Pasti ada alasan mengapa seseorang dilahirkan, entah untuk tujuan atau sebuah pencapaian.
Ini sudah hari ke-23 setelah aku menginjak usia 20 tahun di dunia. Dan selama itu, jangankan untuk memahami isi dunia, mengenali diri sendiri saja aku masih tiada daya serta upaya.
Entah kehidupan seperti apa yang ku inginkan, pencapaian seperti apa yang mampu ku wujudkan. Rasanya jauh lebih sulit menasihati diri sendiri, dan menguatkan batin menghadapi yang lebih pahit dari ini.
Aku yang belum menjadi apa-apa, dan tak tahu akan seperti apa.
Bekerja sedari fajar hingga larut malam bak seorang ibu yang sedang mengandung lamanya, kemudian pulang tanpa pencapaian. Tak sepeserpun mampu ku berikan.
Lelahku seperti tanpa hasil, atau mungkin aku yang belum berhasil.
"Inikah kerja keras yang selama ini kuperjuangkan?" Batinku menggerutu, "Hingga tanpa rasa sabar meninggalkan kampung halaman, menyisakan sebuah rasa kehilangan, kemudian berakhir pulang hanya menggenggam sebuah harapan? Cih!"
Aku yang selalu terburu-buru, bertindak seakan tak ada lagi waktu.
Untuk kedua kalinya aku masih belum bisa berdamai dengan rasa tak nyaman. Tak satupun insan dapat mengendalikan perasaan. Namun, beberapa diantaranya selalu mampu menerima setiap perubahan.
"Tidak ada pekerjaan yang menyenangkan." Ucap mereka menenangkan, tapi tak berhasil merubah keputusan.
Andai aku begini, andai aku begitu...
Seperti tiada hari tanpa sebuah penyesalan.Tubuh terbaring
Mata menatap kosong
Nyawa di ujung raga
Otak berputar diatas rata-rataKehilangan minat pada apa yang sebelumnya ditekuni.
Hilang selera pada apapun yang sebelumnya dicintai.Tidak sedang mengalami titik terendah.
Karena seperti biasanya, belum pernah beranjak dari keterpurukan.Keadilan itu ada bagi setiap orang yang memberontak dengan tegas pada apa yang tidak bisa diterima nya. Dan aku? Secara paksa menjalani hal-hal yang tidak kusukai.
Semua orang berhak menyerah pada hal-hal yang memang bukan porsinya.
Jangan memberi kalimat penenang dengan mengatakan "Ngeluh boleh, nyerah jangan", lelah batin-nya tetap tak bisa kau obati, rumit pikirannya takkan sembuh oleh motivasi.Lagi-lagi yang kulakukan hanya menghela nafas berat. Memangnya apa lagi? Mengeluh bukan tempatnya, berjanji bukan saatnya. Yaa, meskipun berpikir tiada hentinya..
Pikiran-pikiran yang tak jua membuahkan hasil. Seperti membuang waktu untuk hal tidak berguna. Dan pada kenyataannya, memang benar tak berguna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Motivasi dari orang tak berguna
Non-FictionSeni terbaik dari rasa tak percaya diri. Bagian terburuk dalam hidup bisa menjadi sisi terbaik dalam cerita. Rasa simpati itu tak ada, yang ada hanya rasa penasaran berujung candu tak ter-elakkan. Membaca dari bait pertama hingga akhir kata tanpa pe...