11. Bayi-bayi Dirgantara

5.1K 498 48
                                    

Sewaktu taman kanak-kanak, Jevian dan Jovan pernah terlibat pertengkaran sengit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sewaktu taman kanak-kanak, Jevian dan Jovan pernah terlibat pertengkaran sengit. Ya pertengkaran sengit antara anak-anak berusia hampir lima tahun. Mereka bertengkar karena hal sepele bagi orang lain tapi bagi mereka itu adalah pertengkaran hebat.

Masalahnya adalah dot susu. Namanya juga anak empat tahun, apalagi masalah selain saling ejek dan berujung menangis. Jovan yng tak mau kalah, dan Jevian yang cengeng. Keduanya bertengkar tanpa melukai satu sama lain. Hanya saling adu mulut lalu mengadu pada masing-masing orang tua mereka.

Menyebabkan keduanya tak bertegur sapa selama satu hari lebih tujuh jam. Karena saat selesai salat subuh berjamaan keduanya langsung saling meminta maaf satu sama lain.

"Bunda... Jojo jaat." Jevian kecil mengusakkan wajahnya pada pangkuan Jihan. Anak itu mengadu kepada sang ibu karena Jovan baru saja mengatainya anak kecil karena masih minum susu dengan botol dotnya.

Padahal memang masih kecil.

Sedangkan Jovan, anak itu dengan santainya duduk di samping sang ibu dengan segelas susu coklat di pelukannya. Agak jauh memang dari Jevian dan Bunda Jihan. Seperti memanas-manasi si adik sepupu agar dia cepat menangis. Hobi Jovan adalah membuat Jevian menangis omong-omong.

Hari ini, keluarga Dirgantara mengadakan pesta keluarga. Merayakan suksesnya perusahaan baru milik Sofian. Hanya ada keluarga kecil Sofian dan keluarga kecil Keenan. Ada juga Awan dan Abu. Panggilan sayang untuk Kakek dan Nenek dari cucu-cucunya.

Awan dan Abu pertama kali dicanangkan oleh Jaffar sewaktu umurnya sudah menginjak enam tahun. Katanya, Awan dan Abu itu lucu. Awan yang selalu cerah ceria dan Abu yang cerewet seperti Nonny -si baby sitter yang menjaganya sejak bayi.

"Kenapa, Sayang? Hmm? Di-apain sama Abang?"

"Jojo! Bukan Abang. Iyan ndak mau panggil Jojo Abang!" bocah berumur empat tahun itu malingkan wajahnya. Dengan bibir sedikit dimajukan. Lalu tak lama, mengesap susu miliknya.

"Loh kok kaya gitu? Adek nggak boleh gitu ih." Jihan memberi pengertian. Tubuhnya disetarakan dengan tinggi sang putra bungsu dan menyingkirkan poni si bungsu yang telah bsah karena keringat. Pasalnya, Jevian selalu memanggil Jovan dengan sebutan Abang.

"Karena Jojo jaat. Iyan ndak syuka tau." lagi-lagi Jevian memalingkan wajahnya. Seperti terburu-buru, anak itu langsung menyesap minumnya. Lalu mengangkat kedua tangannya meminta untuk digendong.

Iyan dan Jojo adalah panggilan kecil mereka.

"Emang Abang jahat gimana hm? Abang nakalin Adek?" Jihan membingkai wajah menggemaskan milik sang putra. Lalu mengangkat si bungsunya ke dalam pangkuannya.

Istri dari Ananda Keenan itu merebahkan tubuh sang putra dalam dekapannya. Terus mengelus surai lembut milik sang buah hati yang masih asik menghabiskan minumannya dengan kedua mata indahnya yang terlihat sayu. Pasti anaknya itu sudah mengantuk.

meilleurs amis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang