehadirannya, karena akan sangat canggung nantinya

berakhir riki mengurungkan niatnya untuk membuang hajat, namun satu hal mengganjal pikirannnya. tadi itu—salah satu kakak tingkat yang ia lihat, pernah menarik tangan kak sanarya ketika di kantin...

tepat setelah ia berbalik dan buru buru berjalan, ia mendapati sanarya dengan seragam olahraga yang ia kenakan, berjalan pelan sembari tak berhenti mengarahkan pandangan pada sikut nya

"kak? kenapa?"

"eh... hai riki, emmm ini aku tadi jatuh"

dengan buru buru, riki mendekat pada sanarya, kemudian menggenggam lengan kiri sang kakak kelas "kok bisa sih, kak? sini aku lihat dulu"

"main sepak bola tadi, hehe" sanarya memberikan tawa kecil di akhir katanya

"di obati dulu ya kak?" ajak riki

sanarya mengangguk kecil mengiyakan "ingin ke toilet dulu, mau cuci luka nya"

mendengar itu, riki segera menahan lengan sanarya

ah tidak, kak narya tidak boleh lihat adegan yang seperti itu! riki tidak akan membiarkannya.

"e-eh jangan, kak. dibersihkan pakai alkohol aja nanti"

"eum? memangnya kenapa?" yang lebih tua memiringkan kepalanya sedikit karena rasa penasaran

"eng-ga apa apa, biar lebih cepat aja"

anggukan diberikan oleh sanarya, ia membiarkan riki menggenggam lengannya dan menggiringnya menuju unit kesehatan sekolah untuk diobati




















(𝗦𝗔𝗡𝗔𝗥𝗬𝗔)





















"di tiup, ga apa apa ya, kak?" setelah memberikan alkohol pada luka sang kakak tingkat, riki bertanya

"huum, tiup aja" tanpa ragu, sanarya mrngangguk

riki memberikan tiupan kecil pada sikut sanarya, yang lebih tua tersenyum kecil dibuatnya

"memangnya berpengaruh?"

gelengan polos diberikan oleh sanarya "engga"

riki malah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, malu.

yang lebih tua terkekeh

"k-kenapa ketawa?" yang lebih muda kebingungan






"kamu lucu, riki"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sanarya - SunkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang